Tuesday, December 15, 2009

Michael D. Ruslim (CEO Astra International), Astra Tidak Melulu Bisnis


Enam tahun sudah Michael D. Ruslim diserahi tanggung jawab sebagai CEO Astra International. Saat memegang tampuk jabatan itu, kinerja Astra terpangkas cukup dalam. Laba bersih Astra dan anak perusahaannya anjlok 32% dari Rp 5,5 triliun pada 2005 menjadi hanya Rp 3,7 triliun pada 2006. Sementara pendapatan bersih Astra sepanjang 2006 mencapai Rp 55,5 triliun, turun 10% dibandingkan 2005 yang sebesar Rp 61,7 triliun. Penyebabnya, adalah melemahnya daya beli konsumen karena kenaikan BBM.
Kini, situasi yang hampir mirip juga terjadi pada 2009. Krisis ekonomi global menyebabkan pendapatan Astra tidaklah sebagus periode yang sama 2008. Tercatat, laba usaha Grup Astra turun sebesar 5% menjadi Rp 9,50 triliun dari Rp 9,96 triliun pada kuartal III 2009.

Namun demikian Michael tetap optimis. Ia yakin kinerja Astra akan semakin membaik. ”Meski kinerja perseroan pada sembilan bulan pertama 2009 belum menyamai pencapaian pada periode yang sama di 2008, tapi kondisi ekonomi semakin kondusif dan secara umum akan membaik menjelang akhir 2009”, tukasnya. Memang optimisme Michael bukan tanpa alasan, apalagi tren menunjukkan dari kuartal ke kuartal anak-anak perusahaan Grup Astra. Pendapatan bersih Grup Astra pada kuartal ketiga 2009 meningkat sebesar 11% dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mengalami pertumbuhan 8% dibandingkan kuartal pertama 2009.

Catur Dharma
Untuk mencapai target tersebut, Michael juga mewanti-wanti para karyawan Astra agar tidak berpikir dan bertindak business as usual. Sebaliknya, ia percaya pada konsep changing within continuity untuk mengimbangi situasi perekonomian yang kerap kali berubah. “Perubahan dalam kontinuitas adalah sikap terbaik yang harus dilaksanakan bersama di seluruh lini organisasi Astra, untuk mewujudkan bisnis Astra yang berkelanjutan,” katanya dalam satu kesempatan.

Namun diluar target dan pertumbuhan bisnis sebagai ukuran keberhasilan, dalam berbagai kesempatan Michael yang selalu turun ke lapangan termasuk aktifitas sosial dan kemasyarakatan, senantiasa menekankan pentingnya Catur Dharma sebagai falsafah perusahaan kepada seluruh karyawan Grup Astra.

Pria kelahiran Buah Batu, Bandung ini, memang dikenal sebagai memegang teguh nilai-nilai Astra yang terhimpun dalam konsep Catur Dharma. Empat nilai tersebut, adalah : menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, saling menghargai dan membina kerja sama, berusaha mencapai yang terbaik. “Saya percaya Catur Dharma mengandung nilai-nilai kebenaran yang akan tetap menjadi pedoman Astra dalam mencapai tujuan perusahaan, serta untuk menghadapi tantangan bisnis di masa depan,” paparnya.

Sebagai perwujudan falsafah pertama “menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara”, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-81 (28/10/2009), Michael bersama seluruh pimpinan Grup Astra meluncurkan SATU (Semangat Astra Terpadu) Indonesia. “Ini merupakan program-program yang merefleksikan dan menyemaikan semangat persatuan Grup Astra, tidak hanya sebagai karyawan namun juga sebagai anak bangsa yang terpadu untuk kemajuan serta persatuan Indonesia menuju bangsa yang sejahtera dan bermartabat”, tuturnya.

Corporate Social Responsibility
Tak seperti CEO Astra sebelumnya, Michael D. Ruslim lebih dikenal sebagai sosok yang low profile. Dalam berbagai kesempatan, ia tampaknya lebih menyukai kapasitas sebagai man behind the gun, dengan memberikan banyak kesempatan kepada jajaran dibawahnya untuk tampil dan berbicara di depan publik.
Karenanya, jarang sekali Michael memenuhi undangan yang bersifat seremonial, meski itu adalah ajang bergengsi seperti yang diadakan Majalah Finance Asia. Pada perhelatan tahunan yang digelar Juni 2009 lalu misalnya, Astra memborong tiga posisi teratas. Yakni predikat terbaik di kategori tata kelola perusahaan, Chief Executive Officer, dan pengelolaan perusahaan (best managed company).

Pada ajang itu, Astra juga menempati penghargaan untuk empat kategori lainnya yang penganugerahannya dilangsungkan di Hotel Shangri-la itu. Di kategori hubungan investor dan Chief Finance Officer terbaik, Astra berada di posisi kedua. Chief Finance Officer Astra Simon J. Mawson menerima penghargaan itu. Perusahaan ini juga mendapat peringkat ketiga untuk tanggung jawab sosial korporat, dan posisi keempat untuk perusahaan dengan komitmen dividen yang kuat.

Sebenarnya sudah beberapa kali Grup Astra mendapat predikat CEO dan pengelolaan perusahaan terbaik dari majalah yang berbasis di Hong Kong itu. Namun seperti ajang sebelumnya, kembali Michael lebih memilih mengutus perwakilan untuk menerima penghargaan tersebut.

Rupanya bagi Michael aktifitas yang terkait dengan CSR lebih utama. Falsafah catur dharma tampaknya sudah sangat melekat dihatinya. Salah satu kepeduliannya yang kuat, ditunjukkan saat terjadi gempa pada Padang September 2009. Sebenarnya ketika gempa terjadi, Michael tengah dalam kunjungan bisnis ke Jepang. Namun, hanya selang sehari ia memutuskan untuk segera kembali ke Indonesia.

Setiba di tanah air, Michael segera melakukan koordinasi dengan seluruh jajaran Grup Astra. Michael bahkan memutuskan untuk mencarter pesawat khusus guna melihat langsung lokasi gempa yang luluh lantak.

Tak kurang dari Rp 3 miliar digelontorkan oleh Grup Astra untuk membantu korban gempa di Provinsi Sumatera Barat. Secara bertahap bantuan berupa makanan, pakaian, obat-obatan, tenda dan peralatan berat langsung diserahkan pada hari kedua ke wilayah Padang dan Pariaman.

"Bantuan tersebut diberikan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial Astra kepada para korban gempa di Sumatera Barat seperti halnya yang dilakukan Grup Astra pada musibah gempa Tasikmalaya,” ujar Michael.

Sokongan tersebut disalurkan melalui empat wilayah yakni, Pekanbaru, Medan, Palembang dan Jambi melalui jalur darat. Paket bantuan secara langsung tersebut merupakan program bantuan jangka pendek yang akan berlangsung selama bulan Oktober 2009. Sementara untuk program jangka menengah dan panjang akan diteruskan dengan rehabilitasi bangunan sekolah, rumah ibadah, dan fasilitas umum lainnya.

Beberapa anak perusahaan yang ikut menyumbang lain, PT Astra Honda Motor bantuan senilai Rp 500 juta ditambah 500 buah tenda; PT United Tractors Tbk bantuan (Rp 504 juta, termasuk didalamnya pemanfaatan alat berat, yaitu delapan unit ekskavator dan sebuah wheel loader); PT Astra Agro Lestari Tbk (Rp 100 juta), PT Pamapersada Nus , PT Traktor Nus , PT SERA, Isuzu Sales Operation, PT PermataBank, dan Masjid Astra.
Kepedulian Astra terhadap gempa Padang tampaknya melengkapi berbagai program CSR yang memang sudah menjadi bagian dari DNA perusahaan. Itu sebabnya, tak perlu heran jika Michael rela bersusah payah untuk mendatangi berbagai pelosok wilayah hanya untuk memastikan program CSR yang digagas oleh Grup Astra dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.

3 comments:

My Blog said...

Telah meninggal Dunia

Bp. MICHAEL D. RUSLIM
Presiden Direktur PT Astra International Tbk
dalam usia 56 tahun
Pada hari Rabu, 20 Januari 2010, pukul 07.06 waktu Singapore

Keluarga yang berduka:
Istri : Ibu Trisni Puspitaningtyas
Anak : Gisela Deamanda Prasadhistika & Mayongga Gilang Pragiwaksana

Jenazah akan disemayamkan di Jl. Taman Patra IX No.9 - Kuningan, Jakarta 12950
Pemakaman akan dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Januari 2010 pukul 08.00
di San Diego Hills, Karawang

Untuk pengiriman bunga, silakan ditujukan ke alamat Jl. Taman Patra IX No.9 - Kuningan, Jakarta 12950

My Blog said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Mas Uday, salam kenal, salam mulia. Izinkan kami mencopy artikel Micahel D. Ruslim, ini untuk calon buku kami Leaders with Passion,dengan menyebutkan sumber dari blog mas Uday. bolehkah?
terima kasih sebelumnya atas kebaikan dan izin dari mas Uday, harry "uncommon" dan Shaheena Nazir, trainer Leadership
balasan silahkan dialamatkan ke: harry.uncommon@yahoo.co.id, kami tunggu ya.