Monday, March 15, 2010

20% Saham XL Senilai Rp 6,1 Trilyun Siap Dilego


Pemegang saham mayoritas PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Group Bhd, berniat melepas 20% sahamnya di EXCL ke pasar lewat mekanisme placement (penawaran saham terbatas). Penjualan saham tersebut bertujuan meningkatkan likuiditas saham EXCL di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan harga saham EXCL di pasar saat ini yang sebesar Rp 3.550 per saham, maka Axiata Group berpotensi mengantongi dana segar sekitar Rp 6,11 triliun.

Dalam surat keterbukaan informasi yang disampaikan Axiata Group kepada bursa efek Malaysia, Jumat pekan lalu (12/3), Dato' Sri Jamaludin Ibrahim, CEO Axiata, mengatakan XL telah mengalami perkembangan pesat baik secara operasional maupun finansial pada tahun 2009. "Kami yakin, sekaranglah waktu yang tepat untuk melakukan penawaran ini, sehingga investor dapat berpartisipasi dalam kemajuan XL," kata Sri Jamaludin.

Ia menambahkan, Axiata yakin peningkatan kepemilikan saham oleh publik akan berdampak positif bagi perkembangan EXCL dalam jangka panjang. Penawaran itu juga bermaksud mendukung pasar modal Indonesia. "Kami berterima kasih atas dukungan dari regulator pasar modal Indonesia. Setelah penawaran ini, kami tetap berkomitmen sebagai pemilik saham strategis XL," tambahnya.

Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk (EXCL) Hasnul Suhaimi menyambut baik langkah penjualan saham itu dan dukungan dari Axiata sebagai pemilik saham mayoritas. "Kami yakin, rencana ini akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan XL ke depan sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia," katanya.

Sebagai catatan, saat ini porsi saham beredar EXCL hanya sebesar 0,2% dari total saham. Axiata memiliki 86,5% saham, dan Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) memiliki 13,3% saham. Dengan penawaran saham ini, jumlah saham beredar EXCL di publik akan meningkat hingga sebanyak 1,7 miliar saham atau mencapai 20% saham.

Untuk membantu proses penawaran saham EXCL, Axiata telah menunjuk Goldman Sach (Singapore) Pte dan CIMB Investment Bank Berhad (Malaysia) sebagai penjamin emisi. Di Indonesia, Axiata menggandeng PT Mandiri Sekuritas. Penawaran saham EXCL ditargetkan selesai pada bulan April nanti.

Dalam wawancara dengan sebuah harian Malaysia, The Star, Axiata mengaku akan menentukan harga penawaran 20% saham EXCL melalui proses book building. Saat ini, Axiata tengah mengevaluasi beberapa opsi penggunaan dana dari hasil penawaran saham tersebut. Ada kemungkinan duit yang diperoleh akan digunakan untuk menurunkan tingkat utang Axiata atau membayar dividen kepada pemegang saham, atau kombinasi dari kedua opsi tersebut.

Axiata memiliki utang bersih lebih dari RM 10 miliar atau sekitar Rp 27,78 triliun. Meski begitu, kas Axiata masih mampu menanggung beban utang itu karena kinerjanya tahun lalu cukup bagus. Laba bersih Axiata tahun 2009 naik tiga kali lipat jadi RM 1,66 miliar atau sekitar Rp 4,61 triliun. Sehingga, aliran kasnya masih positif.

Johnson Chan, Vice President PT XL Axiata Tbk (XL), mengatakan rencana Axiata dengan melepas 20% saham di EXCL bukan hal yang mengherankan. Pasalnya, dari dulu otoritas bursa Indonesia meminta Axiata untuk melepas sahamnya agar likuiditas saham EXCL di pasar meningkat. Setelah aksi itu, Axiata tetap akan menjadi pemegang saham mayoritas EXCL.

Samsung dan LG Mantapkan Posisi


Tahun lalu resesi ekonomi yang dimulai dari negara maju mengakibatkan penjualan ponsel seluruh dunia menurun sampai 10 persen lebih. Meski begitu, Samsung dan LG justru memantapkan pangsa pasar terbesar mereka pada 2009 dengan 19 persen dan 9 persen.

Hasil penjualan kedua vendor Korea yang baik itu adalah berkat faktor internal dan eksternal. Secara internal, perusahaan Korea terus mengurangi biaya dan menyediakan produk baru yang memenuhi keinginan konsumen baru. Secara eksternal ada faktor melemahnya nilai mata uang Won.

Pada masa lalu, perusahaan Korea memfokuskan hanya pada pasar produk high-end dengan ponsel premium mereka. Strategi penjualan bermutu tinggi dan mewah itu memunculkan konsumen tingkat tinggi, tetapi perusahaan Korea gagal untuk menempati pasar global secara luas.

Menyadari hal itu, sejak beberapa tahun terakhir, Samsung dan LG menyajikan jenis produk ponsel bermutu mulai dari harga ekonomis sampai mahal, yang mengutamakan disain. Strategi baru itu terbukti tepat. Alhasil, perusahaan ponsel Korea menempati seluruh pangsa pasar dari tingkat harga rendah sampai harga mahal yang mewah. Strategi juga sukses mengkatrol permintaan di tingkat global, sekaligus memperbesar market share keduanya.

Kondisi itu kontras dengan vendor-vendor global seperti Nokia, Ericsson dan Motorola. Tekanan krisis membuat ketiganya harus rela pangsa pasarnya tergerus, yang berdampak pada mengecilnya pendapatan.

Tuesday, March 9, 2010

Kinerja Jasa Marga Makin Mengkilap


Kinerja PT Jasa Marga Tbk (JSMR) tampaknya cukup cerah tahun ini. Operator jalan tol ini memperkirakan pendapatannya mencapai Rp 3,6 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 900 miliar.

Hal ini diungkapkan Direktur Utama Jasa Marga Frans S Sunito, Selasa (9/3) disela-sela acara Forum Pertemuan Menteri BUMN dan Komite Kebijakan Publik dengan Komisaris Utama, Direktur Utama dan Sekertaris Perusahaan BUMN.

Jika ini benar, maka pendapatan JSMR pada 2009 melonjak sebesar 9% dibandingkan tahun 2008 yang hanya mencapai Rp 3,31 triliun. Sedangkan, laba bersih bakal melonjak 27,1% dibandingkan 2008.

Hingga tahun ini, Jasa Marga sudah mengoperasikan 530 kilometer jalan tol. Rencananya, Jasa Marga akan kembali menambah 250 kilometer ruas tol dalam 3-4 tahun kedepan.Dana yang dibutuhkan untuk penambahan jalan tol ini mencapai Rp 25 triliun.

Pendapatan Jasa Marga di tahun-tahun mendatang diperkirakan persentasenya akan lebih meningkat lagi. Sebab, beberapa ruas tol baru yang saat ini dibangun Jasa Marga sudah akan dioperasikan pada tahun 2009 ini dan 2010 mendatang. Mulai tanggal 23 November 2009 kemarin sudah dioperasikan Tol Bogor Ring Road Seksi I. Tahun depan, dua ruas tol lagi ditargetkan untuk beroperasi yaitu Semarang-Ungaran (11,3 km) pada Triwulan II yang merupakan bagian dari Tol Semarang-Solo dan Waru-Sepanjang (2,3 km) pada Triwulan I 2010 yang merupakan bagian dari Tol Surabaya-Mojokerto.

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kinerja, Jasa Marga akan mengerjakan beberapa proyek jalan tol yang terdiri dari Bogor Ring Road (11 km), Semarang – Solo (76 km), Gempol – Pasuruan (32 km), JORR II Serpong – Kunciran (11,2), serta JORR II Kunciran – Cengkareng (15,2 km). Selain itu juga proyek JORR W2 Ulujami – Kebon Jeruk (7,7 km), Surabaya – Mojokerto (36,3 km), dan relokasi jalan tol Porong – Gempol (10 km). Jasa Marga juga memiliki saham 23% di Ruas JORR W1 Kebon Jeruk – Penjaringan sepanjang 9,7 km yang direncanakan akan dioperasikan awal tahun 2010.

Ruas JORR W2 Utara (Ulujami-Kebon Jeruk), saat ini tengah dalam proses pembebasan lahan yang direncanakan tahun depan bisa mulai tahap konstruksi. Dengan dioperasikannya Ruas W2 Utara dan W1, maka Ruas JORR nantinya akan menghubungkan lima ruas tol yang sudah beroperasi, yaitu Jakarta-Cikampek, Jagorawi, Jakarta-Serpong, Jakarta-Tangerang dan Jalan Tol Prof.Dr.Ir.Sediyatmo (Bandara).
Dengan demikian, kendaraan dari arah Cikampek atau Jagorawi yang akan ke Tangerang/Merak, Bandara atau sebaliknya, tak perlu lagi masuk Jalan Tol Dalam Kota Jakarta dan kepadatan kendaraan di ruas tol dalam kota Jakarta diharapkan bisa berkurang.

Pengoperasian Bogor Ring Road
Jalan Tol Bogor Ring Road (BORR) Seksi I yang dikelola oleh anak perusahaan Jasa Marga, yaitu PT Marga Sarana Jabar (MSJ), secara resmi telah dioperasikan pada tanggal 23 November lalu. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan masyarakat Bogor yang ingin menuju Jakarta ataupun Ciawi.

Jalan Tol BORR Seksi I yang menghubungkan Sentul Selatan Kedunghalang, resmi dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Tol ini memungkinkan masyarakat di daerah Bogor Utara dan sekitarnya, jika ingin menuju Jakarta ataupun Ciawi, tidak lagi harus melewati pusat kota (Bogor), hingga terhindar dari kemacetan di Baranangsiang. Waktu yang bisa dihemat lebih dari 30 menit dan jarak yang ditempuh lebih hemat 7 km.

Pengoperasian tol baru ini diharapkan dapat menjadi lecutan pembangunan jalan tol lain di berbagai daerah, hingga terjadi pertumbuhan ekonomi yang lebih signifikan. Tol ini juga jadi pembuktian bahwa investor lokal mempunyai kemampuan dana ataupun teknis dalam membangun infrastruktur jalan tol. Pengoperasian ruas tol ini diharapkan dapat memberi stimulan bagi pembangunan ruas jalan tol lain, serta pembangunan infrastruktur lainnya.

Selanjutnya, Jasa Marga melalui PT MSJ siap melanjutkan BORR Seksi II dan III. Seksi II menghubungkan Kedung Halang-Simpang Yasmin dengan panjang 4 km. Sedangkan Seksi III, sepanjang 3,2 km membentang mulai Simpang Yasin sampai Dramaga. Seksi II sampai saat ini sedang tahap pembebasan lahan. Untuk seksi III, MSJ sedang melakukan pematangan desain jalan tol. Saat ini sedang proses pembebasan lahan. dan diharapkan mendapat dukungan dari Pemda Bogor.
Peningkatan Pelayanan

Guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna jalan tol, Jasa Marga senantiasa melakukan peningkatan pelayanan baik di bidang konstruksi, lalu lintas atau transaksi tol. Di bidang pelayanan konstruksi, kita melakukan pelebaran di beberapa ruas tol yang kondisi lalu lintasnya sudah semakin padat seperti di Tol Bandara, Jakarta-Cikampek, Tol Semarang, Jagorawi dan Belmera (Medan). Penambahan kapasitas jalan ini akn dilakukan secara bertahap.

Sedang di bidang pelayanan lalu lintas, Jasa Marga senantiasa berusaha untuk memberikan informasi real time melalui Variable Message Sign (Rambu Elekronik Variabel), memasang sekitar 83 CCTV di beberapa titik-titik kemacetan dan menyediakan telepon hotline 24 jam. Dengan menghubungi 021-80880123, masyarakat bisa mengetahui kondisi lalu lintas di seluruh ruas tol yang dioperasikan Jasa Marga di seluruh Pulau Jawa.

Untuk peningkatan pelayanan di bidang transaksi tol, upaya peningkatan pelayanan yang dilakukan Jasa Marga diantaranya adalah dengan menerbitkan E-Toll Card yang bekerjasama dengan Bank Mandiri. E-Toll Card yang saat ini baru bisa dipergunakan di Ruas Tol Dalam Kota Jakarta dan Cengkareng, ke depan, secara bertahap akan bisa dipergunakan di seluruh ruas jalan tol.

Sebagai pengembangan sistem transaksi ini, Jasa Marga juga menyiapkan Gardu Transaksi Otomatis (GTO) di Gerbang Tol Cililitan yang bisa dimanfaatkan oleh para pemilik E-Toll Card. Selanjutnya, Jasa Marga juga akan menyiapkan GTO di Gerbang Tol Kapuk. Guna meningkatkan sistem transaksi tol yang lebih cepat, menurut Adit, Jasa Marga juga akan memindahkan Gerbang Tol TMII ke daerah Cibubur dan Gerbang Tol Pondok Gede Timur (Jatibening) ke daerah Cibitung. Dengan pemindahan ini tersebut, diharapkan kemacetan yang sering terjadi di kedua gerbang tersebut dapat berkurang. Pemindahan gerbang tol pernah dilakukan di Tol Jakarta-Tangerang, yaitu Gerbang Tol Kebon Jeruk dipindahkan ke Karang Tengah. Hasilnya, kemacetan yang biasa terjadi dari Kebon Jeruk sampai ke Tomang, kini mulai berkurang.

Friday, March 5, 2010

Singapura Genjot Bisnis Kasino


Pemerintah Singapura memperkirakan kenaikan wisatawan asing di Negeri Singa ini berkisar 20%-30% selama tahun 2010. Peningkatan jumlah pengunjung itu akan didorong oleh pemulihan ekonomi di Asia. Selain itu, Pemerintah Singapura berharap, pembukaan dua kasino baru akan mendongkrak industri pariwisatanya.

Sekedar catatan, Resort Genting Grup senilai US$ 4,7 mliar akan dibuka pada Februari ini. Sedangkan, Las Vegas Sand akan membuka kasino senilai US$ 5,5 miliar pada April 2010.

Chief Executive Singapore Tourism Board Ah Kah Peng menjelaskan, peningkatan kedatangan turis asing antara 20%-30% ini berarti akan ada 11,5-12,5 juta orang yang datang ke Singapura. Lantas, ia pun meramal, pendapatan dari sektor pariwisata mungkin naik hingga 50% dari perolehan tahun 2009 atau menjadi S$ 18,5 miliar (US$ 13 miliar).

Tahun lalu, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Singapura melorot hingga 4,3% atau sebanyak 9,7 juta orang. Pendapatan yang diperoleh dari industri pariwisata sepanjang 2009 hanya mencapai S$ 12,4 juta.

Namun, pada bulan Januari 2010, sudah terlihat adanya peningkatan jumlah turis yang datang ke Singapura. Jumlah wisatawan asing naik 17,6% dari periode yang sama tahun lalu.

Badan Pariwisata memperkirakan tiap kasino akan menyumbang konstribusi pendapatan S$ 2,7 juta atau 0,5%-1% untuk produk domestik bruto tahun 2015. Analis mengatakan, pembukaan dua kasino mendukung pemulihan industri pariwisata dan membuat wisatawan tinggal lebih lama.

Tuesday, March 2, 2010

Freed Makin Eksis di Pasar Asean


PT Honda Prospect Motor (HPM) siap mengekspor Honda Freed ke Malaysia mulai bulan depan sekaligus memperluas pasar ekspor MPV 7 penumpang ini ke negara-negara Asia Tenggara setelah Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.

"Bulan lalu Honda Malaysia sudah berbicara dengan kami dan melihat proses produksi di pabrik. Mereka sangat puas dengan kualitas produksi di Indonesia," ujar Marketing and After Sales Service Director PT HPM Jonfis Fandy.

Ia menambahkan bahwa pihaknya belum tahu berapa jumlah Freed yang diminta Honda Malaysia. "Kami belum tahu berapa unit yang diminta oleh mereka. Tapi yang jelas tidak lebih besar dari Thailand yang meminta 1.000 unit, yang jelas kurang dari 500 unit per bulannya," ujarnya.

Akhir tahun lalu, PT HPM telah mengekspor 1.000 unit Freed ke Thailand. HPM juga telah mengekspor 60 unit Honda Freed ke Singapura dan Brunei Darussalam. Honda Freed pertama kali diperkenalkan di Jepang pada Mei 2008, dan meraih Best Value pada Car of The Year 2008-2009. Pada periode itu, Honda Freed juga mencatat angka penjualan tertinggi mobil jenis mini van di Jepang. Indonesia merupakan negara pertama di luar Jepang yang meluncurkan model Honda Freed pada akhir Juni 2009.

Sepanjang 2009, HPM berhasil menjual 8.000 unit Honda Freed, sekaligus menjadi bintang penyelamat HPM ditengah lesunya permintaan akibat tekanan krisis ekonomi global.

United Tractors Patok Pendapatan Rp 33,62 Triliun


PT United Tractors Tbk (UNTR) menargetkan penjualan alat berat sebanyak 4.000 unit di 2010. Perseroan baru saja meluncurkan excavator baru hari ini.

"Penjualan alat berat kita akan naik 30% dari penjualan tahun lalu," ujar Presiden Direktur UNTR, Joko Pranoto ditemui di acara peluncuran seri baru Excavator PC 200-8, PC 400-8 dan PC 130-8 hotel Four Season Jalan HR Rasuna Said Jakarta Selasa (2/3/2010).

Djoko mengatakan, tahun lalu perseroan menjual 3.111 unit alat berat. Tahun ini, perseroan menargetkan penjualan alat berat sebanyak 4.000 unit.

Salah satu strategi perseroan adalah dengan meluncurkan produk excavator terbaru. UNTR baru saja meluncurkan excavator seri PC 200-8, PC 400-8 dan PC 130-8 hari ini.

"Target kami untuk penjualan PC 200-8 saja mencapai 1.600 unit. Ini mengambil porsi 30% dari seluruh penjualan alat berat perseroan untuk tahun ini," ujarnya.

PC 200-8 dipasarkan dengan harga jual US$ 111 ribu atau setara dengan Rp 1 miliar, perseroan yakin target ini dapat seluruhnya terserap, khususnya untuk pasar Agrobisnis, dan pertambangan skala kecil menengah.

Selain seri PC 200-8, perseroan juga melanching PC 130F-7 dan PC 400-8. Ketiga produk ini telah dilengkapi oleh teknologi KOMTRAX (Komatsu Machine Tracking System), yaitu sistem berbasis website, hingga pemantauan dapat dilakukan dimana pun, dan kapan pun.

Dengan produk baru ini, perseroan yakin akan dapat bersaing dengan kompetitor, khususnya alat berat buatan China. Dengan strategi komitmen dengan produsen Komatsu, serta layanan service dan suku cadang, perseroan akan tetap mempertahankan market share di angka 47%.

"Alat berat kan orientasinya Capital good, bukan consumer good. Hingga terpengaruh terhadap return of equity. Dengan produk yang canggih dan distribusi, kami siap lawan produk China," tambah Joko.

Selain itu, meskipun harga yang ditawarkan lebih murah hingga 30%, alat berat buatan China masih belum bisa menciptakan excavator dengan teknologi KOMTRAX.

"Mereka belum punya, excavator berkapasitas kecil dan dengan teknologi seperti ini. Kita sih nggak terlalu worry. Bahkan sudah ada indent, yang memerlukan waktu 2-3 bulan. Ini kan bentuk Costumer Long Term, kan untuk mereka produksi," papar Vice President UNTR Paulus Bambang.

Dengan kondisi ekonomi yang diprediksi semakin membaik, UNTR mengincar pendapatan sebesar Rp 33,62 triliun di tahun 2010. Perseroan berencana membagikan dividen sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun buku 2009.

Dengan target pendapatan sebesar Rp 33,62 triliun, berarti pertumbuhannya akan mencapai 15% dari realisasi tahun 2009 sebesar Rp 29,24 triliun. Menurut Gidion, kontribusi terbesar berasal dari PT Pama Persada, anak usaha perseroan di sektor kontraktor pertambangan

"Pama masih akan menyumbang pendapatan terbesar sekitar 60% dari pendapatan atau sebesar Rp 20,17 triliun," ujar Direktur Keuangan UNTR Gidion Hasan.

Selanjutnya, penyumbang pendapatan adalah dari penjualan alat berat untuk perusahaan tambang, konstruksi, perkebunan dan kehutanan. Jumlahnya berkisar 30-40% atau setara dengan Rp 13,44 triliun.

Porsi penjualan alat berat tidak akan banyak berubah, dengan porsi terbesar untuk memasok perusahaan pertambangan 55%. Disusul kemudian dari perusahaan perkebunan dan konstruksi masing-masing 22% dah 14%. Untuk sektor kehutanan masih sedikit, atau sekitar 9%.

"Sisanya baru dari anak usaha pertambangan batubara, sekitar 10%," jelasnya.

Perseroan juga berencana akan membagikan dividen tahunan periode 2009 dengan jumlah mencapai Rp 1,5 triliun. Ini sudah menjadi ketetapan UNTR untuk membagikan dividen 40% dari laba tahun 2009. Sebelumnya, pada 11 November 2009 perseroan juga telah membagikan dividen interim, dengan nilai Rp 432 miliar atau Rp 130 per saham.

"Kita tetap akan bagikan, tapi dikurangi dengan dividen interim," imbuhnya.

Monday, March 1, 2010

Proyek Perkantoran Premium Semakin Memikat


Pesimisme sebagian kalangan terhadap pemulihan ekonomi Indonesia paska krisis keuangan global nampaknya tak mempengaruhi semangat para pengembang untuk terus berekspansi khususnya menggarap pasar perkantoran. Yang menarik, meski mengembangkan proyek perkantoran segmen premium atau grade A. Para pengembang tak ragu membidik pasar strata title dan bukan lagi sekedar mencari penyewa.

Agung Podomoro misalnya. Lewat anak usahanya PT Arah Sejahtera Abadi (ASA), pengembang super blok Kuningan City ini tengah bersemangat memasarkan office strata grade A seluas 60.850 m2 di kawasan tersebut. Meski krisis belum lama berselang, namun PT ASA yakin perkantoran setinggi 34 lantai bernama THE OVAL itu akan laris manis.

"Kami yakin, untuk kepentingan investasi jangka panjang strata title office akan lebih diminati ketimbang sewa," ujar Zaldy Wihardja Senior Marketing Manager PT ASA (1/3).

Itu sebabnya, pihaknya tak ragu memasarkan proyeknya dengan sistem penjualan bukan sewa. Zaldy menambahkan prosepek penjualan perkantoran grade A juga kian membesar dengan adanya kebutuhan untuk mencari kantor baru bagi perusahaan-perusahaan yang telah mapan.

Berdasarkan perhitungan Agung Podomoro, dengan membeli properti perkantoran, konsumen memiliki keleluasaan dalam berinvestasi. Jika akan disewakan kembali ratenya pun cukup tinggi dan payback periodnya sekitar 7 hingga 8 tahun saja.

CIMB Niaga Genjot Penyaluran Kredit 20%


Bank CIMB Niaga bakal menggenjot saluran distribusi tahun ini, baik di bank konvensional maupun unit syariah (UUS). Setidaknya enam cabang bank konvensional baru bakal segera beroperasi tahun ini.Sementara untuk unit syariah, tahun ini bakal ada 138 kantor cabang konvensional yang siap membuka layanan office chanelling atawa meja layanan syariah.

Direktur Penjualan, Distribusi & Syariah CIMB Niaga Ferdy Sutrisno bilang, ekspansi tersebut untuk menggenjot penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 20% tahun ini. Tahun lalu, outstanding kredit CIMB sebesar Rp 82,8 triliun dan DPK sebesar Rp 86,2 triliun.

Tiga cabang baru akan beroperasi di Jabodetabek. Yakni, di Tangerang City, Duta Mas di Jelambar, dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Depok. Sedang tiga lagi di Pekanbaru, Tegal, dan Kuningan. Sehingga, total jumlah cabang mencapai 675 cabang.

CIMB Niaga juga berencana memperluas layanan syariah mereka. Saat ini nasabah bisa melakukan transaksi syariah di 11 kantor cabang syariah (KCS) dan sekitar 505 office channeling. "Tahun 2010 ini, kami berencana menambah 138 office chanelling, sehingga totalnya menjadi 643," ujarnya.

Tidak hanya office chanelling, tahun ini CIMB Niaga juga berniat menambah 11 kantor cabang syariah.

Sekadar catatan, UUS CIMB Niaga hanya menyalurkan pembiayaan Rp 197,1 miliar sepanjang 2009. Nilai penyaluran pembiayaan ini cuma tumbuh 1,83% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal, pembiayaan industri perbankan syariah tumbuh sekitar 22,7%.

Pertumbuhan pembiayaan UUS CIMB Niaga ini tidak sebanding dengan kenaikan DPK. Tahun lalu, UUS CIMB Niaga mampu meraup dana nasabah sebesar Rp 387,91 miliar, meningkat 164,03% dari tahun 2008. Cuma, UUS CIMB Niaga tetap mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 60,78 miliar atau melonjak 57% dari periode sebelumnya yang hanya Rp 38,73 miliar.

Untuk menggenjot penyaluran kredit, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki investor asal Malaysia ini juga tengah melakukan penjajakan dua sampai tiga perusahaan pembiayaan. Kemungkinan, proses akuisisi terealisasi di akhir kuartal pertama 2010. Nantinya, CIMB berniat menjadi pemilik mayoritas perusahaan multifinance tersebut.

Sayang, Direktur Utama CIMB Niaga Arwin Rasyid belum mau merinci dana untuk hajatan itu. "Nilai akuisisi di kisaran ratusan miliar rupiah, kami akan pakai dana internal untuk ini," jelas Arwin.

CIMB Niaga juga berencana merevitalisasi perusahaan pembiayaan miliknya, yakni Saseka Gelora Finance. "Kami akan hidupkan lagi dan nama serta direksinya akan kami ganti," jelas Arwin. CIMB Niaga memiliki 96,01% saham di Saseka.