Monday, December 26, 2011

Michelin Nikmati Gurihnya Pasar Sepeda Motor


Siapa tak kenal Michelin? Ban produksi Perancis ini sudah mendunia. Gelaran WRC (World Rally Championship), membuat pamor Michelin makin terkerek. Sebagai pemasok ban sejumlah peserta, Michelin tentu berharap jutaan dollar yang digelotorkan untuk mensponsori lomba rally terkemuka itu, dapat mengkatrol penjualan baik untuk lini roda empat maupun roda dua. Terutama di Indonesia yang belum lama dimasuki, dimana masyarakatnya lebih kenal ban Michelin hanya untuk mobil.

Faktanya, meski masih terbilang pendatang baru , penjualan ban sepeda motor Michelin terus melonjak. Jemmy Tantoro, Managing Director PT Michelindo Mitra Abadi, distributor resmi ban Michelin di Indonesia menuturkan, penjualan ban sepeda motor Michelin tahun 2011 bisa mencapai 90.000 unit. Untuk penjualan ban sampai bulan November tahun 2011 sudah mencapai angka 80.000 unit.

"Kami puas atas pencapaian ini, karena kita baru setengah tahun masuk di pasar ban sepeda motor dan dapat hasil yang menggembirakan," ungkap Jemmy. Dengan pasar yang prospektif, pada 2012 Michelin menargetkan penjualan ban sepeda motor bisa meningkat kurang lebih 400% mencapai 400.000 unit. Strategi yang akan dilakukan yaitu dengan meluncurkan produk ban baru di kategori ban sport pada kuartal 1 tahun 2012. Selain itu, tahun depan Michelin akan memperbanyak jumlah distributor yang saat ini 10 menjadi 20 distributor.

Pertumbuhan penjualan sepeda motor di Indonesia memang membuat industri ban di dalam negeri ikut terdongkrak. Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menyatakan, produksi ban roda dua pada Januari-Desember 2011 mencapai 42 juta unit. Angka itu meningkat 8,25% dibandingkan tahun lalu sebanyak 38,8 juta unit.

Tahun depan, APPBI menargetkan petumbuhan penjualan ban di dalam negeri mencapai 54 juta unit. Target ini seiring dengan asumsi penjualan sepeda motor sebanyak 9 juta unit.

Azis Pane, Ketua APBI, mengatakan, penjualan sepeda motor tahun ini yang naik 20% dibandingkan tahun lalu, membuat penjualan ban roda dua meningkat cukup signifikan. "Daya beli masyarakat menengah dan bawah meningkat, terlihat dari naiknya penjualan sepeda motor yang rata-rata mencapai 20% per tahun" urai Azis.

Suka Modikasi

Indonesia adalah pangsa sepeda motor terbesar ketiga di dunia. Pasar ini sangat menjanjikan bagi produk turunannya, seperti suku cadang, termasuk ban. Selain potensi pasar yang luas, pertumbuhan penjualan ban juga didorong oleh kebiasaan pengguna motor Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh PT Michelindo Mitra Abdi (MMA), ATPM Michelin di Indonesia, pengendara motor di negera ASEAN menunjukkan, orang Indonesia lebih suka mempercantik dan memodifikasi motor dengan berbagai merek-merek ternama dan berkualitas premium.

MMA, sebelumnya telah meluncurkan ban sepeda motor baru berkualitas premium dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Michelindo meluncurkan tiga kategori ban motor sekaligus. Pertama, jenis Pilot Sporty untuk dragbike dan motor sport. Kedua, tipe M29S untuk motor skutik. Dan ketiga, tipe M85, jenis ban untuk motor bebek.

Di Indonesia, harga ban motor produk Michelin ini ditawakan pada kisaran harga mulai Rp200-600 ribu per unit. Untuk tipe M29S (ban khusus matik) dibanderol dengan kisaran harga Rp230-276 ribu. Kemudian untuk tipe M85 (ban motor bebek) dilepas dengan harga Rp230-292 ribu. Adapun tipe Pilot Sporty dijual dengan harga Rp270-720 ribu.

Keberhasilan Michelin menggarap pasar domestik, menunjukkan kue bisnis ini masih prospektif, meski pemain di bidang ini sudah terbilang sesak. Sukses Michelin juga sekaligus jadi penanda, pemain-pemain lama yang telah lama malang melintang seperti Federal, IRC, atau Swallow patut waspada.

Friday, December 23, 2011

Motor Injeksi Bakal Jadi Trend di 2012


Tak salah jika otomotif dituding sebagai industri paling bertanggung terhadap pemanasan global. Ini karena polusi kendaraan bermotor membuat bumi terasa makin sesak. Apalagi populasi kendaraan bermotor "tidak ada matinya". Tengok saja Indonesia, penjualan mobil pada 2011, diperkirakan menembus rekor baru, yakni 800 ribu unit. Sementara motor, mencapai lebih dari 6 juta unit.

Tak mau terus-terusan dianggap sebagai biang dari global warming, sejak beberapa dekade terakhir produsen otomotif terkemuka terus berupaya mengembangkan produk-produk ramah lingkungan. Pada akhirnya konsumen mengenal berbagai varian yang identik dengan green technology, seperti hybrid, gas, enthanol atau listrik. Namun itu semua seolah lekat dengan produsen mobil. Bagaimana dengan roda dua?

Harus diakui, jika produsen mobil, relatif lebih maju dalam mengembangkan produk ramah lingkungan, produsen motor cenderung jalan di tempat. Tengok saja varian motor injeksi yang tidak boros bahan bakar, sepanjang 2011 masih amat minim jika dibandingkan yang berbasis karburator. Catatan AISI (Industri Sepeda Motor Indonesia) menyebutkan, dalam kurun Januari-November 2011, total motor injeksi yang menggerojok pasar sekitar 274 ribuan unit. Angka itu setara dengan sekitar 3,62% dari total motor yang menyerbu pasar, yakni sekitar 7,58 juta unit.

Honda menjadi produsen yang paling getol mengguyur pasar dengan produk injeksi. Dalam dua tahun terakhir, ada tujuh produk. Sedangkan Yamaha dan Kawasaki masing-masing satu varian.

Namun, dari segi volume dan prosentase, produk Yamaha Vixion berkontribusi sekitar 71,02% terhadap total motor injeksi. Motor yang digelontorkan ke pasar pada 2007 itu, mencatat volume penjualan sekitar 222 ribuan unit.

Apakah ini menyangkut persepsi konsumen yang menganggap produk seperti itu belum waktunya, bikin ribet, juga perawatan yang lebih telaten dibanding motor jenis karburator. Atau memang karena faktor biaya yang cenderung lebih mahal, sehingga membuat produsen enggan. Entahlah, karena polemik seperti itu seperti mengurai mana dulu, telur atau ayam.

Meski harus diakui, pasar mainstream masih jauh lebih besar, bukan berarti produsen surut langkah dalam mengembangkan motor jenis ini. Malah pada 2012, motor jenis injeksi digadang-gadang populasinya akan semakin banyak.

Lihat saja langkah Yamaha.Produsen berlogo garpu tal ini, kabarnya bakal merilis tiga varian injeksi yakni Mio, Mio Soul, dan Jupiter Z. Demikian juga dengan Honda dan Suzuki. So, kita tunggu saja aksi motor-motor injeksi menggebrak pasar di 2012.

Friday, December 16, 2011

2012, Eranya Mobile Advertising


Era digital memunculkan beragam peluang baru, salah satunya adalah mobile advertising (mob-ads). Lembaga riset online eMarketer, mencatat terjadi kenaikan yang amat signifikan dari layanan ini hingga mencapai 50% per tahun.

Bila pada 2006, pendapatan iklan dari jasa ini baru sekitar 1,5 miliar dollar secara global, maka pada 2011, diperkirakan akan meraih 11,5 milyar dollar di seluruh dunia.

Alhasil, dengan jumlah costumer base yang luar biasa, banyak pihak meyakini prospek bisnis iklan lewat ponsel sangatlah menggiurkan. Saat ini saja, lebih dari 200 juta orang tercatat sebagai pengguna ponsel di Indonesia.

Seperti halnya eMarketer, AdMob mencatat pertumbuhan mob-ads sangat eksponensial. Pada 2008, permintaan akan mob-ads di Indonesia menduduki urutan kedua setelah Amerika Serikat. Dari 20 negara, Indonesia mencapai 22,4 %, sementara negeri Paman Sam meraih 39,3 %. India, Inggris, Filipina, Afrika Selatan, yang berada di bawah Indonesia, malah tak sampai 10 %. Secara total, trafik mob-ads di Indonesia mencapai lebih dari 1,1 milyar.

Tidak saja unggul dalam penggunaan Facebook dan Twitter, diam-diam iklan bergerak yang disebar lewat ponsel mengalami lonjakan di Indonesia. Bahkan data luar biasa disodorkan oleh BuzzCity. Perusahaan mob-ads internasional ini, mendudukkan Indonesia sebagai yang tertinggi di dunia, yaitu sebesar 3 milyar iklan mobile pada kuartal ke-4 tahun lalu.

Peluang bisnis mob-ads juga ditunjukkan dari konsumsi belanja iklan yang dilakukan oleh para pemilik brand di Indonesia yang jumlahnya sangat besar. Sebagai gambaran, proyeksi total belanja iklan tahun ini sekitar Rp 56 Triliun.

Dari jumlah tersebut sebagian besar iklan masih terpajang di TV dan media cetak. Sedangkan konsumsi belanja iklan melalui digital ataupun mobile angkanya belum menyentuh angka Rp 100 miliar.

Namun kondisi itu diperkirakan hanya persoalan waktu. Didorong oleh persaingan harga , semakin murahnya harga smartphoe, dan kebiasaan baru masyarakat mengakses internet, pertumbuhan iklan di situs ponsel pun akan semakin melonjak. Tak berlebihan jika pada 2012, banyak pihak optimis mobile advertising semakin menemukan momentumnya.

Thursday, December 15, 2011

Teknologi Scanning Pun Merambah Ponsel


Karena sudah menjadi barang komoditas, vendor ponsel pun harus siap dengan segala konsekwensi. Mau tidak mau inovasi jadi kata kunci, tidak hanya untuk bertahan namun juga untuk memenangkan persaingan. Nah, setelah kamera, video dan musik, wilayah baru yang bakal menjadi medan pertempuran adalah scanning. Fitur tradisional yang selama ini melekat dengan printer dan belakangan kamera digital ini, tentu saja sangat menjanjikan. Karena di masa depan, dengan dukungan jaringan mobile broadband, Anda dapat mencampakkan perangkat scanner tradisional yang bikin ribet.

Konvergensi antar device yang bermuara pada kemudahan dan kenyamanan memang menjadi keharusan bagi vendor gadget. Begitu pun dengan teknologi scanning yang kini akhirnya diadposi oleh ponsel. Penambahan fitur kamera hanyalah transisi menuju ponsel ber-scanner, sehingga menjadikan gadget milyaran umat ini punya multifungsi.

Dimana rahasianya? Rupanya terletak pada penggunaan fitur OCR (optical character recognizition), yang memungkinkan ponsel berkamera mengambil obyek yang diinginkan secara digital. Setelah sebuah halaman di-scan, software OCR akan mengubah image-image tersebut dan menggabungkannya secara bersama-sama dengan detail yang lebih jelas, sehingga layak untuk dijadikan referensi. Dalam fungsinya, OCR juga mendeteksi kurva halaman dan memperbaikinya dari distorsi, sehingga sudut-sudut dokumen dapat tertangkap dengan jelas.

Seperti halnya pengambilan gambar pada kamera digital, gambar pada kamera ponsel pun penuh dengan obyek yang tidak perlu, penuh bayangan dan buruknya sudut pengambilan. Teknologi OCR ini akan membantu kamera ponsel tetap fokus pada obyek yang dibidik, agar dokumen yang dihasilkan menjadi layak karena umumnya ditampilkan dalam format standar yakni PDF files.

Mobile Profesional

Penggunaan mobile scanning pada ponsel, tidak terlepas dari riset yang dilakukan RealEyes dan ScanR Inc. Kedua perusahaan itu menjadi pionir transformasi ponsel menjadi scanner, copiers, dan sekaligus mesin fax. Dokumen atau informasi yang mereka scan dapat mencapai 20 cm, dimana rata-rata konsumen mengirimkan informasi berukuran 8,5 s/d 11 inch dengan waktu input yang sangat singkat, 3 – 5 menit saja. Pendeknya waktu itu, tentu sangat beralasan, mengingat pasar layanan ini adalah kalangan mobile profesional yang membutuhkan data secara cepat namun akurat.

CEO ScanR Inc Rudy Ruano, mengatakan bahwa para profesional seperti agen real estate dan sales representative adalah target utama dari layanan yang ditawarkan perusahaannya. “Dengan mobile scanning, mereka dapat mengantisipasi perubahan data secara cepat sekaligus memproses atau memperbanyak dokumen yang dibutuhkan untuk mendukung aktifitas penjualan”, ujarnya. ScanR yang berpusat di Palo Alto, California, didukung oleh sejumlah karyawan eks IPIX Corp, yang selama ini banyak menangani klien dari industri real estate. Salah satu teknologi yang mereka tawarkan adalah mampu menjadikan photo menjadi 360 tingkatan yang berguna sebagai virtual tour untuk mendukung penjualan rumah secara online.

Seperti halnya RealEyes 3D, ScanR Inc mewajibkan ponsel berkamera dengan minimal 1,3 Mp. Namun dari beberapa percobaan, seperti halnya kamera digital, ponsel dengan kemampuan 2.0 Mp mampu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan 1,3 Mp. Ruano menyebutkan, teknologi yang mereka ciptakan sanggup menangkap tulisan tangan pada kertas atau white board dengan faktor kunci terletak pada cahaya.

Merambah Ritel

Cepat atau lambat, layanan mobile scanning memang tinggal menunggu waktu untuk booming. Selain ScanR Inc dan RealEyes 3D, perusahaan lain yang juga sudah masuk adalah PeaPod, peritel bahan pangan online. Perusahaan ini beberapa waktu lalu telah memanfaatkan teknologi scanning yang memudahkan pelanggan yang ingin mengorder barang. Mereka hanya perlu mengambil gambar barcodes dari barang yang diinginkan baik yang tersimpan di kulkas atau lemari dapur. Kemudian mengirimkan info tersebut ke situs PeaPod melalui PC home atau smartphone. Beberapa saat kemudian, item-item yang dimaksud otomatis telah di upload ke dalam shopping list pelanggan.

Selain online shopping, manfaat lain mobile scanning bagi industri retail seperti supermarket dan convenience store adalah pelanggan dapat memperoleh daftar bahan-bahan makanan guna mengetahui apakah manakan tersebut dapat menimbulkan alergi atau tidak.

Sunday, December 4, 2011

Melongok Revolusi TV di Era Broadband


Kemajuan teknologi broadband telah menjungkirkan pandangan konservatif atas tayangan hiburan. Bagaimana dan cara menikmatinya pun jauh berbeda dibandingkan satu dekade lalu. Setelah gadget-gadget seperti ponsel, netbook dan tablet PC, televisi kini juga menjadi bagian dari obyek revolusi broadband.

Tak dapat dipungkiri, TV adalah benda yang paling mempengaruhi peradaban masyarakat dunia. Namun sejak era TV cembung hingga plasma dan LCD, teknologi TV seolah berjalan ditempat.

Namun di era broadband, industri TV mulai memasuki babak baru. Kebiasaan kita dalam menyaksikan tayangan hiburan, olahraga maupun berita, akan mengalami pergeseran drastis, tidak lagi terbatas pada tempat maupun waktu.

Lihat saja, hadirnya internet dan teknologi mobile broadband memunculkan layanan berbasis IPTV (Internet Protocol Television), broadband TV dan Mobile TV. Menariknya selain live programming, ketiga spesies TV itu juga sama-sama menawarkan layanan streaming dan downloading, yang semakin membuat layanan ini menjadi personal sesuai kebutuhan pengguna. Inilah yang membedakan ketiganya dengan tayangan TV konvensional. Bagaimana karakteristik masing-masing ketiga TV tersebut, mari kita telisik lebih jauh.

IPTV

Secara sederhana, IPTV memanfaatkan internet protocol untuk menyiarkan tayangan TV dan content lainnya melalui jaringan berkecepatan tinggi. Teknologi ini mampu menggabungkan pola interaktif khas internet dengan content-content hiburan seperti produksi Holllywood dalam jumlah banyak. Dengan IPTV yang dapat berkolaborasi dengan dengan situs-situs favorit, Anda dapat menambahkan fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Seperti menentukan program TV, melihat rekomendasi dari pemirsa lain, atau menyaksikan pesan yang muncul saat kita tengah menyaksikan tayangan tertentu.

Dengan banyaknya jaringan yang mampu menayangkan program HD (high definition) channel, movies on demand, olahraga dan game, serta kendali multiple camera angles dari tayangan live concert atau even olahraga, membuat IPTV tidak sekedar alternatif namun diprediksi akan menjadi tren dan kebutuhan baru masyarakat, sekaligus dunia usaha yang ingin membidik segmen pemirsa yang sesuai dengan target produk mereka.

Broadband TV

Pilihan lain menyaksikan tayangan TV adalah melalui jaringan broadband yang sebelumnya menjadi bagian dari layanan cable dan satelit. Di AS, pengguna tinggal membeli dekoder (set top box) dari beberapa penyedia jasa ini, seperti Akimbo, Dave TV atau IPTN. Tinggal colok ke kabel atau DSL modem, pengguna akan langsung menjelajah beragam tayangan program TV yang berbeda dari sebelumnya. Pada dasarnya broadband TV menawarkan beragam channel dan content, baik streaming dari stasiun TV konvensional, maupun download yang dapat disaksikan setelah dipesan sebelumnya.

TV On The Go

Saat mendiang Steve Jobs mengumumkan pelanggan iTunes dapat membeli beberapa episode The Lost dan Desperate Housewifes, seharga $2 per episode, pasar portable TV show sontak menggeliat. Sejumlah operator seperti MobiTV dan Verizon Vcast yang menawarkan pemilik ponsel untuk menyaksikan TV on the go pun diserbu pelanggan. Dengan biaya hanya $10 per bulan, pelanggan Cingular dan Sprint, dapat bergabung dengan MobiTV guna menyaksikan tayangan CNN, MSNBC dan channel lainnya melalui smartphone mereka.

Sementara dengan dukungan EVDO wireless service, Verizon menetapkan $15 per bulan untuk pelanggan mobile TV lewat Vcast. Tingginya animo pelanggan, tampaknya akan membuat medan pertempuran di pasar ini semakin sengit. Terutama setelah Cingular mengumumkan menambah 18 channel video sebagai bagian dari paket berlangganan $20 per bulan. Layanan itu sudah termasuk 2 – 5 menit clips dari program populer seperti Kings of The Hill dan That’s So Raven yang digandrungi masyarakat AS.