Thursday, February 25, 2010

Merger Orange dan T-Mobile Tinggal Selangkah Lagi


Penyelesaian merger antara operator telekomunikasi raksasa Inggris, Orange dan T-Mobile, tinggal selangkah lagi. Penggabungan dua perusahaan itu telah mendapat persetujuan prinsip dan tinggal menunggu ketok palu dari Komisi Eropa.

Komisi Eropa sepakat memberi izin setelah Three (3), perusahaan telekomunikasi paling mungil di Negeri Ratu Elizabeth itu, mencapai kesepakatan dengan Orange dan T-Mobile. Cuma, persetujuan Komisi Eropa tampaknya bakal menghadapi tantangan dari perusahaan pesaing lain, yakni Vodafone dan Telefonica O2.

Apalagi, merger Orange dan T-Mobile bakal menjadikan mereka sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Inggris. Mereka memiliki hampir 30 juta pelanggan dan menguasai pangsa pasar hingga 37%. Merger keduanya sekaligus menyingkirkan O2 sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar Inggris saat ini.

Komisi Eropa belum melaporkan kesepakatan tersebut ke Office of Fair Trading (OFT) alias KPPU Eropa. Nah, kalau OFT memberi persetujuan, akan ada banyak sorotan tentang persaingan usaha yang tidak sehat.

Bulan ini, OFT secara resmi telah meminta hak melakukan investigasi atas merger dua perusahaan tersebut. Mereka memiliki waktu sampai 1 Maret 2010 untuk mengeluarkan izin. Hari ini, OFT dijadwalkan memberi keterangan pers untuk menjelaskan alasan mereka membolehkan Komisi Eropa mengeluarkan izin sebelum hasil investigasi keluar.

Pascamerger dua perusahaan itu pada September 2009 lalu, muncul kekhawatiran praktik monopoli akan terjadi di industri telekomunikasi Inggris. Makanya, OFT dan Ofcom, regulator telekomunikasi, melakukan konsultasi mendalam dengan Komisi Eropa selama proses pemberian izin merger.

Perhatian utama mereka terutama soal dampak merger ke 3. Tapi, ternyata 3 yang dimiliki konglomerat Hong kong Hutchison Whampoa, telah menandatangani perjanjian dengan Orange dan T-Mobile, yang akan memberi 3 akses untuk mengembangkan jaringan 3G di Inggris.

Otoritas Inggris dan Brussel juga memberi perhatian soal potensi monopoli perusahaan gabungan atas akses jaringan nirkabel. Tak ada satu pun pihak dari 3, Orange, T-Mobile, Vodafone, O2, dan OFT yang bersedia memberikan komentar soal hal ini.

Coca Cola Berencana Beli Pabrik Pembotolan Di Amerika Utara


Produsen minuman bersoda terbesar di dunia, Coca Cola co tengah dalam pembicaraan untuk membeli pabrik pembotolan di Amerika Utara, Coca Cola Enterprises Inc. Konon, nilai pembelian pabrik tersebut mencapai US$ 15 miliar termasuk pembalian utang.

Menurut sumber yang enggan disebutkan dengan alasan negosiasi tersebut bersifat tertutup, kesepakatan jual beli kemungkinan akan berlangsung dalam beberapa hari atau bisa saja batal.

Selain membahas pembelian pabrik pembotolan itu, dalam pembicaraan juga dibahas tentang keinginan Coca Cola menjual pabrik pembotolan di Skandinavia dan Jerman kepada Coca Cola enterprises. "Ini adalah pabrik pembotolan mereka yang terbesar," kata sumber tersebut seperti dikutip dari Bloomberg.

Coca cola sepertinya mengikuti jejak pesaingnya PepsiCo Inc yang memasukkan pabrik pembotolannya ke dalam induk perusahaan. Kedua perusahaan tersebut mencoba untuk meraih kembali pasar minuman ringan di Amerika. Setelah sejak 2005 lalu, penjualan minuman ringan terus merosot.

Sachin Shah, pengamat Capstone Global Markets LLC di New York menilai langkah Coca Cola tersebut takkan mendongkrak pertumbuhan perusahaan tersebut secara siginifikan. "Memang pembelian pabrik pembotolan akan mensinergikan usaha dan menghemat biaya," ujarnya.

Tuesday, February 23, 2010

Helm SNI Baru 12 Juta Unit


Terhitung 1 April 2010 nanti, pemerintah mewajibkan pengendara motor menggunakan helm yang sudah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun, pasar helm yang sudah mengantongi SNI wajib ternyata masih terbatas. Dari 50 juta pangsa pasar helm nasional, produk yang ber-SNI baru mencapai 12 juta unit.

"Kita berharap helm SNI itu bisa digunakan oleh seluruh pengendara sepeda motor," kata Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) di Jakarta, Selasa (23/2).

Usut punya usut, Bambang menyebutkan, rendah pangsa pasar helm ber-SNI karena minimnya kesadaran pengendara menggunakan helm yang sudah memenuhi aturan tersebut. Artinya, masih ada 38 juta pengendara sepeda motor yang diindikasikan tidak menggunakan helem SNI. Padahal, Bambang menegaskan, helm SNI mampu memperingan resiko lebih parah jika terjadi kecelakaan.

Adapun produsen helm yang sudah memiliki SNI wajib adalah PT. Dana Persadarya Motor Industry, PT. Mega Karya Mandiri, PT. INplasco, PT Tara Kusuma Indah, UD Safety Motor, PT Dinaheti Motor Industri, PT helmindo Utama, CV Triona Multi Industri. Industri dalam negeri itu sudah siap, dan sudah banyak yang memiliki standar," jelas Bambang.

Sebelumnya pemerintah menegaskan per 1 April 2010, pengendara motor wajib mengenakan helm yang sudah memiliki sertifikasi SNI. Kewajiban penggunaan helm tersebut seiring pelaksanaan Undang-undang 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang efektif berlaku 1 April 2010. "Setiap pengendara kendaraan bermotor wajib menggunakan helm yang memiliki SNI" kata Bambang Astono Kapala Humas Badan Standarisasi Nasional (BSN), Selasa (23/2).

Dengan aturan ini, seluruh pengendara kendaraan bermotor roda dua wajib menggunakan helm yang sudah melewati uji standar dari laboratorium sesuai ketentuan SNI 1811:2007. Penggunaan helm berstandar SNI tersebut, menurut Bambang akan memperkecil resiko jika pengendara mengalami kecelakaan ketika berkendaraan. Sebab, dari penelitian hasil kerjasama pemerintah dengan Universitas Gajah MAda (UGM) menemukan angka kematian dari kecelakaan tertinggi yang bersumber dari benturan di bagian kepala.

"65% korban meninggal dari kecelakaan bermotor diakibatkan cidera pada bagian kepala," jelas Bambang. Itu sebabnya, Bambang berharap, agar pengendara sepeda motor beralih menggunakan helm keselamatan yang sudah bersetifikat SNI.

Sepanjang Februari TAM Bidik 22.000 Unit


PT Toyota Astra Motor (TAM), selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Toyota di Indonesia rupanya tak terlalu terusik dengan isu recall kendaraannya. TAM tetap optimis penjualan tunggangannya di Indonesia tetap menanjak.

Presiden Direktur PT TAM, Jhonny Darmawan optimis pasar Toyota di Indonesia sepanjang tahun ini tetap baik. Dia memaparkan, hingga per 20 Februari, penjualan Toyota sudah lebih tinggi dari pencapaian periode yang sama di Januari dan Februari 2009 lalu. "Kami optimis penjualan Februari bisa mencapai 22.000 unit," kata Jhonny, Selasa (23/2).

Meski tak mau merinci target penetrasi pasar yang kini dibidik dengan pencapaian tersebut, Jhonny mengakui, patokan 35% pangsa pasar yang sempat dicetuskannya adalah persentase pesimistik. "Kami selalu punya patokan pesismis, moderat, dan optimistik, tapi yang kami publikasikan memang target terendah," kata dia.

Desember lalu Toyota sanggup menjual 19.340 unit mobil, sementara pada Januari terjual 20.798 unit atau meraup pangsa pasar 39,37 % dari total pasar mobil Januari yang berjumlah 52.831 unit.

Friday, February 12, 2010

Panasonic Targetkan Pertumbuhan AC 72% Pada 2010


Pasar Air Conditioner (AC) terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir ini. Ketua Elektronik Marketer Club (EMC) Iffan Suryanto menegaskan, selain faktor cuaca yang semakin panas, tumbuhnya pasar AC juga disurung oleh industri properti yang juga tumbuh dengan pesat. "Makin banyak rumah baru, kebutuhan AC pun ikut bertambah," kata Iffan (12/2).

Sejumlah pemain besar pun ancang-ancang untuk memenuhi permintaan pasar. Salah satunya, Panasonic. Pabrikan AC asal Negeri Sakura ini mulai memproduksi barang elektronik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia.

Kamis (11/2), Panasonic merilis AC Panasonic Envio Inverter, AC yang hemat listrik karena bisa mendeteksi keberadaan manusia serta intensitas kegiatannya. Panasonic menjamin, AC tersebut mampu menghemat pemakaian energi hingga 60% dibanding AC merek lainnya. Maka Panasonic akan gencar memasarkan produk tersebut.

Dan, “Kami akan membangun bisnis lebih agresif dari tahun sebelumnya," ujar Ichiro Suganuma, Presiden Direktur Panasonic.

Menurut Ichiro, produk tersebut memang untuk membidik kelas menengah Indonesia yang masuk kategori emerging market. "Kami siapkan barang yang cocok dan menarik dari sisi harga dan keunikan fitur yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal,” imbuh Suganuma.

Saat ini Panasonic telah memiliki 67 line up produk AC hemat listrik. Dari tahun ke tahun grafik pertumbuhan pangsa pasar Panasonic untuk produk AC hemat listrik di Indonesia terus mengalami peningkatan dari 64% di 2007-2008 meningkat menjadi 72% pada tahun 2009-2010. "Sedangkan untuk tahun 2010-2011 angkanya diharapkan bisa mencapai 84%," kata Heribertus Ronny, Manajer Produk AC Panasonic.

Sharp tak mau ketinggalan dengan AC andalannya, yaitu AC Plasmacluster Sayonara Panas. Pendingin ruangan yang mulai dirilis tahun 2006 ini sudah diproduksi hingga generasi ketiga, yaitu mulai dari 1/2 PK pada tahun 2006, 1/2 PK, 3/4 PK dan 1 PK pada tahun 2008 dan 1/2 PK hingga 2PK pada tahun 2009.

Menurut Darma Effendy, Product Marketing PT Sharp Indonesia menyatakan, pasar domestik paling menyukai AC Plasmacluster Sayonara Panas berkapasitas 1/2 Pk dan 1 PK. "AC Plasmacluster Sayonara Panas ini menunjukkan kepedulian Sharp akan kesehatan dan ramah lingkungan," tegas Darma.

AC tersebut tidak diproduksi di Indonesia, melainkan diimpor langsung dari pabrik perakitannya di Thailand. Menurut hitungan Darma, dari total pasar AC di Indonesia tahun 2009 lalu, andalan Sharp ini bisa mencuil 15-20% pasar domestik. "Tahun ini kami menargetkan pasar AC dari Sharp bisa mencapai 25%," tegasnya.

EMC memprediksi pasar AC bakal tumbuh 30% tahun ini. Tahun lalu, total pasar alat pendingin udara ini mencapai 2 juta unit. Di pasaran, komposisi penjualan peringkat pertama diduduki LG, disusul peringkat kedua Panasonic, dan kemudian Sharp.

Thursday, February 11, 2010

Sepanjang 2009 BRI Catat Pertumbuhan Kredit 26,9%


Bank pelat merah beraset kedua terbesar yaitu Bank BRI mencatat pertumbuhan kredit selama tahun 2009 sebesar 26,9%, jauh di atas pertumbuhan industri yang hanya 10,7%.

Dengan ekspansi kredit yang cukup besar, perolehan laba BRI tahun lalu mencapai kisaran kenaikan sekitar 15%. "Terbanyak masih disumbang dari pendapatan bunga," ungkap Direktur Keuangan BRI Sudaryanto Sudargo.

Mengutip data Bank Indonesia (BI), nilai penyaluran kredit BRI sampai Desember 2009 adalah sebesar Rp 206,117 triliun atau mencapai 14,33% dari total pangsa kredit nasional. Artinya, selama dua tahun berturut-turut BRI masih tetap menjadi jawara penyaluran kredit di industri perbankan nasional. Disusul oleh Bank Mandiri yang menguasai 12,38% pangsa kredit senilai Rp 178,043 triliun.

Adapun pertumbuhan DPK, BRI menggeser bank swasta nasional terbesar yakni BCA yang terlempar di urutan ketiga. Per Desember 2009, nilai DPK BRI dalam catatan BI mencapai Rp 254,79 triliun atau 12,91% dari total dana masyakat di bank. Bank Mandiri tetap menjadi pengumpul DPK terbesar mencapai Rp 299,722 triliun atau 15,19% dari total DPK perbankan.

Sudaryanto menuturkan, penggenjotan kredit sepanjang tahun lalu berimbas pada kenaikan biaya operasional BRI hingga 60%. "Biaya operasional penyaluran kredit juga biaya dana naik," katanya.

PGN Incar Tiga Lapangan Gas Baru


PT Perusahaan Gas Negara (PGN) kerap mendapatkan protes dari pelaku industri karena minim memasok gas. PGN berdalih hal itu terjadi karena perusahaan masih kekurangan pasokan yang jumlahnya mencapai 297 juta kubik perhari (mmscfd).

Menurut Direktur Utama PGN, Hendi Priyo Santoso, kekurangan pasokan itu yang membuat PGN tidak dapat menyalurkan gas secara maksimalkepada beberapa pelaku industri. "PGN hanya mendistribusikan, PGN tidak memiliki bisnis dalam bidang hulu," ujar Hendi.

Hendi membagi kekurangan gas tersebut menjadi tiga wilayah. Pertama untuk Jawa Bagian Barat, masih terdapat kekurangan gas sebesar 145 mmscfd. Di daerah ini, ada sekitar 70 pelanggan retail yang membutuhkan pasokan gas sebesar 18 mmscfd.

Selain itu, 270 pelanggan retail menyatakan keinginan untuk menambah volume pasokan gas sebesar 74 mmscfd. Kemudian ada pula dua pelanggan bulk gas dengan kebutuhan sekitar 53 mmscfd.

Wilayah kedua adalah Jawa Bagian timur dengan kebutuhan gas sebesar 90 mmscfd. Rinciannya, 82 pelanggan retail dengan kebutuhan gas 22,48 mmscfd dan 99 pelanggan retail sebesar 67,62 mmscfd.

Dan bagian ketiga adalah Sumatera Bagian Utara, terdapat 56 pelanggan retail dengan kebutuhan gas 20,1 mmscfd, 16 pelanggan retail dengan kebutuhan 1,41 mmscfd dan 52 pelanggan retail memerlukan ketersediaan pasokan gas sebesar 29,7 mmscfd.

Untuk mengatasi persoalan kekurangan pasokan gas tersebut, PGN berminat untuk membeli gas sebesar 335 mmscfd dari tiga lapangan gas baru.

Ketiga lapangan gas tersebut adalah Cophi-Suban III sebesar 200 mmscfd, JOB Pertamina Talisman Jambi Merang sebesar 35 mmscfd dan KEIL-Terang Sirasun Batur sebesar 100 mmscfd."Tapi kami memerlukan dukungan dari ditjen migas," kata Direktur Utama PGN, Hendi Priyo Santoso.

Hendi bilang, pada tahun ini saja PGN sebenarnya dapat memperoleh tambahan gas sebesar 236 mmscfd. Ini terjadi apabila dari kontrak-kontrak yang ada saat ini, produsen gas dapat menyalurkan pada level penyaluran maksimum harian.

Menurut data dari PGN, kontrak dengan lima produsen gas mencapai 726 mmscfd. Dari jumlah tersebut, PGN memproyeksikan hanya bisa mendapatkan gas sebesar 490 mmscfd. Kelima produsen gas tersebut adalah Pertamina West Java, Ellips Jatirangon, PHE ONWJ, Cophi SSWJ dan Pertamina SSWJ.

Monday, February 8, 2010

Krakatau Steel Kerek Produksi 4,7 Juta Ton Baja Per Tahun


PT Krakatau Steel (KS) akan mulai mengerek meningkatkan produksi baja nasionalnya hingga tahun 2014. Diperkirakan produksi baja KS akan mencapai 4,7 juta ton per tahun pada tahun 2014; dari saat ini yang hanya 2,9 juta ton per tahun.

"Peningkatan kapasitas ini untuk mempertahankan dan memperbaiki posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar baja domestik," ujar Direktur Utama KS, Fazwar Bujang saat presentasi dalam rapat dengar pendapat dengan komisi VI DPR RI, Senin (08/02).

Fazwar melanjutkan, peningkatan produksi baja ini terkait dengan pertumbuhan konsumsi baja nasional. Data yang dilansir oleh KS menunjukkan, konsumsi baja nasional di Indonesia cukup rendah, hanya 31 kg perkapita pertahun. Padahal, di negara-negara lain sudah lebih dari 100 kg perkapita pertahun.

Tengok saja China, konsumsi bajanya sebesar 508 kg perkapita pertahun; Vietnam 115 kg perkapita pertahun dan Thailand 199 kh perkapita pertahun. Nah, rendahnya konsumsi baja di Indonesia ini masih sangat potensial untuk meningkat saban tahunnya.

Friday, February 5, 2010

Susi Air Siap Kembangkan Sayap


Seiring dengan membaiknya iklim penerbangan domestik, para pemain di industri ini pun mulai mengepakkan sayap. Salah satunya adalah Susi Air.

PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air mendatangkan lima pesawat baling-baling baru tipe Cessna C208B Caravan pada Februari 2010 ini. Susi Air memesan langsung pesawat tersebut dari Cessna Aircraft Company, yang bermarkas di Wichita, Kansas.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Herry Bakti S Gumay mengaku memperoleh kepastian perusahaan keluarga tersebut membeli lima pesawat baru pada saat ajang Singapore International Airshow 2010 yang berlangsung pekan lalu. "Susi Air sudah serah kunci lima pesawat. Dua sudah dikirimkan minggu ini, minggu depan dikirimkan tiga lagi," kata Herry, Jum'at (5/2).

Namun, belum diperoleh konfirmasi dari Susi Pudjiastuti, CEO Susi Air perihal nilai investasi yang mesti mereka keluarkan untuk mendatangkan pesawat-pesawat tersebut. Termasuk rute-rute yang akan dilayani pesawat baru itu. Namun, dari penelusuran KONTAN menemukan, harga Cessna C208B Grand Caravan dilego US$ 2,6 juta per unit.
Saat ini, Susi Air sudah memiliki 13 pesawat tipe tersebut dengan tahun pembuatan 2004 sampai 2009. Pesawat berbadan kecil yang berkapasitas 12 orang penumpang itu digunakan Susi Air untuk melayani rute-rute seperti Jakarta-Cilacap dan Jakarta-Pangandaran.

Bisnis Penerbangan Global Diprediksi Membaik


Seiring dengan kondisi ekonomi dunia yang makin baik, bisnis perjalanan udara kembali booming. Airbus, produsen pesawat terbang terbesar di Eropa, memperkirakan maskapai-maskapai di Asia-Pacifik akan memborong 8.000 pesawat baru dalam 20 tahun mendatang.

Nilai pembelian pesawat-pesawat itu mencapai US$ 1,2 triliun. Kawasan Asia Pasifik pun akan mengambil alih pasar terbesar perjalanan udara dari Amerika Serikat dan Eropa.

Ramalan Airbus ini berdasar pada pernyataan Global Market Forecast yang disampaikan di Singapore Airshow, Rabu (3/2). Selain permintaan pesawat baru, Global Market Forecast juga memprediksi adanya penumpang baru hingga 25.000. Airbus juga mengatakan, nilai kargo pesawat mencapai US$ 3,1 triliun antara 2009 hingga 2028.

Kawasan Asia Pasifik akan mewakili sepertiga total permintaan dunia, sehingga butuh pesawat yang lebih besar. Konsentrasi populasi yang besar di pusat-pusat kota utama menjadi pendorong padatnya lalu lintas udara di rute intra regional.

Sementara itu, produsen pesawat terbesar kedua Boeing memprediksikan pesanan baru untuk pesawat penumpang kemungkinan masih akan kecil pada tahun ini. Dalam gelaran Singapore Airshow, Boeing menegaskan bahwa pihaknya baru akan membukukan untung tahun depan, namun permintaan pesawat baru akan tumbuh pada tahun 2012.

Burung besi anyar yaitu Boeing 787 Dreamliner akhirnya mulai take off pada Desember 2009 lalu setelah sempat beberapa kali tertunda. Toh, Boeing menjamin akan mengirimkan pesanan pertama sesuai jadwalnya kepada ANA pada kuartal keempat tahun ini.

tahun lalu, Boeing mengirimkan lebih dari 480 unit pesawar komersial. Sebanyak 460-465 unit pesawat akan dikirimkan tahun ini, termasuk 787 Dreamliner. Belakangan, perusahaan asal AS ini memiliki tumpukan pesanan hingga 3400 unit pesawat senilai US$ 250 miliar.

Boeing melihat adanya peluang di China yang diprediksikan permintaan pesawat bakal mencapai 3800 unit dalam 20 tahun senilai US$ 400 miliar. Namun, Boeing masih harus mempertimbangkan adanya dampak dari sanksi China oleh AS.

Sejumlah analis menyatakan, budget travel business merupakan hal yang harus dicermati oleh Boeing. Beberapa maskapai seperti Jetstar maupun AirAsia yang menawarkan penerbangan low-cost carriers kemungkinan akan mendongkrak pesanan Airbus.

Di Asia, budget travel passenger traffic kemungkinan akan tumbuh 10%.

Wednesday, February 3, 2010

Honda Genjot Penjualan hingga 47.000 Unit


Pasar mobil nasional pada 2010, diprediksi akan semakin membaik. Diperkirakan sebanyak 500 ribu unit mobil terjual pada tahun ini, seiring dengan membaiknya suku bunga pinjaman yang akan membuat konsumen tidak menunda lagi pembelian.

Tentu saja kondisi itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh ATPM yang sudah mempersiapkan produk baru mereka untuk menggempur pasar. Setelah Januari lalu, Daihatsu meluncurkan Terios Matik dan Mazda memperkenalkan Mazda 2, Honda Prospect Motor (HPM) juga mempersiapkan jagoannya. Tak tanggung-tanggung, HPM akan melempar dua varian andalannya,yakni Odyssey dan CRV 2010.

"Kami akan membuka empat dealer baru di Indonesia dan menyiapkan CR-V serta Odyssey baru tahun ini," ujar Marketing and After Sales Service Director PT HPM Jonfis Fandy, di sela Warta Citra Adiwahana (WCA) 2010, Rabu (3/2), di Jakarta.

CR-V facelift ini lebih hijau dan lebih bertenaga berkat mesin 2.2L. Dapur pacu CR-V facelift ini mengusung mesin i-DTEC yang saat ini juga dimiliki oleh beberapa varian Accord. Mobil ini mampu mencapai tenaga maksimum 148 hp, yang berarti naik 10 hp dari versi sebelumnya.

SUV ini juga mampu menghasilkan torsi maksimum menjadi 350 Nm. Selain itu pilihan transmisi automatic juga tersedia pada CR-V facelift ini. CR-V ini memiliki desain bumper depan dan belakang yang lebih gagah, desain front grille yang baru, dan pilihan velg yang bervariasi. Pilihan velg tersedia dalam ukuran 17 dan 18 inci.

Sementara itu, generasi keempat Honda Odyssey ini didesain dengan pusat gravitasi yang lebih rendah sehingga dipercaya dapat memberikan kestabilan tinggi dan handling yang lebih mantap, tanpa melupakan tipikal sebuah minivan mewah yang bercirikan memiliki kabin luas.

Coba lihat desain eksteriornya yang begitu indah. Setiap garis dan lekukan menciptakan kesan dinamis yang merefleksikan kemapanan sebuah MPV premium.

Grille depan yang dibuat V dengan sentuhan chrome terlihat mewah dan elegan. Begitu pun tampilan belakang sangat modern dan gagah. Sementara panel instrumennya dibuat lebih berkelas dan mudah dioperasikan.

Lampu speedometer dibuat lebih atraktif dengan warna menarik dan bergaya tiga dimensi. New Odyssey juga dilengkapi Honda dengan teknologi keselamatan terkini termasuk Multi-view Camera System, Lane Keeping Assist System (LKAS) dan Collision Mitigation Brake System (CMBS).

HPM menargetkan penjualan tahun 2010 sebanyak 47.000 unit. Tahun 2009 lalu HPM mencapai angka penjualan 40.674, dimana 39.570 unit untuk pasar domestik dan 1.104 unit Honda Freed untuk pasar ekspor.

Peluncuran New Odyssey dan CR-V 2010, sepertinya menepis persoalan yang kini membelit HPM. Seperti diketahui, Honda bersama Toyota harus menarik mobil mereka dipasaran karena persoalan keamanan. Akhir pekan lalu, Honda Motor, Co., Ltd. (HMC) mengumumkan program recall alias penarikan untuk perbaikan terhadap Honda Jazz di beberapa negara. HMC menjelaskan, recall tersebut dilakukan lantaran komponen power window master switch terkena air dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama. Hal ini memungkinkan terjadi hubungan listrik arus pendek.

Hubungan listrik arus pendek di dalam komponen tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada power window atau membuat komponen tersebut meleleh dan mengeluarkan asap. Karena cacat ini, per 29 Januari 2010, sejumlah 19 kasus telah dilaporkan di Irlandia, Amerika Serikat, Inggris, dan Afrika Selatan.

Cacat power window ini terjadi pada kendaraan Honda Jazz maupunFit produksi tahun 2002 sampai dengan 2008 yang menggunakan power window master switch yang diproduksi OMRON.

Namun HPM menegaskan, tidak ada Jazz yang beredar di Indonesia yang memiliki cacat power window seperti di sejumlah negara tersebut. Pasalnya, Jazz yang diproduksi di Indonesia menggunakan komponen power window master switch yang diproduksi oleh Toyo Denso, yang memiliki desain yang berbeda dengan produksi OMRON.

Selain Indonesia, beberapa negara seperti Jepang, Thailand dan Australia juga dipastikan tidak melakukan recall untuk produk Honda Jazz di negaranya.
Namun, HPM justru me-recall Honda City meski tidak ada satupun kasus yang dilaporkan sehubungan dengan komponen power window main switch yang terjadi pada Honda City di seluruh dunia. Namun, sebanyak 3.240 unit Honda City tahun pembelian 2007 sampai dengan 2008 terindentifikasi menggunakan power window master switch yang diproduksi OMRON.

“Konsumen yang mobilnya teridentifikasi tidak perlu kuatir dan dapat tetap menggunakan mobilnya seperti biasa. Pelanggan dapat datang ke bengkel resmi Honda atau kami hubungi untuk melakukan perbaikan secara cuma-cuma dengan menunjukkan bukti kepemilikan kendaraan yang sah,” beber Jonfis Fandy Marketing & Aftersales Service Director PT HPM.

HPM mulai me-menggelindingkan program recall mulai 1 Maret 2010 sampai 30 September 2010. HPM meminta pemilik Honda City maupun All New Honda City menghubungi bengkel resmi Honda terdekat atau Customer Care bebas pulsa Honda di 0-800-11-22-789 dari Senin-Jumat dari jam 09.00 – 19.00 WIB, dan hari Sabtu dari jam 09.00 – 14.00 WIB.

“Program penarikan untuk perbaikan terhadap Honda City merupakan kewajiban produsen untuk memastikan bahwa produk kami yang ada di tangan pelanggan selalu berada dalam kondisi yang sesuai dengan standar mutu yang diinginkan produsen,” kata Yukihiro Aoshima, President Director PT HPM, awal pekan ini.

Hyundai Ambil Keuntungan Dari Recall Toyota


Penjualan mobil Hyundai di Amerika Serikat naik 24 persen pada Januari 2004, saat para kompetitor, seperti Toyota Jepang tengah berjuang dengan recall (penarikan) besar-besaran sejumlah produknya.

Hyundai Motor Amerika, Rabu (3/2) mengatakan bahwa pihaknya menjual sebanyak 30.503 unit kendaraan pada Januari atau naik 24 persen dibanding setahun sebelumnya.

Disebutkan bahwa angka baru itu menyumbang 4,7 persen dari total pasar mobil AS pada Januari.

Hyundai mencatat keuntungan besar dari melemahnya Toyota, yang mengalami penurunan penjualan di AS sebesar 16 persen bulan lalu setelah me-recall jutaan kendaraan dan menangguhkan penjualan delapan model mobil yang diproduksinya.

Industri mobil Korsel itu merencanakan meluncurkan pengiklanan untuk mobil jenis Sonata selama 'Super Bowl' Minggu.

Penarikan kembali secara besar-besaran oleh Toyota yang mencapai 5,3 juta kendaraan di Amerika Serikat karena pedal bisa terjebak di lantai karpet, menyebabkan "percepatan tiba-tiba, tidak disengaja."

Sebelumnya Menteri Transportasi Amerika Serikat Ray LaHood mengatakan Selasa bahwa penarikan kembali secara besar-besaran itu muncul hanya setelah sebuah "upaya besar" oleh pemerintah AS.