Friday, February 5, 2010

Bisnis Penerbangan Global Diprediksi Membaik


Seiring dengan kondisi ekonomi dunia yang makin baik, bisnis perjalanan udara kembali booming. Airbus, produsen pesawat terbang terbesar di Eropa, memperkirakan maskapai-maskapai di Asia-Pacifik akan memborong 8.000 pesawat baru dalam 20 tahun mendatang.

Nilai pembelian pesawat-pesawat itu mencapai US$ 1,2 triliun. Kawasan Asia Pasifik pun akan mengambil alih pasar terbesar perjalanan udara dari Amerika Serikat dan Eropa.

Ramalan Airbus ini berdasar pada pernyataan Global Market Forecast yang disampaikan di Singapore Airshow, Rabu (3/2). Selain permintaan pesawat baru, Global Market Forecast juga memprediksi adanya penumpang baru hingga 25.000. Airbus juga mengatakan, nilai kargo pesawat mencapai US$ 3,1 triliun antara 2009 hingga 2028.

Kawasan Asia Pasifik akan mewakili sepertiga total permintaan dunia, sehingga butuh pesawat yang lebih besar. Konsentrasi populasi yang besar di pusat-pusat kota utama menjadi pendorong padatnya lalu lintas udara di rute intra regional.

Sementara itu, produsen pesawat terbesar kedua Boeing memprediksikan pesanan baru untuk pesawat penumpang kemungkinan masih akan kecil pada tahun ini. Dalam gelaran Singapore Airshow, Boeing menegaskan bahwa pihaknya baru akan membukukan untung tahun depan, namun permintaan pesawat baru akan tumbuh pada tahun 2012.

Burung besi anyar yaitu Boeing 787 Dreamliner akhirnya mulai take off pada Desember 2009 lalu setelah sempat beberapa kali tertunda. Toh, Boeing menjamin akan mengirimkan pesanan pertama sesuai jadwalnya kepada ANA pada kuartal keempat tahun ini.

tahun lalu, Boeing mengirimkan lebih dari 480 unit pesawar komersial. Sebanyak 460-465 unit pesawat akan dikirimkan tahun ini, termasuk 787 Dreamliner. Belakangan, perusahaan asal AS ini memiliki tumpukan pesanan hingga 3400 unit pesawat senilai US$ 250 miliar.

Boeing melihat adanya peluang di China yang diprediksikan permintaan pesawat bakal mencapai 3800 unit dalam 20 tahun senilai US$ 400 miliar. Namun, Boeing masih harus mempertimbangkan adanya dampak dari sanksi China oleh AS.

Sejumlah analis menyatakan, budget travel business merupakan hal yang harus dicermati oleh Boeing. Beberapa maskapai seperti Jetstar maupun AirAsia yang menawarkan penerbangan low-cost carriers kemungkinan akan mendongkrak pesanan Airbus.

Di Asia, budget travel passenger traffic kemungkinan akan tumbuh 10%.

No comments: