Friday, February 25, 2011

Telkomsel dan Tantangan New Business!


Dalam event Nokia Conections 2010, yang digelar di Conrad Contenniel Singapura, tahun lalu, terungkap bahwa era mobile broadband mendorong perkembangan teknologi internet sudah semakin maju. Jo Harlow, Senior VP Smartphone Nokia, memaparkan hampir semua orang saat ini sudah terkoneksi dengan mobile internet.

"Saat ini penduduk dunia sudah saling terkoneksi dengan presentase 62%," papar Harlow berdasarkan data Smartphone Study 360 pada April 2010. "Beberapa di antara mereka menggunakannya untuk saling berkomunikasi melalui jejaring sosial dan email, bermain game atau mendengarkan musik secara digital," tambahnya.

Data itu juga mengungkapkan bahwa pengguna ponsel pintar yang menikmati hiburan melalui perangkatnya tercatat sebesar 17%. Kemudian untuk akses web sebesar 9%, aplikasi kantoran 4,5%, life management 4%, dan mengakses informasi sebanyak 3%.

Merujuk pada tren tersebut, dapat disimpulkan telah terjadi pergeseran gaya hidup. Basic service berbasis SMS dan voice yang selama ini dominan dipastikan akan semakin terpinggirkan digantikan oleh beragam layanan dan konten digital yang dapat langsung diakses melalui smartphone.

Transformasi dari basic service ke new business itu telah diantisipasi oleh Telkomsel yang sejak beberapa tahun terakhir telah menyiapkan pijakan untuk bisa memenangkan persaingan. Beragam layanan berbasis content, aplikasi dan VAS (Value Added Service) telah diluncurkan. Layanan-layanan baru yang semakin inovatif juga akan terus dimunculkan.

Peluang Menguntungkan
Menurut VP Digital Music and Content Management Telkomsel Krish Pribadi, mendengarkan musik dan bermain game di ponsel memang sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Buktinya, saat ini sudah lebih dari 25 juta pengguna ponsel mengunduh konten-konten music, game dan video. Alhasil, konten-konten tersebut menjadi peluang yang sangat menguntungkan. Tumbuhnya industri konten ini membuat gaya hidup pengguna ponsel juga ikut berubah. Segala informasi bisa diperoleh melalui ponsel.

Krishnawan mengatakan sebagai pendukung gaya hidup, industri konten mempunyai peluang besar untuk lebih berkembang. Diperkirakan sepanjang 2010 perkembangan industri tersebut bisa tumbuh hingga 50%. Pendorongnya adalah 190 juta penduduk yang telah terkoneksi ponsel. Telkomsel sendiri memiliki 94 juta pelanggan merupakan pasar yang sangat besar. Itu sebabnya sejak beberapa waktu lalu, pihaknya telah menyiapkan sejumlah layanan seperti Langit Musik, Dunia Game, Dunia Bola, Dunia Seleb dan konten-konten menarik lainnya.

Begitu juga di segmen mobile transaction. Telkomsel telah memiliki layanan yang dijuluki T-Cash. VP T-Cash Management Telkomsel Bambang Supriogo, optimis layanan ini akan semakin diterima oleh pengguna ponsel. Optimisme ini menurut Bambang didasarkan pada keyakinan bahwa layanan mobile commerce terutama dompet bergerak (mobile wallet) akan meraih momentum pada 2010, yang didorong oleh kampanye operator, bank, dan regulator.

Bagaimana dengan mobile advertising? Dibandingkan media konvensional, layanan ini memiliki keunggulan lebih bisa dihitung responsnya, targetted, dan lebih hemat budget. “Sekarang tinggal edukasi ke pengiklan dan biro iklan," kata VP Mobile Advertising Management Telkomsel, Nyoto Priyono. Dia mengatakan Telkomsel telah bekerja sama dengan 33 media seller tahun lalu dan diharapkan bisa mencapai 100 perusahaan dan lebih dari 1.000 mitra pengiklan mitra pengiklan pada akhir 2011," kata Nyoto.

Dengan hadirnya beragam layanan inovatif tersebut, Telkomsel menargetkan dapat meraih 40 juta pelanggan data pada akhir 2011, sekaligus mendongkrak pencapaian 30% revenue berbasis data. Inilah tantangan new business!

Tuesday, February 22, 2011

Mobile Router, Bikin Penetrasi Internet Makin Kencang


Di jaman serba mobile, internet bak ‘raja’ yang kini menguasai seluruh penyebaran informasi. Mengingat sifat internet yang universal, cepat dan selalu up to date, saat ini sebagian orang lebih memilih mengakses internet ketimbang membaca koran atau buku untuk memenuhi kebutuhan mereka akan informasi.

Melakukan aktivitas browsing, download, chatting bahkan berkomunikasi via jejaring sosial memang mengasyikkan. Seiring dengan meningkatnya adopsi perangkat ponsel pintar dan popularitas tablet, merupakan beberapa faktor pemicu pertumbuhan penggunaan WiFi. Artinya semakin banyak smartphone dan tablet yang terjual, maka penggunaan WiFi pun semakin bertambah.

Kita sering mendapati jaringan internet WiFi atau hotspot di cafe, gedung-gedung perkantoran, dan sebagainya. Pengadaan koneksi internet untuk publik ini juga mendorong pertumbuhan pengguna internet. Secara global, berdasarkan riset yang telah dilakukan perusahaan penyedia billing mobile, Bango, lebih dari 50% pengguna mobile internet diketahui menggunakan WiFi hingga Q1 2011. Padahal pada Februari 2010 lalu, Bango hanya menemukan sekitar 23% pengakses situs mobile yang menggunakan WiFi.

Ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, lonjakan pengguna mobile internet dengan wifi sebanyak 27%. Sementara itu menurut laporan yang dikumpulkan oleh International Telecommunication Union (ITU), jumlah pengguna internet di seluruh dunia telah berlipat ganda selama 5 tahun terakhir. Angkanya melampaui 2 miliar pengguna di akhir tahun 2010 dari total sekira 7 miliar penduduk yang hidup di bumi ini.

Tren Modem Router
WiFi memang menjadi metode koneksi internet yang paling digemari saat ini. Tak heran bila perangkat sekelas mini router diproduksi agar membantu pengguna tetap konek ke internet baik itu di rumah, di kantor ataupun di perjalanan.

Kendati jaringan WiFi sudah diperkenalkan beberapa tahun lalu, namun tren WiFi mulai booming di 2010. Ini dipicu lantaran kemunculan maraknya peredaran device dengan fitur WiFi, seperti smartphone, BB, iPad dan sebagainya.

Produk yang memiliki fitur WiFi terbukti sukses di mancanegara, meskipun tidak based on 3G. Sehingga mini router wifi bisa menjadi pilihan bagi pengguna untuk akses internet karena bentuknya kecil dan harganya terjangkau.

Begitupula dengan kemunculan tablet komputer selain iPad dari brand besar hingga pabrikan Cina turut meningkatkan demand atau permintaan terhadap mini router. Sebab ada beberapa tablet komputer yang didesain tanpa port USB, membuat produk tersebut bergantung pada fitur WiFi yang dibenamkannya.

Tren one people multiple device juga terbukti mendorong peningkatan kebutuhan mini router. Dimana satu orang tak hanya memiliki satu ponsel, tapi beberapa device lain seperti smartphone, PC atau tablet. Adanya multiple device inilah yang membuat kebutuhan internet semakin besar untuk tiap device-nya. Alhasil keluarlah solusi satu device yang bisa digunakan untuk koneksi internet secara beramai-ramai.

Keunggulan modem router mobile yang berukuran mini, menggunakan SIM Card dari operator dan baterai, membuat produk ini lebih portable dan praktis ditenteng kemana-mana. Dengan router, pengguna juga bisa mengakses internet secara berkelompok alias sharing dengan 5 pengguna atau perangkat serta bisa digunakan dengan radius hingga 100 meter.

Dengan segala kelebihannya, kini modem router WiFi sudah mulai memasyarakat dengan segmen pasar yang semakin luas. Inilah peluang bagi service provider untuk melakukan penetrasi pasar sebanyak mungkin.

Thursday, February 17, 2011

Mampukah Stephen Elop Mengembalikan Kejayaan Nokia?


Tiga tahun terakhir adalah mimpi buruk bagi Nokia. Market share vendor ponsel Finlandia itu, terus tergerus. Meski masih memuncaki posisi pabrikan ponsel terbesar sejagat, data IDC menunjukkan pangsa pasar Nokia anjlok menjadi 28% di akhir tahun 2010 dari yang sebelumnya 38% pada tahun 2009. Sementara itu para pesaing termasuk RIM (Blackberry), Apple dan HTC, telah menambah jumlah pangsa pasar mereka atau berhasil mempertahankannya.

Jelas kondisi adalah tantangan tersulit yang harus dihadapi oleh CEO Nokia Stephen Elop. Pria asal Kanada yang diangkat pada September 2010, menggantikan Olli-Pekka Kallasvuo ini, mengibaratkan perusahaan seperti sedang berdiri di “anjungan yang terbakar”, dikelilingi para pesaing yang inovatif yang merebut pangsa pasar Nokia.

Secara khusus ia mengatakan bahwa perusahaan telah terlena dan tidak menyadari keberhasilan sistem operasi Android dari Google dan iPhone dari Apple.

"iPhone pertama dikapalkan pada tahun 2007 dan kita masih tidak punya sebuah produk yang mendekatinya. Android datang ke arena baru dua tahun yang lalu, dan minggu ini mereka mengambil posisi kepemimpinan kita dalam hal volume smartphone. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa dipercaya," tulis Elop.

Selain Android dan iPhone, Elop juga menyinggung soal ponsel buatan pabrikan China yang telah mengancam kedigdayaan Nokia di kelas bawah. "Mereka cepat, murah dan menantang kita," ujarnya.

Tentu saja, Elop tidak ingin Nokia terus menjadi pecundang. Pria yang pernah menjadi eksekutif puncak di Microsoft, Juniper Networks, Adobe Systems dan Macromedia ini, akhirnya memutuskan untuk berkolaborasi dengan OS Windows Phone 7 milik Microsoft sebagai platform baru ponsel Nokia.

Apakah kolaborasi ini mampu mengembalikan posisi Nokia? Waktu yang akan menjawabnya.

Wednesday, February 9, 2011

Saatnya Kembangkan PLTA Mikrohidro


Saat ini masyarakat semakin familiar dengan teknologi mikrohidro. Memang mikrohidro bukan teknologi baru.Tapi yang menerapkan teknologi ini juga masih relative sedikit. Padahal dengan teknologi mikrohidro, banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh.

PLT Microhidro adalah pembangkit listrik mini dengan mengunakan energy air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber penghasil listrik adalah yang memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu. Makin besar kapasitas aliran dan ketinggiannya, maka makin besar energy yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energy listrik.

Mikrohidro dibangun berdasarkan fakta di lapangan, bahwa air mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas itu mengacu pada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity), sedangan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head.

Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources atau “energy putih”. Disebut demikian, karena instalasi pembangkit listrik ini menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Kenyataannya, alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi ini, maka energy aliran air beserta energy perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu bisa diubah menjadi energy listrik.

Saat ini, masyarakat mulai mengenal Mikrohidro sebagai upaya penyediaan listrik sederhana. Sayangnya, Mikrohidro hanya dapat menyuplai listrik untuk sebagian wilayah atau penduduk karena produksinya yang terbatas, yaitu berkisar 5 kw-100 kw.

Untuk itu, biasanya Mikrohidro banyak digunakan komunitas kecil di pinggiran kota atau bahkan desa di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau oleh infrastruktur konvensional PLN. Jika kebutuhan satu rumah akan listrik dianggap 200 watt per hari, Mikrohidro hanya bisa menyediakan listrik bagi 25-500 rumah.

Komponen Penggerak Mikrohidro
Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air, turbin dan generator. Air sebagai sumber energy yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah turbin, instalasi air itu akan “menumbuk” turbin, dalam hal ini turbin dipastikan akan menerima energy air tersebut dan mengubahnya menjadi energy mekanik, yaitu berputarnya poros turbin.

Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan (baca: dihubungkan) ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energy listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan kerumah-rumah atau keperluan lainnya

Selain Mikrohidro, kita juga mengenal PLTA Minihidro dan Pikohidro. Sekilas memang rada mirip. Namun terdapat perbedaan diantara ketiganya, yakni menyangkut output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya antara 5 Kw - 100 Kw. Minihidro daya yang dihasilkan berkisar antara 100 Kw sampai 5000 Kw. Sedangkan pikohidro hanya bisa menyediakan listrik mulai ratusan watt hingga 5 kw.