Monday, January 18, 2010

Gertakan Basi Ala Google


Rencana mundurnya Google dari China, ditanggapi dingin oleh berbagai kalangan. Pengamat teknologi informasi Rene L. Pattirajawane, menilai mundurnya Google hanya sebatas retorika belaka. Pasalnya, raksasa mesin pencari itu tak mungkin meninggalkan panggung yang penuh dengan peluang bisnis.

Dalam wawancara dengan BBC belum lama ini, Rene yang juga wartawan Harian Kompas berkeyakinan ancaman mundur tak akan dilakukan oleh Google, karena internet saat ini bukan sekedar perangkat yang memudahkan komunikasi teks, data dan gambar, Namun sudah merupakan peluang bisnis yang maha dashyat. “Seburuk apa pun kondisi di China karena pelanggaran HAM misalnya, pasar di negeri itu terlalu besar untuk ditinggalkan”, ujar Rene.

Memang Rene tak sekedar bicara. Merujuk pada survei ditemukan telah terjadi peningkatan sebesar 30 persen dari tahun lalu untuk pengguna internet di negara yang menganut paham komunis tersebut.

Data itu menyebutkan sebanyak 384 juta orang menjadi pemakai internet, angka ini juga melonjak dua kali lipat dari sebelumnya. Pemakainya masih bisa akan bertambah, mengingat jumlah penduduk China yang mencapai 1,6 miliar orang.

Dilansir melalui Yahoo Tech, Minggu (15/1/2010), perseteruan China dan Google tidak akan berpengaruh banyak dalam pertumbuhan pengguna internet, khususnya yang menggunakan internet bergerak. Apalagi setelah pemerintah negeri Tirai Bambu itu menyetujui pembangunan Internet Network Information Center.

"Pengguna ponsel yang online hanya 8 persen, itu yang akan kami genjot. Melalui industri internet telah menghasilkan 250 miliar yuan atau setara dengan USD37 miliar," ujar salah satu sumber di pemerintahan.

Malalui Internet Network Information Center, nantinya diharapkan akan ada pertumbuhan pengguna internet di perangkat genggam sebesar 106 persen atau sama dengan 103 juta pengguna baru. Ini belum ditambah dengan ditingkatkannya jaringan 3G di negara itu, sehingga akan ada makin beragamnya konten yang dimendukung video dan produk lainnya.

Sementara itu pemerintah China sendiri memastikan bahwa rencana Google takkan mempengaruhi hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Hal itu diungkapkan, kementerian Perdagangan China, seperti dilansir AsiaOne digital, Sabtu (16/1/2010).

"Tak masalah, apapun keputusan yang diambil Google, itu takkan berpengaruh dengan perdagangan dan hubungan ekonomi antara China dengan AS," ujar juru bicara Menteri perdagangan China, Yao Jian.

"Kedua negara memiliki sejumlah hubungan komunikasi, dan kami merasa nyaman dengan perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara," ujar Yao.
Ditegaskan Yao, setiap perusahaan asing yang beroperasi di China wajib mematuhi seluruh aturan, budaya dan tradisi yang berlaku di negara tirai bambu itu.
"China saat ini sedang melakukan transformasi dari ekonomi tradisional menuju pasar sosialis. stbilitas dan pembangunan merupakan prioritas utama kami saat ini,' kata Yao.

Ancaman Google memang menimbulkan polemik baru. Raksasa mesin pencari tersebut merasa tidak terima dengan aksi hack yang diduga dilancarkan oleh China. Langkah yang diumumkan Google ini memunculkan ketegangan yang kian memuncak antara China dan AS terkait kebebasan berinternet.

Serangan hacker China mengarah pada akun email para aktivis HAM China menggunakan layanan Gmail, dan lebih dari 20 perusahaan lainnya mendapatkan serangan yang sama. Para hacker tersebut, berupaya membobol Google untuk menyusup ke dalam akun-akun Gmail para aktivis HAM China.

Wednesday, January 6, 2010

Segmen Sport Jadi Pembuka Persaingan


Dibandingkan bebek atau skutik yang belakangan naik pamor, pangsa pasar motor sport terbilang paling kecil, hanya 10%. Meski demikian, segmen ini tetap menjadi incaran. Bahkan, bagi ATPM tertentu, motor sport merupakan back bone. Ambil contoh Minerva Motor Indonesia (MMI). Vendor yang merupakan spesialis motor sport ini, menargetkan penjualan 2010 sebanyak 66 ribu unit atau naik sekitar 32,5% dibandingkan 2009.

“Target kami pada 2010 sebanyak 66 ribu unit, sedangkan pada 2009 sebanyak 49.800 unit atau naik 48% dibandingkan 2008,” tutur Kristianto Gunadi, presdir MMI. Menurutnya, target penjualan tersebut disesuaikan dengan adanya penjualan sport 150 cc dan penjualan model Minerva Sachs - Megelli 250 cc. “Untuk Jabodetabek, market share sepeda motor sport Minerva sudah mencapai 7,6 %,” tutur Kristianto.

Minerva yang dikenal sebagai salah satu pemain sepeda motor Tiongkok, meski belakangan mayoritas produk mereka didatangkan dari Thailand dan Taiwan. Di luar anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Minerva merupakan salah satu produsen yang bertumbuh cukup signifikan. Vendor ini memang lebih mengkhususkan diri pada pasar motor sport, mengingat segmen mainstream seperti bebek dan skutik sudah dikuasai tiga pemain besar, yakni Honda, Yamaha dan Suzuki.

Sementara itu, sang market leader di segmen sport, yakni PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) bersiap untuk mengambil start lebih dulu di awal tahun. Setelah meluncurkan motor jenis bebek New Jupiter Z di awal Desember lalu, kini di awal 2010, Yamaha akan meluncurkan jenis motor sport berjuluk Byson.

Menurut kabar yang beredar di kalangan para bikers, motor ini akan meluncur paling lambat April 2010 mendatang. Kapan tepatnya motor yang memiliki kapasitas mesin 153 cc itu meluncur di jalanan, YMKI masih tutup mulut. Vice President Director YMKI Dyonisius Beti masih enggan berbagi informasi.

Sebenarnya, Yamaha Byson sudah lebih dulu meluncur di India, yakni pada September 2009 lalu. Di Negeri Shahruk Khan itu, motor ini bernama FZ16 dan FZ-S yang dijual seharga 72.900 rupee atau sekitar Rp 14,7 juta.

Dyonisius memastikan, harga Byson di Indonesia lebih tinggi dari India. Pasalnya, bahan baku yang akan di pakai Byson akan lebih baik dibandingkan Yamaha FZ16 atau FZ-S. Namun Dyonisius juga mengatakan, harga jual Byson bakal lebih rendah dari Yamaha V-Ixion yang saat ini dibanderol Rp 20,5 juta per unit. "Sekarang motornya sedang uji kelayakan jalan. Minimal harus diuji 50.000 kilometer,” katanya.

Seperti halnya skutik, Yamaha juga masih merajai segmen motor sport. Sepanjang Januari-Oktober, Yamaha menjual 176.624 unit motor sport. Angka penjualan itu menguasai 45,7% pasar domestik segmen sport. Honda sebagai rival terdekat Yamaha, diwaktu yang sama mampu menguasai 38,8% pangsa pasar dengan penjualan 150.037 unit.

PS : Keberhasilan Minerva Motor Indonesia (MMI) mecuri pasar di segmen sport terbilang menarik, karena sebagai pendatang baru MMI jeli melihat kebutuhan pengguna di segmen ini yang ingin tetap bergaya dengan motor sport kelas dunia, namun dengan harga terjangkau. Untuk itu diperlukan strategi komunikasi dan branding yang tepat untuk mengejar pemain yang secara tradisional lebih menguasai segmen ini seperti Yamaha, Honda dan Kawasaki.