Friday, August 28, 2009

BCA Melaju Dengan Kartu Flazz


Belakangan ada yang sedikit berbeda jika Anda membayar parkir, khususnya pada operator berlogo Secure Parking (SP). Kini dengan kartu Flazz, Anda tinggal menempelkan kartu pintar itu pada mesin reader untuk membayar tarif parkir tanpa harus menggunakan uang tunai.

Memang untuk mendongkrak pertumbuhan, sejak beberapa waktu lalu BCA telah menjalin kerjasama dengan SP yang note bene merupakan operator perparkiran terbesar di Indonesia. Kini pengguna kartu Flazz kini dapat bertransaksi di lebih dari 120 outlet SP yang tersebar di berbagai wilayah. Tak hanya itu, untuk kebutuhan BBM, pengguna juga semakin dimudahkan karena dapat bertransaksi melalui Flazz di lebih dari 200 SPBU.

Parkir dan SPBU adalah target merchant yang terus diperluas jumlahnya oleh BCA. Sebelumnya untuk mempopulerkan kartu Flazz, bank swasta papan atas ini telah menggandeng berbagai merchant pada katagori food and beverages, seperti Es Teler, Solaria, Starbucks, Tamani Express dan lain-lain. Sementara untuk katagori non food and beverages, BCA telah menjalin kerjasama dengan Alfamart, Indomaret, Carrefour, dan lain-lain.

“Hasilnya adalah 7000 outlet merchant yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya sudah dapat menerima transaksi Flazz. Sementara total pemegang kartu hingga saat ini telah mencapai 1 juta member”, ungkap Deputy Manager BCA Evony Barlianto.

Pesatnya pertumbuhan kartu Flazz bukan hanya karena potensi pasar yang besar. Namun sampai sejauh ini, belum ada kompetitor yang head on, karena Flazz merupakan kartu prabayar multifungsi yang tercepat dan pertama di Indonesia, dimana satu kartu dapat digunakan untuk berbagai lini bisnis, seperti food & beverage, tempat wisata, tempat bermain, toko buku, SPBU, pasar modern dari minimarket sampai hypermarket, perparkiran, sarana transportasi dan sebagainya.

Sementara beberapa Bank lain yang sudah mulai masuk atau bersiap-siap masuk mempunyai strategi masing-masing, misalnya ada yang yang menerbitkan kartu berdasarkan fungsinya per lini bisnis tertentu, ada juga yang menerbitkan kartu untuk event tertentu.

Sejak kehadirannya, kartu Flazz menyasar para pengguna uang tunai untuk transaksi-transaksi dalam nominal kecil di industri yang membutuhkan kecepatan bertransaksi, misalnya parkir, SPBU, F&B, dan beberapa lini bisnis lainnya.

Sekedar informasi tambahan, kartu Flazz adalah alat pembayaran multifungsi tercepat pertama di Indonesia untuk kenyamanan hidup Anda. Menggunakan teknologi chip dan RFID (Radio Frequency Identification), Kartu Flazz pantas untuk disebut sebagai kartu prabayar multifungsi dengan teknologi terkini. Kartu Flazz berbeda dengan kartu kredit dan kartu debit.

Bila otorisasi transaksi pembayaran kartu kredit dan debit dilakukan secara online di pusat data bank, otorisasi transaksi untuk kartu Flazz dilakukan langsung di chip di kartu Flazz itu sendiri. Pengisian ulang saldo (top up) pun mudah, cukup membawa Kartu Paspor dan Kartu Flazz ke ATM Non-tunai BCA serta merchant-merchant berlogo Flazz Isi Ulang. Minimum top up Rp 100.000, dan maksimum saldo yang dapat tersimpan di kartu maksimum Rp 1 juta.

Kartu Flazz menawarkan kecepatan, kemudahan, kepraktisan bertransaksi. Cepat, karena transaksi pembayaran diselesaikan dalam hitungan detik dengan proses kerja contactless (tidak perlu digesek seperti kartu kredit, cukup diletakkan di mesin reader). Mudah, karena tidak perlu menginput PIN. Praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar, juga tidak perlu menyimpan uang receh lagi. Selain itu, murah, karena tanpa biaya transaksi.

Keuntungan lain, terhindar dari risiko kesalahan hitung dan uang palsu karena tidak terjadi transaksi tunai. Kemudahan bagi merchant, tidak perlu sedia uang kembalian, mempercepat layanan karena tidak perlu mengecek keaslian uang dan menghitung uang saat transaksi, pula tidak perlu menyimpan uang dalam jumlah besar.

Tak dapat dipungkiri nama besar BCA sebagai bank papan atas membuat pertumbuhan Flazz terkatrol dengan cepat. Meski begitu, sebagai produk yang terbilang masih baru BCA tetap harus memberikan ‘peluru’, agar Flazz dapat diminati nasabah.

Menurut Evony, setidaknya terdapat tiga kekuatan Flazz yang dapat menggiring nasabah mau beralih ke Flazz, yakni mudah dibeli di seluruh jaringan kantor Cabang BCA dan Stand Penjualan Flazz yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya, juga di merchant penjual Flazz, dapat digunakan di 7000 outlet merchant yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya, dan dapat di Top up di seluruh jaringan penjualan Flazz di atas, juga di merchant-merchant bertanda Flazz Isi Ulang.

Untuk terus meningkatkan animo pengguna dan calon pengguna, BCA secara kontinue menggelar beragam promo menarik dengan menggandeng banyak merchant. Sebut saja program “Dapatkan Bonus Top up 30% untuk pembayaran dengan Flazz”, selama 26 Juni s.d 25 Agustus 2009, Kidzania dengan program “Beli Tiket Anak Gratis Tiket Dewasa”, untuk 6 Juli s/d 5 September 2009 dan Waterboom dengan program “Pay 1 for 2”, s/d 31 Desember 09.

Thursday, August 27, 2009

Wabah Migrasi Ke TV Digital


Meningkatnya penjualan TV berlayar lebar seperti LCD atau plasma di pasar global, rupanya sejalan dengan keinginan banyak negara yang tengah berupaya melakukan migrasi tayangan TV dari analog ke digital. Sekedar diketahui, dengan format layar lebar yakni 16:9, menonton tayangan TV layar lebar setara dengan menyaksikan film di bioskop. Gambar yang ditampilkan juga lebih jernih dan tajam, karena resolusinya mencapai 1920 x 1080. Apalagi rata-rata tekonologi yang beredar di pasaran, tidak lagi sekedar mencangkokkan teknologi SD (Standard Definition) atau ED (Enhanced Definition), namun sudah mengusung HD (High Definition) yang merupakan standar tertinggi tertinggi teknologi TV digital.

Bagi broadcaster, TV digital memang menawarkan sejumlah keunggulan yang tidak bisa didapati pada tayangan analog. Selain gambar yang tajam, TV jenis ini juga memiliki kualitas suara yang lebih baik dan tentu saja content yang beragam. Jika menggunakan sinyal analog, broadcaster hanya dapat mentransmisikan satu content pada satu channel saja. Namun dengan TV digital, mereka dapat menyiarkan beragam channel pada saat bersamaan. Pengalaman di berbagai negara menunjukkan, banyak broadcaster meluncurkan tiga bahkan empat channel digital secara terpisah, masing-masing berisi program yang sesuai dengan komunitas yang dibidik. Dan jika bandwith masih mencukupi, mereka juga menyiarkan channel dalam format HD.

TV digital memang tengah mewabah. Warga AS misalnya, setelah menunggu sekian lama, akhirnya dapat menikmati tayangan TV digital secara penuh di seantero negeri itu mulai 17 Februari 2009. Sebelumnya Badan Komunikasi Federal (FCC) AS, telah melakukan uji coba sejak 8 September 2008 di kawasan Wilmington, negara bagian North Carolina.

Menurut Chairman FCC Kevin J. Martin, sebanyak 90 persen penyelenggara TV di AS saat ini sudah beralih dari analog ke digital. Sebelumnya untuk mensukseskan program ’digitalisasi’ ini, FCC juga telah menunjuk NTIA (National Telecommunications and Information Administration) guna membagikan kupon senilai $40 kepada setiap keluarga. Melalui kupon telah dibagikan yang dibagikan sejak 1 Januari 2008 hingga 1 Maret 2009, mereka dapat memperoleh converter box digital.

Dengan merambah AS, maka negeri itu menambah jajaran negara yang sudah mengadopsi tayangan TV digital menyusul Meksiko dan Kanada untuk kawasan Amerika Utara. Di Asia langkah Jepang yang telah meluncurkan layanan TV digital sejak tahun 2000, segera diikuti oleh berbagai negara lain seperti, Hong Kong China, Israel, Philipina, Malaysia dan Singapura. Sementara Di Eropa, dengan standar DVB-H.yang merupakan standar TV digital di kawasan itu, hampir semua negara-negara di Eropa telah meluncurkan layanan sejenis.

Bagaimana dengan Indonesia? Lagi-lagi industri selular menjadi pionir. Kali Indosat menjadi operator pertama yang menawarkan layanan TV digital. Mulai Juni 2009, pelanggan Indosat dapat menikmati siaran-siaran televisi digital lewat ponsel. Lewat Konsorsium Tren Mobile TV, operator terbesar kedua di Indonesia ini, memperkenalkan layanan Mobile TV dengan format DVB-H (Digital Video Broadcasting-Handheld). Indosat mengkalim layanan televisi di layar ponsel dalam formatd digital merupakan yang pertama di Indonesia.

"Kami mengharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dari siaran TV di mana saja dan kapan saja melalui ponsel mereka, dengan kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik," ungkap Suharso, Group Head Value Added Service Marketing Indosat.

Saat ini, lanjut Suharso, siaran TV digital dapat dinikmati secara gratis hingga akhir Desember 2009. Layanan ini juga baru dapat diakses melalui berbagai jenis ponsel dengan jenis dan tipe tertentu, dari merk Nokia, LG, Samsung, Philips, Gigabyte (G-smart), Sagem, dan ZTE.

Akses layanan siaran TV Digital ini dapat dilakukan antara lain oleh pengguna handset yang didukung layanan DVB-H, seperti N77 atau N96, cukup dengan mengaktifkan aplikasi DVB-H dari handset dan otomatis handset akan melakukan pencarian frekuensi mobile TV.

Sedangkan untuk pengguna laptop atau handset yang mendukung WIFI, cukup dengan cara mengaktifkan WIFI-nya dan melakukan searching hotspot Indosatnet, kemudian melakukan koneksi ke hotspot tersebut.

"Selain dapat dinikmati melalui jaringan frekuensi radio kanal 24 (ultra high frequency), siaran TV digital ini juga dapat dinikmati melalui jaringan hotspot/Wi-fi IndosatNet di berbagai lokasi umum seperti di mal, restoran, dan pertokoan," katanya.

Keunggulan dari siaran TV digital, menurut Suharso, terdapat pada kualitas gambar dan suara yang lebih tajam dan jernih, jika dibandingkan dengan siaran TV berbasis analog. Tren Mobile TV telah menyediakan 10 channel yang dapat dinikmati oleh masyarakat melalui layanan TV digital ini.

Wednesday, August 26, 2009

Kukuhnya Dominasi Tiga Vendor


Tingginya popularitas notebook semakin mendorong lonjakan permintaan. Diperkirakan pada akhir 2009, sekitar 2 juta unit notebook terjual di Indonesia. Namun sejauh ini pasar masih dikuasai tiga vendor besar. Dan tampaknya masih sulit mematahkan dominasi Acer diposisi puncak.

Hingga kuartal pertama 2009, Acer masih memimpin penjualan notebook di Indonesia. Pencapaian itu adalah yang keempat kali secara berturut-turut sejak 2005. Keberhasilan mempertahankan posisi itu, melengkapi prestasi Acer Group Indonesia yang kembali merebut posisi sebagai Vendor PC No.1 di Indonesia di berbagai segmen produk (notebook, desktop dan server). Posisi ini telah diraih Acer Group Indonesia sejak 2007.

Menurut data yang dikeluarkan Lembaga Riset Gartner, pada kuartal 1 tahun 2009, penjualan Acer Indonesia mencatat 134,386 unit, dengan pertumbuhan Year on Year mencapai 23,6%. Sementara tahun 2008 lalu tercatat total penjualan Acer mencapai 491,657 unit atau meningkat 20,1 % dari tahun 2007.

Notebook tetap sebagai kontributor terbesar bagi Acer Group Indonesia dengan menyumbang penjualan 116,085 unit pada kuartal pertama 2009 atau mencatat pertumbuhan 30,5% dari periode yang sama tahun lalu. Pangsa pasar (market share) notebook Acer Group Indonesia tercatat meningkat pesat menjadi sebesar 43.2%.

Pencapaian Acer itu jauh mengungguli dua vendor besar lainnya, yakni HP dan Toshiba. HP meraih pangsa pasar 19,9% dan Toshiba sebesar 14%. Secara keseluruhan, tiga vendor itu menguasai lebih dari 70% market share. Sisanya diperebutkan merek-merek lain, baik lokal maupun global.

Menurut Head of Marketing Communications Department, Acer Group Indonesia Helmi Anam, keberhasilan Acer mempertahankan posisi nomor wahid karena Acer mampu merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Tengok saja salah varian yang menjadi unggulan Acer, yakni Acer Aspire Timeline. Notebook yang dijuluki “the return of true mobile computing”, ini memberikan pengguna lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, selalu terhubung, dan sekaligus menikmati hiburan. Hebatnya, notebook dengan desain thin & light sehingga sangat ringan dijinjing ini, dilengkapi baterai yang mampu bertahan sampai 8 jam, tertinggi diantara notebook lain yang saat ini beredar di pasaran.

Inovasi lainnya dari kemitraan yang erat antara Acer dan Intel adalah Acer menjadi merek notebook yang pertama dan satu-satunya mengaplikasikan Intel Laminar Wall Jet. Ini adalah teknologi pendingin anyar yang digunakan pada mesin jet modern dan pertama kali diaplikasikan pada notebook yang disupport Intel. Teknologi ini memiliki kemampuan untuk mengurangi panas sehingga notebook menjadi lebih dingin.

Keberhasilan Acer mempertahankan posisi market leader untuk pasar notebook selama empat tahun terturut-turut, tentu membuat vendor lain tidak kecil hati. Selain potensi pasar yang masih sangat besar, preferensi konsumen dalam memilih produk kadang sulit untuk ditebak.

Itu sebabnya Toshiba, vendor asal Jepang yang pernah merajai pasar notebook di tanah air sebelum era 2005 ini, berambisi kembali merebut market share hingga 30%. "Untuk mencapai sasaran itu, manajemen akan meluncurkannya berbagai produk notebook low end setiap, sebulan sekali," kata President Director PT Techking Enterprises Indonesia, Gunawan Nugroho.

Ia menyebutkan salah satu kelemahan Toshiba adalah, selama ini lebih terfokus pada pasar menengah ke atas (premium). "Itu sebabnya ditengah trend penurunan daya beli karena imbas krisis global, kami melihat pasar menengah ke bawah sangat prospektif dan itu akan kami garap," katanya. Untuk menjaga agar pasar produk notebook yang sempat turun 30 persen karena krisis, selain fokus pada pasar menengah ke bawah Toshiba juga meningkatkan pemasaran ke luar Jawa, misalnya Sumut.

Dua kombinasi strategi itu ternyata cukup ampuh. Gunawan mengungkapkan pada kuartal pertama 2009, pihaknya berhasil mendongkrak penjualan hingga 70%. Ia optimis dengan memadukan dua varian produk di segmen maintstream dan premium, pada akhir 2009 mendatang, pertumbuhan penjualan akan berkisar di angka 60%.

Line up produk Toshiba yang diminati konsumen adalah Toshiba Satelite L 510, dibandrol Rp 6 juta, Portege M 900 seharga Rp 12 juta dan Toshiba Satelite M 500 M 500 ditawarkan pada harga Rp 16 juta. Toshiba Satelite L 150 mengusung kualitas dan desain yang stylish ke segmen "everyday computing". Sementara Portege M 900 membawa kombinasi cantik antara design dan performa dalam sebuah platform bagi para pengguna mobile, dan Toshiba Satelite M 500 dilengkapi fitur hiburan yang canggih dan sistem penyimpanan hybrid ssd/hdd baru.

Menurut Gunawan, dengan usia yang mencapai 25 tahun di pasar Indonesia, Toshiba berupaya tetap bisa eksis karena ekuitas merek yang sudah kuat tercipta di benak konsumen. Pada 2008 lalu, Toshiba masih bisa tumbuh sekitar 18 persen dimana penjualan notebook menembus angka 1,1 juta unit dengan pemasaran ke Sumut berkisar 20 persen.

Bagaimana dengan HP? Vendor asal AS ini juga terus menggelontorkan produk baru untuk menggaet konsumen. Tidak tanggung-tanggung pada Juli lalu HP meluncurkan 3 notebook terbarunya untuk kalangan bisnis, dengan harga terjangkau. Selain bagi para pebisnis, notebook ini juga cocok bagi UKM.

Ketiga jenis notebook tersebut yakni HP ProBook s-Series: 4410s, 4510s dan 4710s ini disebut bebas dari kandungan merkuri. Mereka hadir dalam 3 ukuran layar: 14 inchi, 15,6 inchi dan 17,3 inchi. Selain itu ketiga notebook tersebut memiliki protector keyboard berbahan Mylar tipis, untuk melindungi keyboard dari kerusakan akibat air kopi atau soda yang tumpah.

"HP ProBook s-Series hadir dengan gaya yang keren, performa yang tangguh dan aman, namun ditawarkan dalam harga yang kompetitif," ujar Megawaty Khie, Managing Director Personal System Grop, HP Indonesia.

HP ProBook s-series ini dipersenjatai prosesor Intel core 2 duo terkini, yang membantu pengguna dalam menurunkan berbagai biaya, serta meningkatkan produktivitas. Model-model HP ProBook berkonfigurasi dengan OS Window, yang memungkinkan kemampuan manajemen daya untuk menghemat energi melalui pengaturan secara otomatis.

Megawaty juga menjelaskan bahwa keunggulan HP adalah layanan antar jemput, untuk reparasi. Alhasil konsumen tidak perlu berusaha payah ke counter HP. Layanan ini juga free, termasuk call free number.

Tuesday, August 25, 2009

Saatnya Beralih Ke Pupuk Organik


Gaya hidup sehat yang dikenal dengan slogan ”back to nature”, telah mendorong berkembangnya industri pupuk organik. Tak dapat dipungkiri, ke depan masyarakat dunia akan semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia non alami untuk pertanian seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuhan dalam proses produksi pertanian, ternyata berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

Oleh karena itu, pengembangan industri pupuk organik sebagai salah satu sarana produksi pertanian organik yang penting, sudah seharusnya juga menjadi perhatian serius bagi semua pemangku kepentingan di Indonesia. Tujuannya agar industri yang baru tumbuh itu dapat dikembangkan secara terintegrasi dengan sarana produksi pertanian lainnya, seperti bibit organik dan sumber daya air atau lahan yang bebas dari bahan kimia.

Dewasa ini pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan yang telah diakui oleh Komisi Eropa dan Agriculture Council pada konferensi PBB 1992. Pengakuan terhadap pentingnya pengembangan pertanian organik, juga telah diadopsi oleh pemerintah Indonesia. Melalui kebijakan yang dituangkan dalam Revitalisasi Pembangunan Pertanian yang dicanangkan Presiden SBY pada 2005.

Alhasil, pasca beleid itu pengembangan pertanian organik di masa depan, kini menjadi salah satu agenda penting bagi Departemen Pertanian. Hal ini tercermin dari kebutuhan pupuk organik yang terus melonjak setiap tahunnya. Bila pada 2010 penggunaan pupuk organik bersubsidi sekitar 12 juta ton, maka pada 2015 diperkirakan bakal mencapai 15 juta ton.

Mengapa penggunaan pupuk organik semakin dianjurkan? Setidaknya terdapat empat alasan utama. Pertama, menurunnya kualitas fisik, kimia dan biologi tanah yang secara faktual tampak pada pecahnya permukaan tanah pada saat musim kemarau dan banjir pada musim hujan, karena struktur tanah tidak lagi mampu menyimpan air. Kedua, terhambatnya perkembangan organisme dalam tanah akibat polus. Ketiga, berdasarkan hasil penelitian, kandungan bahan organik (BO) dalam tanah saat ini kurang dari 2%, sehingga berdampak menurunnya daya serap tanaman terhadap asupan hara yang diberikan. Keempat, pemborosan penggunaan pupuk an-organik dan menurunnya kualitas pertanian.

Oleh karena itu sangat wajar, penggunaan pupuk organik semakin didengung-dengungkan. Karena pupuk jenis ini merupakan alternatif terbaik karena memberikan beragam manfaat, seperti dapat memperbaiki sifat fisik tanah, menaikan daya serap air, meningkatkan kondisi kehidupan dalam tanah, sumber zat makanan bagi tanaman serta ramah lingkungan. Dengan berbagai kelebihan itu penggunaan pupuk organik pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas tanaman serta meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk an-organik yang sehat dan berkualitas.

Monday, August 24, 2009

Clevo Mendobrak Dominasi Susu Asing


Bukan GarudaFood bila tidak bikin kejutan. Tepat pada HUT RI ke 64 (17/8) lalu, produsen makanan dan minuman papan atas ini meluncurkan Clevo, minuman susu kemasan tetra ukuran 125 ml sekaligus menandai masuknya grup usaha yang dikomandani oleh Sudhamek AWS ini di bisnis dairy.

Disela-sela peluncuran Clevo, saya sempat berbincang dengan Managing Director GarudaFood Hartono Atmadja Group. Menurutnya ada sejumlah pertimbangan mendasar mengapa GarudaFood cawe-cawe ke bisnis dairy. Paling utama adalah karena kebutuhan susu di Indonesia, terutama untuk anak-anak usia sekolah sangat besar dan tingkat konsumsi susu di Indonesia yang masih sedikit.

Berdasarkan data Organisasi Pangan Dunia (FAO), besarnya konsumsi susu penduduk Indonesia saat ini di bawah 10 liter atau tepatnya hanya 9 liter/kapita/ tahun, tertinggal sekalipun dari Vietnam yang tingkat konsumsi susunya sebanyak 10.7 liter/kapita/tahun. Bahkan, kalah jauh dibandingkan Singapura 32 liter, Malaysia 25,4 liter, dan Filipina sebanyak 11,3 liter/kapita/tahun.

Apalagi setelah krisis ekonomi melanda dunia, tak terkecuali Indonesia, para orang tua semakin kesulitan untuk bisa memberikan asupan susu karena naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok, terutama susu yang sebagian besar masih diimpor. “Oleh karena itu, GarudaFood berkomitmen untuk menyediakan produk minuman susu berkualitas dengan harga terjangkau”, ujarnya.

Seperti halnya kacang, untuk memproduksi Clevo GarudaFood juga bermitra dengan pihak lain sebagai pemasok, yakni Koperasi Susu Sekar Tanjung, Pasuruan, Jawa Timur. Kemitraan ini juga semakin mengukuhkan GarudaFood sebagai produsen yang konsisten dalam menjalankan CSR.

Dikemas dengan varian rasa cokelat dan stroberi yang terbukti disukai anak-anak, GarudaFood optimis Clevo akan mudah diterima pasar dengan cepat.
“Clevo menyasar anak dalam usia pertumbuhan dan usia sekolah yaitu 6 tahun hingga 11 tahun. Survei membuktikan anak-anak adalah peminum susu terbanyak di Indonesia,” ungkap Hartono.

GarudaFood mematok targetan penjualan sekitar lima juta liter per tahun. Menurut data Euromonitor 2008, growth untuk kategori susu masih cukup besar yaitu sekitar 10% yang masih dikuasai pemain besar seperti Indomilk, Frisian Flag, Ultra Jaya dan Danone. “Ini menjadi tantangan besar bagi kami untuk bisa bersaing” tambah Hartono. Selain di Jakarta, peluncuran Clevo diselenggarakan pula di Malang, dan Bandung.

Bagi saya, peluncuran Clevo tidak sekedar persoalan pasar semata. Namun lebih dari itu, Clevo adalah bentuk lain dari perlawanan terhadap dominasi produsen susu asing. Sebagai produk asli Indonesia, Clevo dapat menjadi simbol kebangkitan susu lokal yang selama ini terabaikan, akibat kebijakan pembangunan nasional yang cenderung mengabaikan potensi pangan lokal.

Akibatnya, Indonesia kian terjebak dalam arus impor pangan. Lebih dari 5 milyar dollar AS atau setara dengan Rp 50 trilyun lebih devisa setiap tahun terkuras untuk impor enam komoditas dari negara lain. Komoditas itu meliputi kedelai, gandum, daging sapi, gula, susu bahkan garam yang sesungguhnya sangat mudah diproduksi di dalam negeri.

Khusus untuk susu, data yang dilansir oleh Departemen Perindustrian menunjukkan impor bahan baku susu bagi industri susu maupun makanan, mencapai 65 juta dollar AS per tahun. Bila ditambah impor dalam bentuk produk olahan, angka melambung menjadi 795 juta dollar AS, atau terjadi kenaikan 140 juta dollar AS.

Jadi, tidak salah bila kita dukung Clevo untuk mengurangi ketergantungan terhadap produsen susu asing.

Thursday, August 20, 2009

Menebak Preferensi Konsumen Notebook


Tanpa disadari, notebook kini bukan lagi gaya hidup namun sudah menjadi kebutuhan. Dengan alasan kepraktisan, konsumen kini cenderung memilih notebook dibandingkan computer desktop. Apalagi soal performa dan harga, bukan lagi ganjalan.

Dengan trend seperti itu, kalangan industri memperkirakan pasar notebook akan semakin bergairah. Salah satunya dipicu oleh pergerakan pasar mobile notebook. Kebutuhan mobilitas pengguna yang semakin besar menjadi penggerak utama di samping juga didukung oleh layanan broadband dan fasilitas WiFi. Bahkan di level UKM pun, kini pengguna sudah mulai berpikir untuk menggunakan notebook, dibanding desktop yang lebih banyak memakan energi.

Jika 2008 bisa dibilang sebagai momentum netbook, maka trend untuk tahun 2009 ini adalah notebook tipis yang seksi. Budi Wahyu Jati, Country Manager Intel Indonesia, kategori untuk notebook tahun ini akan bertambah satu lagi, yaitu notebook Thin and Light alias notebook super tipis. Intel mempredikisi bahwa notebook tipis akan meramaikan pasar komputer tahun ini. "Dari banyak kategori, saya pikir yang akan laku adalah T&L Notebook. Karena ini yang seksi dan baru," ujar Budi.

Menurut Budi, untuk bisa masuk kategori ini, sebuah notebook harus memiliki ketebalan tidak lebih dari 1 inchi dengan ukuran layar minimal 13 inchi. Menjadi sexy, tentu ada yang dikorbankan. Kendala yang pasti akan dirasakan oleh pengguna notebook tipis adalah panas yang berlebihan. Intel memiliki solusi sendiri untuk mencegah ketidaknyamanan ini, yaitu dengan menggunakan prosesor dan chipset Ultra Low Voltage (ULV). Lewat teknologi ULV, panas notebook akan lebih terkendali.

Saat ini satu-satunya vendor yang sudah mengaplikasikan ULV adalah Acer. Vendor asal Taiwan ini menyebut teknologi itu sebagai Intel Laminar Wall Jet. Ini adalah teknologi pendingin anyar yang digunakan pada mesin jet modern dan pertama kali diaplikasikan pada notebook yang disupport Intel. Teknologi ini memiliki kemampuan untuk mengurangi panas sehingga notebook menjadi lebih dingin.

Selain slim and thin, fitur kekuatan/ketahanan yang mantap juga menjadi perhatian. Selain HP, vendor asal China, Lenovo termasuk vendor yang rajin melengkapi fasilitas keamanan pada notebooknya. Tengok saja, notebook ThinkPad besutan Lenovo sudah identik dengan fasilitas ini. Keyboard-nya didesain tahan tumpahan, termasuk cairan yang lengket seperti kopi, bir, dan bahkan es krim.

Mengapa Lenovo begitu peduli dengan fitur spill resistant? Ini dikarenakan dalam survai yang digelar Ponemon Institute terhadap 714 manager TI dan dipublikasikan oleh harian USA Today edisi Maret 2009, penyebab terbesar rusaknya notebook adalah tumpahan makanan/cairan.

Bagaimana dengan Acer? Vendor asal Taiwan ini tampaknya menempatkan ketahanan batere sebagai hal paling utama. Tidak tanggung-tanggung, pengguna dapat mengoperasikan hingga 8 jam waktu pemakaian normal.

Menurut Head of Marketing Communications Department, Acer Group Indonesia Helmi Anam, survey tentang preferensi konsumen notebook yang dilakukan Acer menunjukkan konsumen cenderung menginginkan notebook dengan beragam kelengkapan seperti fingerprint reader, webcam 2 Mp, firewire dan Bluetooth. Survey yang melibatkan 1.200 responden secara on-line juga menunjukkan, konsumen menginginkan ketahanan batere yang dapat bertahan hingga lebih dari 4 jam.

Itu sebabnya pada line up terbaru Acer, Aspire Notebook, konsumen dimanjakan dengan waktu pengoperasian yang maksimal. Daya tahan batere hingga 8 jam sangat mendukung mobilitas pengguna, terutama mereka yang terbilang mobile.

Wednesday, August 19, 2009

Netbook Arena Pertempuran Prosesor


Seperti halnya notebook, Intel pun kini menguasai hampir 90% market share prosesor yang dibenamkan pada netbook. Lewat Intel Atom N280, pengguna dapat melakukan beragam aktifitas menyenangkan. Terutama fungsi browsing, chatting atau aktifitas internet lainnya. Kehadiran Intel memang semakin mengkatrol popularitas netbook saat N280 itu diluncurkan pada Juni 2008. Sistem CPU yang diproduksi dengan teknologi mutakhir itu, didesain secara khusus agar baterai menjadi tahan lama sehingga cocok untuk netbook.

Hasilnya banyak vendor yang memutuskan pindah ke lain hati. HP misalnya, sejak awal 2009, menghadirkan laptop mini yang diklaim memadukan antara performa dan gaya, HP Mini 1000. Tak lagi menggunakan prosesor VIA, HP kini berpaling ke Intel Atom.
Tak dapat dipungkiri brand Intel terbilang powerful sehingga mampu menyihir konsumen. Padahal kinerja Atom tidak canggih-canggih amat. Intel sendiri mengakui Meskipun netbook sangat terkenal tapi belum banyak konsumen yang tahu performa netbook tidak setinggi notebook. Intel di luar kebiasaan mendemonstrasikan kelemahan produknya.

Di depan para investor, produsen chip terbesar di dunia itu menunjukkan prosesor Atom tidak sanggup menjalankan video streaming. Hal ini jauh berbeda dari komputer yang menggunakan prosesor mainstream.

Intel menegaskan saat membeli netbook konsumen harus sadar, mereka tidak mendapatkan komputer multimedia penuh. Tak heran, netbook yang dikembalikan konsumen karena tidak puas mencapai 30% pada tahun lalu di AS.

Namun Intel optimis, netbook mampu memenuhi kebutuhan spesifik. Intel melihat konsumen tidak semuanya menggunakan komputer untuk memainkan game terbaru. Konsumen membeli computer jinjing juga tidak semuanya digunakan untuk mengedit video atau menonton video definisi tinggi.

Melihat kelemahan itu, tak ayal dua kompetitor Intel yakni VIA dan RIM tetap bersemangat. VIA misalnya, setelah prosesor C7-M miliknya kalah bersaing, paling tidak VIA telah menunjukkan kebolehannya sebagai pesaing. Kini untuk mengembangkan sayap, Via telah mengumumkan chipset Media System Processor (MSP) untuk netbook baru yang mampu memainkan video High Definition dengan resolusi full 1080p. Padahal Intel Atom N280 hanya mendukung HD Video dengan resolusi 720p saja.

Sementara itu ARM, mengumumkan bahwa mereka akan terjun ke pasar netbook. Untuk membantu tujuannya ini ARM akan bermitra dengan Canonical, perusahaan yang mensponsori distribusi Linux terkemuka, Ubuntu. Canonical akan mengembangkan Ubuntu untuk arsitektur ARM, yang rencananya akan dirilis pada bulan April 2009.

Sebelumnya ARM telah mengumumkan bahwa prosesornya, Cortex A8 dan A9 akan digunakan dalam produk netbook. Tidak jelas vendor mana yang akan memanfaatkan produk ARM itu, karena ARM menolak memberi tahu.

Berbeda dengan prosesor yang diproduksi baik Intel, AMD dan VIA, prosesor dengan arsitektur ARM tidaklah kompatibel dengan arsitektur x86. ARM lebih banyak ditemukan pada peranti genggam seperti PDA, ponsel pintar, pemutar multimedia saku, dan tablet internet. ARM tidak ditemukan di komputer pribadi, yang didominasi oleh prosesor yang kompatibel dengan Intel.

Kelebihan dari arsitektur ARM membuatnya menjadi hemat daya. Peranti yang diotaki oleh prosesor ARM, seperti PDA dan tablet internet dapat bertahan puluhan jam aktif tanpa perlu isi ulang baterai, meskipun harus diakui kita belum dapat melihat daya tahan baterai untuk peranti yang lebih ampuh seperti netbook. Sebagai perbandingan Intel Atom yang dipuji-puji sebagai prosesor hemat daya saat ini paling mencatat angka sekitar 6 jam bertahan aktif sebelum kehabisan baterai.

Bila penggunaan prosesor ARM bisa mendongkrak ketahanan baterai netbook bisa dipastikan peranti tersebut akan jauh lebih menarik lagi dari sekarang.

Tuesday, August 18, 2009

Adebayor, Manchester City dan Ekspansi Etihad


Liga Inggris untuk musim kompetisi 2009/2010 baru saja dimulai. Khusus buat Emanuel Adebayor, inilah musim pertama ia berkostum Manchester City, setelah beberapa musim sebelumnya membela Arsenal. Bagusnya, City berhasil melewati ujian pertama untuk membuktikan mereka layak diperhitungkan sebagai calon penghuni tahta The Big Four Liga Primer Inggris, setelah mengalahkan Blackburn Rovers (16/8). Gol yang dilesakkan Adebayor dan Stephen Ireland memastikan kemenangan untuk City dengan dua gol tanpa balas.

Usai pertandingan, Adebayor menyatakan senang bisa memulai pengalaman barunya, dengan The Sky Blues dengan gaya yang menjanjikan. “Pertandingan yang fantastis bagi saya dan tim. Sekarang penting bagi kami untuk mempertahankan apa yang kami lakukan hari ini dan menunjukkan karakter yang sama. Saya berada di skuad yang bagus dan ingin melakukan sesuatu yang bagus dengan tim ini,” kata Adebayor.

Menurut Adebayor, ini awal yang bagus saat meraih kemenangan di awal musim, dan kemenangan itu memberikan kepercayaan diri bagi Man City untuk menjalani laga kandang untuk pertama kalinya. “Banyak sekali kerja keras yang dilakukan tim dan saya percaya kami bisa berjuang bersama dan menuai gelar,” tegas striker asal Togo ini.

Tekad Adebayor tampaknya sejalan dengan manjemen Abu Dhabi United Group (AUG) yang membeli City pada September lalu, dan menjadikannya sebagai klub terkaya di dunia. Perombakan besar-besaran tak hanya di jajaran pemain, dimana City rela menguras kantung jutaan pound untuk mendatangkan sejumlah pemain bintang, termasuk striker asal Argentina Carlos Tevez. Belakangan, AUG juga merombak penampilan City menjadi lebih fresh, termasuk menggantikan Thomas Cook sebagai sponsor dengan Etihad Airways.

Tidak disebutkan berapa jumlah nilai kontrak antara City dan Etihad, namun dengan durasi hingga tiga musim ke depan, City memberikan hak ekslusif kepada Etihad berupa logo yang terpampang di kostum biru langit The Citizens, logo di Stadion City of Manchester, website klub tersebut (www.mcfc.co.uk), buku informasi pertandingan dan aneka cinderamata klub.

Bagi Etihad, kesepakatan dengan The Citizen menandakan laju ekpansi yang semakin cepat dari maskapai yang berbasis di Abu Dhabi, UEA ini. Sebelumnya mulai musim 2008, Etihad mensponsori tim Ferrari F1 Grand Prix Formula 1. Dengan jumlah pemirsa TV yang mencapai 400 juta orang di 200 negara, Etihad tentu mendapat keuntungan, berupa publikasi yang luas ke seluruh dunia.

Keterlibatan Etihad dengan Ferrari dan City, melengkapi kegiatan pensponsoran terkini pada olahraga kelas dunia. Sebelumnya maskapai yang diposisikan sebagai versi kecil dari Emirates Air ini, sudah menjalin kerjasama dengan Chelsea, klub rugbi Harlequin, kejuaraan golf di Abu Dhabi, All Ireland Senior Hurling Championships, dan Stadion Etihad di Melbourne untuk kejuaraan Rugbi Australia. Dengan semakin ’mendunianya’ Etihad, bukan tidak mungkin maskpai ini dapat menyodok ke urutan teratas merek-merek top dunia.

Kalau Etihad semakin eskpansif, kira-kira kapan maskapai Indonesia bisa menjadi sponsor olahraga papan atas?

Monday, August 17, 2009

Tidak Mudah Membangun Merek


Dengan bertambahnya ATPM, hampir bisa dipastikan, mobil-mobil China akan lebih banyak yang lalu lalang di jalan-jalan di sini. Namun apakah Foton dan Geely, akan segera diterima pasar. Tampaknya tidak semudah itu. Seperti halnya produk elektronik, persepsi konsumen Indonesia terhadap produk otomotif China masih minus. Salah satunya karena kegagalan motor-motor buatan China yang tidak saja jeblok di kualitas, namun juga lemah dalam hal layanan purna jual.

Memang tidak mudah untuk membangun reputasi merek, diperlukan waktu yang lama untuk itu. Perusahaan pembuat mobil Jepang dan Korea Selatan telah mengalami hal itu. Keadaan yang sama juga berlaku di Indonesia.

Perusahaan-perusahaan mobil Jepang, seperti Toyota, Nissan (Datsun), Honda, Mitsubishi, Mazda, dan Daihatsu, yang masuk ke Indonesia pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an mengalami hal itu. Pada tahun 1970-an, ketika pasar mobil Indonesia dikuasai oleh mobil-mobil buatan Amerika Serikat dan Eropa Barat, mobil-mobil buatan Jepang hanya dipandang sebelah mata. Pada masa itu bodi mobil Jepang tipis sehingga diejek berbodi kaleng kerupuk. Ejekan itu muncul untuk menggambarkan bahwa kualitas mobil Jepang tidak sebaik mobil Amerika Serikat atau mobil Eropa.

Harga jual yang murah tidak membuat mobil Jepang menjadi laku dijual, malahan dianggap sebagai pembenaran bahwa kualitasnya tidak sebaik mobil Amerika Serikat atau mobil Eropa. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, masyarakat akhirnya menerima bahwa mobil Jepang itu tidak kalah dibandingkan dengan mobil Amerika Serikat atau mobil Eropa.

Apalagi ketika bahan bakar minyak (BBM) sempat langka dan harganya meningkat, banyak orang yang menengok ke mobil-mobil Jepang, yang pada masa akhir tahun 1970-an dikenal irit BBM. Secara perlahan-lahan mobil-mobil Jepang mulai mendominasi pasar mobil Indonesia.

Perusahaan-perusahaan pembuat mobil Korea Selatan, seperti Hyundai dan KIA, pun mengalami hal yang lebih kurang sama. Mobil-mobil Korea Selatan, yang masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun 1990-an, masih sulit menyaingi mobil-mobil Jepang yang sudah hadir 20 tahunan lebih dulu. Padahal dalam beberapa kasus, kualitas mobil Korea Selatan tidak kalah daripada pesaingnya dari Jepang, dijual dengan harga yang lebih murah. Memang pembeli mobil-mobil Korea Selatan bertambah dari tahun ke tahun, tetapi dari segi jumlah masih sangat jauh di bawah jumlah pembeli mobil Jepang.

Soal harga juga tidak sederhana. Meski dijual dengan harga lebih murah 20% hingga 30%, tidak serta merta membuat publik tertarik. Apalagi di Indonesia, murah dan bagus adalah dua kata yang bertentangan. Di negara ini murah selalu diartikan jelek, dan sebaliknya, bagus itu selalu berarti mahal. Oleh karena itu, jika ada mobil yang dijual dengan harga murah, konsumen enggan menengokkan kepalanya, apalagi membelinya.
Belum lagi, di Indonesia banyak orang yang membeli mobil dengan tujuan berinvestasi atau juga untuk menyimpan uang. Itu sebabnya di negara ini laris-tidaknya sebuah mobil sangat ditentukan oleh nilai harga jualnya kembali (resale value).

Khusus bagi mobil China dan juga mobil buatan Malaysia (Proton) atau India (Tata Nano) yang berniat segera masuk, masih banyak yang harus dibuktikan jika ingin menapakkan kaki lebih dalam di pasar otomotif Indonesia. Hal-hal yang harus dibuktikan antara lain ketahanan mobil serta layanan purna jual dan ketersediaan suku cadangnya. Tanpa dapat membuktikan hal tersebut, sulit bagi para pendatang baru itu untuk mendapatkan pembeli yang besar di negeri ini.

Jelas, semua itu memerlukan waktu. Karena waktulah yang akan membuktikan apakah mobil China bakal diminati oleh masyarakat Indonesia, seperti halnya mobil-mobil asal Jepang.

Wednesday, August 12, 2009

Geely Siap Turun Gunung


Selain PT Foton Mobilindo (Grup Modern) dan PT Indobuana Auto Raya (Indomobil Niaga Internasional) yang sudah lebih dulu bertarung, satu ATPM mobil China lainnya dalam waktu dekat akan segera meramaikan persaingan, yaitu PT Geely Mobil Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung PT Geely Mobil Indonesia siap merakit dan memasarkan dua model Geely di sini. Kedua model itu adalah sedan menengah CK dan sedan hatchback MK. “Keduanya akan berkapasitas 1.500 cc,” kata Presiden Direktur PT Geely Mobil Indonesia (GMI) Ahmad Budi Pramono.

Geely akan meluncurkan kedua produknya pada Oktober mendatang. Rencananya mereka akan memasarkan sekitar 400 unit untuk kedua model tersebut. “Ini untuk target hingga akhir 2009. Dan kami akan menjualnya di bawah Rp 150 juta,” tukasnya.
Seperti diketahui, Geely bersama Cherry adalah pemain otomotif papan atas di China. Geely Automobile Holdings Ltd, adalah pabrikan yang fokus pada produksi mobil kompak murah, berhasil meraih kenaikan laba hingga dua kali lipat sejak 2007, ditopang oleh tingginya permintaan terhadap versi facelift Free Cruiser.

Tahun lalu, Geely meluncurkan model baru jenis hatchback (mobil lima pintu) kompak KingKong dan model sport China Dragon yang berbasis pada model Beauty Leopard berkapasitas mesin 1.800 cc. Geely juga menambah varian mobil berkapasitas mesin 1.000 cc yang diberi nama merek Panda untuk pasar lokal.

Untuk mempertahankan pertumbuhan, Geely menyiapkan sedan CK yang diproduksi di panrik mereka di Ningbo, Cina. Dari segi performa, sedan ini dilengkapi ABS dan EBD.
Pada bagian kabinnya, nuansa sedan CK terliahat tampil lebih rapi dan Dasbornya juga terlihat lebih halus.

Duduk dalam kabin CK, jok berlapis bahan fabric terbilang empuk. CK ini juga sudah dilengkapi dengan tilt steering sehingga memudahkan pengaturan kemudi. Pilihan warna krem dan abu-abu terlihat elegan. Plus di padu head unit single CD.

Versi manual, CK memakai mesin berdesain dasar Toyota Soluna yang dikembangkan oleh Geely sendiri dan dipadu girboks 5 percepatan. Suspensi depan yang dilengkapi MacPherson dan belakang hybrid link terbilang mumpuni melewati berbagai variasi jalan. Mulai jalan berlubang, paving block, hingga jalanan tak rata.

Untuk versi matiknya, girbok matik 4 speed, tak ubahnya mobil-mobil matik lain. Perpindahan antar tingkat percepatan sudah terasa halus.

Di Cina, CK dijual dalam dua versi: 1.300 cc dan 1.500 cc. Untuk Indonesia, tampaknya hanya versi 1.500 cc yang masuk. Meski bukan tak mungkin, kelas tanggung (1.300 cc) akan dimasukkan. Nama CK, mengisyaratkan kalau sedan ini hasil rancang bangun antara Cina dan Korea. Apakah CK dapat bersaing dengan sedan-sedan Jepang dan Korea? Ataukah Geely hanya sekedar membuat 'geli' industri otomotif nasional? Kita tunggu saja Oktober nanti.

Mobil China Menyerbu Indonesia


Gelaran IIMS (Indonesia Internasional Show) ke 17 yang digelar di akhir Juli lalu, menjadi tonggak penting bagi PT Foton Mobilindo (FM), ATPM mobil Foton asal China. Sebagai gebrakan awal, pada ajang otomotif bergengsi itu, pihak FM menghadirkan beberapa unit line-up yang telah menjadi andalan di negara asalnya. Paling gres adalah Foton View XLC dengan kapasitas super besar dan super lapang.

Melihat market Indonesia yang cukup besar, Foton mematok angka 1.000 unit untuk tahun 2009 ini. Tentu ini target yang lumayan besar bagi pemain baru di industri otomotif tanah air.

“Anggapan tentang produk China itu terkesan tidak berkualitas, sekarang bukan jamannya lagi. Bahkan kami berkomitmen untuk tetap berjuang di pasar otomotif Indonesia untuk merebut pasar di segmen yang kami buat. Karena dari segi kualitas, kami sudah menyajikan teknologi terbaru yang tidak kalah hebat dengan produk Jepang,” ujar Frans C Harsono, Direktur Penjualan dan Pemasaran, PT FM.

Semangat Foton untuk mensukseskan target penjualan rasanya cukup beralasan. Karena pasar otomotif Indonesia mempunyai kecenderungan daya beli yang relatif stabil. Bahkan disaat kondisi ekonomi dunia semakin terpuruk, Indonesia tetap bisa hidup dan bergairah dari perspektif dunia otomotif.

Meski baru diluncurkan pada hari pertama IIMS 2009, varian MPV produksi Foton, Foton View Xtra Large Cabin (XLC), telah dipesan 100 unit oleh beberapa perusahaan. “Kami memang baru meluncurkan hari ini (Jumat, 24/7). Namun sebelumnya sudah ada pemesanan 100 unit oleh perusahaan untuk angkutan para karyawannya, serta perusahaan jasa transportasi atau biro travel,” tutur Frans.

Frans menyebutkan, pihaknya memang menyasar segmen korporat. Sebab, selain karakteristik efisien bahan bakar, kabin yang lega dengan kapasitas angkut besar, MPV juga memiliki performa mesin yang tangguh. Semua karakter itu, sebut Frans, merupakan kriteria yang diinginkan perusahaan sesuai dengan prinsip bisnis mereka yang menekankan aspek efisiensi. Soal harga, Foton berani bersaing. Untuk tipe Travel dibanderol Rp 225 juta, tipe Family Rp 235 juta, dan tipe Eksekutif Rp 245 juta. Semua harga on the road.

PT FM memang terlihat serius menggarap pasar Indonesia. Perusahaan yang bernaung dibawah bendera Modern Group ini sudah mengalokasikan dana sekitar Rp 200 miliar yang ditujukan untuk merakit Foton View di Indonesia. “Kami merakitnya di PT Gaya Motor Indonesia dengan menggunakan 30% kandungan lokal,” imbuhnya.

Selain itu, PT FM juga akan mendirikan enam dealer di Indonesia. Dealer tersebut akan tersebar di beberapa kota dengan rincian: dua dealer akan dibuat di Jakarta, sedangkan sisanya akan dibuat di Pekanbaru, Bali, Palembang dan Surabaya. “Kami menargetkan hingga 2010 nanti akan ada sekitar 13 dealer tapi tahap awal kami buat enam dealer dulu,” pungkasnya.

Sebelum varian MPV yang diageni oleh PT FM, merek Foton sebenarnya sejak beberapa waktu lalu sudah dikenal oleh publik Indonesia (meski masih terbatas). Itu karena keterlibatan PT PT Indobuana Auto Raya (IBAR), anak perusahaan Indomobil yang memasarkan varian truk dan pick-up.

Hebatnya, krisis global sepertinya tak membuat langkah Indomobil surut menjual pick up Foton. Justru, di tengah bayang-bayang menurunnya industri otomotif nasional, Indomobil malah mematok target penjualan Foton naik sebesar 300%.

Tahun 2008 lalu, Indomobil menutup penjualan Foton di angka 600 unit. Sementara tahun ini Indomobil mematok penjualan Foton sebesar 2.000 unit. "Penetapan target yang tinggi ini didasari oleh keyakinan bahwa kualitas Foton yang dirakit di dalam negeri oleh Indomobil telah memenuhi standar yang diinginkan konsumen Indonesia," ujar Paulus Suranto, Chief Executive Officer (CEO) PT Indobuana Auto Raya (IBAR), anak perusahaan Indomobil.

Lebih lanjut Paulus bilang, bahwa target tahun depan ditunjang dengan hadirnya varian baru Foton berupa pick up 3,2 ton dengan mesin diesel 2.200 CC. "Harganya 30% lebih rendah dari pick up sejenis," pungkasnya.

Memang agar bisa bersaing, Indobuana akan melego pikap Foton itu dengan harga Rp 100 juta. Harga jual ini sudah final dan tak akan naik lagi, sebab sudah sesuai kantong konsumen yang dibidik Foton. “Pasar yang kami incar adalah perusahaan pengangkut, kargo hingga UKM. Kami akan menjualnya sekitar 1.500 unit per tahun,” kata Paulus.

Adapun spesifikasi mobil ini, berkapasitas angkut hingga 2,6 ton, mesin 2.200 cc, dan berdaya 75 tenaga kuda. Secara umum, sepanjang tahun 2008 lalu, Foton baru bermain satu segmen, yakni niaga menengah dengan berat 5 ton sampai 10 ton.
Indobuana baru resmi jadi ATPM Foton sejak April 2008. Saat ini, mereka mengandalkan tipe BJ 1039 R. “Penjualan tahun lalu 512 unit. Sementara target penjualan tahun ini 500 unit. Bila digabung dengan pikap, target total penjualan kami 2.000 unit,” ujar Paulus.

Hadirnya ATPM China yang bermain di kelas niaga, tidak membuat penguasa pasar kendaraan niaga, yakni Mitsubishi, terusik. Mereka masih menganggap Foton perlu mencari pasar supaya bisa bersaing dengan model lain. “Kami perkirakan market share-nya masih di bawah 5%,” kata Duljatmono, Sales Communication PT Krama Yudha Tiga Berlian, ATPM Mitsubishi.

Di kelas niaga ringan, penjualan Mitsubishi menembus 38.887 unit di 2008. Angka itu naik 53% dibanding 2007 dengan 25.256 unit. “Secara umum kami masih memimpin market share 57%. Di kelas ini kami mengandalkan tiga tipe yaitu T 120, L 200, dan L 300,” tandas Duljatmono.

Sepanjang Januari 2009, penjualan niaga ringan Mitsubishi tembus 1.497 unit, turun sekitar 50% dibanding Januari 2008 sebanyak 3.070 unit. “Kami memprediksi, penjualan mobil niaga ringan 2009 cuma 68.000 unit. Ini mengalami penurunan 18% dibandingkan 2008, yang penjualannya menembus angka 83.000 unit,” kata Duljatmono.
Secara umum, ATPM yang bermain di niaga ringan cukup kompetitif. Sebut saja, Suzuki Carry, Daihatsu Gran Max, Isuzu Panther, dan Toyota Hilux.

Meski mulai memiliki pasar, mobil bikinan China, tampaknya, masih akan sulit melawan dominasi mobil Jepang di pasar Indonesia. Bahkan, karena penjualannya cenderung turun, penjual mobil China memilih menahan ekspansi di kuartal kedua tahun ini.
Gunadi Sindhuwinata, Direktur Utama PT Indomobil Niaga Internasional (INI), yang menjadi agen penjualan mobil China di Indonesia, mengungkapkan, melihat kondisi pasar sepeti sekarang, Indomobil tidak berani terlalu ekspansif. "Kami hanya fokus pada penjualan saja saat ini," ujarnya.

Pernyataan Gunadi bukan tanpa alasan. Di kuartal pertama lalu, penjualan mobil China Indomobil hanya sebanyak 240 unit. Angka ini turun 20% jika dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 300 unit. Melihat pencapaian ini, Gunadi memprediksi, penjualan mobil China pada tahun 2009 hanya akan mencapai 750 unit. Jumlah ini merosot 53% dari penjualan pada tahun 2008 yang mampu menembus angka 1.600 unit.

Indomobil pun lebih memilih fokus menjaga pasar varian-varian mobil China yang telah mereka rilis. Saat ini, Indomobil memasarkan mobil China merek Cherry, Great Wall, dan Foton. “Kecuali Foton, kami tidak ada rencana untuk mengeluarkan varian baru di tahun ini,” katanya.

Sebagian besar mobil China ini menyasar konsumen lapis bawah. “Harga mobil yang kami tawarkan untuk Cherry sekitar Rp 80 juta sampai Rp 100 juta, Foton sekitar Rp 120 juta, dan Great Wall di harga Rp 140 juta," terang Gunadi.

Sejauh ini, peminat mobil China sebagian besar masih berasal di kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Selama ini, mereka lebih banyak membeli Cherry QQ, Cherry Tigo, dan Great Wall. "Untuk Foton yang lebih ke mobil niaga, pasarnya sebagian besar juga ada di Jakarta," imbuh Gunadi.

Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan melihat, mobil China memang masih sulit memikat para konsumen mobil di dalam negeri. Menurutnya, mengubah mindset konsumen tentang keberadaan mobil China membutuhkan waktu yang lama. “Dalam jangka panjang, mobil China harus membuktikan kemampuan produk dan layanan purna jual untuk meraih pasar yang cukup besar di Indonesia,” imbuh Johnny.

Betul, industri otomotif tidak sekadar menjual mobil, tapi juga layanan dan purna jual. Dan, sampai sejauh ini, mobil China baru memiliki 12 dealer. Pada 2009 ini, Gunadi bilang, Indomobil belum memiliki rencana untuk kembali menambah jumlah dealer mobil China.

Tuesday, August 11, 2009

Convenience Store, Ceruk Baru Industri Retail


Beberapa waktu lalu, saya bertemu dan ngobrol panjang dengan Putu Liskadarti, teman satu tim di Divisi Marketing, saat saya bergabung dengan PT Electronic Solution setahun lalu. Putu yang sekarang masih melajang, saat ini juga sudah berganti baju. Sejak Maret lalu, ia bergabung dengan Alfa Midi.

Tentu saja, kali ini topik perbincangan bukan lagi menyangkut produk-produk elektronik dan tetek bengeknya, namun pada upaya pengembangan Alfa Midi yang usianya masih “bau kencur”. Menurut saya, dua hal paling mendasar yang menjadi tantangan bagi Alfa Midi ke depan adalah menyangkut reputasi merek dan positioning. Sebab meski bermain pada ceruk baru, persepsi masyarakat boleh dibilang masih kabur karena nyaris tidak ada perbedaan yang signifikan antara Alfa Midi dengan mini market lain, termasuk Alfamart yang nota bene masih satu “rumpun”.

Namun terlepas dari persoalan itu, Alfa Midi tampaknya sudah tancap gas menyongsong industri ritel yang sangat prospektif. Tengok saja penelitian yang dilansir oleh The Nielsen Company. Menurut perusahaan riset bisnis ini, sektor ritel di negara berkembang terutama di Asia Pasifik masih akan terus tumbuh. Hal itu juga ditandai dengan transformasi bisnis toko tradisional menjadi mini market dan convenience store, yang tidak hanya melulu menjual makanan, tapi juga memberikan pelayanan lain, seperti jasa perbankan dan menambah area café guna menangkap perubahan gaya hidup masyarakat urban.

Menurut Manajer The Nielsen Company Hendra Gunawan, bisnis ritel di Indonesia terus bertumbuh fenomenal dalam lima tahun terakhir. “Selalu tumbuh double digit dan menjadi Top 3 di Asia Pasifik. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, inflasi yang terkendali, konsumsi domestik, peningkatan populasi kaum muda dan penetrasi ritel modern, semakin mendorong pertumbuhan industri ritel semakin baik”, ungkap Hendra.

Riset yang dilansir AC Nielsen mengungkapkan pada 2008, ekspansi peritel modern mencapai 27,5% dengan total 6.745 outlet di seluruh Indonesia. Perinciannya adalah 152 unit hypermarket, 157 supermarket dan 6.201 minimarket.

Diantara ekpansi peritel modern itu, Alfa Midi adalah salah satunya. Berbeda dengan Alfamart yang diposisikan sebagai mini market, Alfa Midi bisa dibilang sebagai reinkarnasi dari Alfa Retailindo atau yang lebih dikenal sebagai Alfa Gudang Rabat (AGR). Seperti kita ketahui, pasca akuisisi AGR oleh Carrefour pada akhir 2007, Preskom PT Alfa Retailindo Tbk (Alfa) Djoko Susanto, yang juga komisaris PT Alfaria Trijaya, pemilik merek dagang Alfmart, bergerak cepat. Ia segera membangun Alfa Midi yang mengusung konsep convenience store. Alfa Midi merupakan bentuk tengah antara super market dengan mini market dengan luasan 200 meter persegi. bentuk ini merupakan salah satu jawaban atas kebutuhan konsumen yang makin bertambah, terutama ketersediaan produk-produk groceries yang tidak ditemukan di mini market . Saat ini, Alfa Midi telah membuka 60 gerai di Jakarta dan Surabaya.

Melihat prospek pasar yang menjanjikan, gerak cepat Alfa Midi tampaknya akan segera dibayangi oleh pemain lain. Salah satunya adalah PT Matahari Putra Prima Tbk. Matahari tampaknya akan segera menggantikan bisnis super market, menjadi convenience store yang banyak menjual produk makanan dan minuman siap saji.

Format convenience store yang dijalankan peritel multiformat itu digenjot dalam dua skala luasan gerai. Untuk luas toko di atas 1.000 m2 diberi merek Foodmart, sedangkan yang lebih kecil dan menyerupai gerai minimarket dinamai Foodmart Ekspres.

"Matahari mentransformasi gerai supermarket jadi toko dengan fasilitas yang lebih mengarah kepada convenience store," kata Roy N. Mandey, Vice President Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. Roy mengatakan jika mempertahankan format supermarket akan bersaing ketat dengan hipermarket yang lebih lengkap jenis produknya karena luas gerai yang jauh lebih besar.

Seperti diketahui, pasar super market dan hiper market di Indonesia sudah terbilang sesak terutama oleh serbuan merek asing, seperti supermarket Carrefour Express (Carrefour, Prancis), Superindo (Delhaize, Belgia), Giant (Dairy Farm, Hong Kong), serta hipermarket Carrefour dan Giant.

Nah, melihat pertimbangan itu, pilihan Matahari untuk turun kelas tampaknya sangat masuk akal. Apalagi segmen convenience store masih langka pemain, hanya Alfa Midi.

Monday, August 10, 2009

Tantangan Selular, Product and Services


Menjelang usia Telkomsel ke 14, Maret 2009 lalu, tongkat komando operator nomor satu di Indonesia itu berpindah dari Kiskenda Suriadihardja ke Sarwoto Atmosutarno. Pria kelahiran Solo, 2 Oktober 1957 ini, mewarisi persoalan yang tidak ringan bagi perkembangan Telkomsel di masa depan. Khususnya menyangkut pendapatan ARPU yang terus melorot. Itu sebabnya dengan beragam tantangan yang menghadang, penyuka kuliner ini, menyebutnya sebagai periode konsolidasi.

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan berdiskusi langsung dengan pria yang telah mengabdikan dirinya selamanya 30 tahun di PT Telkom ini. Menurutnya krisis finansial global, tampaknya tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan industri selular. Tengok saja, dengan animo yang terus meningkat, pengguna ponsel di Indonesia diperkirakan akan menembus angka 100 juta pada tahun ini. Alhasil, dengan pertumbuhan double digit, banyak yang memperkirakan dalam beberapa tahun ke depan, penetrasi pelanggan selular terhadap penduduk, akan menuju masa saturation. Indikasi bisa dilihat dari angka-angka sebagai berikut : Jabotabek sudah lebih dari 120%, di Jawa mendekati 100% dan nasional diperkirakan sudah 60%-70%.

Namun pasar Indonesia terbilang unik. Anomali ini setidaknya bisa dilihat dari empat key driver. Pertama, minutes of usage dari operator yang tetap melonjak. Telkomsel misalnya, mencatat kenaikan hingga 3 kali lipat per bulan. Kedua, voucher-voocher yang ditawarkan oleh operator masih dijual diatas harga bandrol dan laku! Ketiga, pelanggan umumnya masih mengkonsumsi basic service, yakni SMS dan voice. Padahal bila sudah mengarah ke life style, basic service harus dilengkapi dengan product dan services. “Jadi masih ada ruang yang sangat lebar bagi tumbuhnya layanan yang bersifat value added services (VAS) itu”, ujarnya. Keempat, operator tak pernah mengurangi belanja capex (capital expenditure). Telkomsel misalnya, pada tahun ini tetap mempertahankan capex pada kisaran 1,3 – 1,5 dollar AS. Kondisi ini jelas menyiratkan bahwa manajemen masih memiliki ekspektasi tinggi, bahwa Telkomsel akan tetap menjadi pemimpin pasar di industri ini.

Lantas, apa yang akan menjadi titik perhatian Telkomsel? Menurut Sarwoto, saat ini sudah bukan saatnya lagi operator terjebak pada price war yang cenderung berdarah-darah seperti yang terjadi beberapa tahun terakhir. Baginya ntuk mempertahankan pertumbuhan, tak ada jalan lain kecuali menempuh tiga strategi sekaligus. Pertama, me-leverage segmen community market, baik komunitas pelanggan Telkomsel sendiri maupun memanfaatkan komunitas yang bersifat interkoneksi dengan operator lain, khususnya dengan parental company (PT Telkom, red). Telkomsel juga akan masuk ke komunitas yang lebih kecil, misalnya dalam bentuk segmentasi korporasi.

Kedua, membuat cost efficiency melalui program-program sinergi. Tak hanya masalah tower, namun juga network selular, baik fixed maupun wireless. Dengan cara ini, unsur biaya yang berbasis pada transport, backbone dan ethernet dapat ditekan, sehingga ujung-ujung akan berbuah pada efisiensi.

Ketiga, menerapkan strategy yang berbasis pada quality. Menurutnya tuntutan akan kualitas layanan bukan hanya karena aturan yang diterapkan oleh regulator, namun pelanggan memang sudah membutuhkannya. “Buat apa murah, tapi tidak bermanfaat”, pungkasnya.

Friday, August 7, 2009

Berpacu Dengan Kapasitas


Saat Nokia meluncurkan varian N-Series yang diposisikan sebagai ponsel multimedia, pengguna pun dimanjakan dengan beragam aplikasi yang sebelumnya harus dilakukan dengan gadget terpisah. Berbagai aplikasi seperti video recording, fotographi, musik, game, internet dan telepon, dikemas jadi satu. Sehingga menjadikan N-Series sebagai gadget yang powerfull. Tidak salah dengan kemampuannya itu, N-Series sebenarnya lebih cocok disebut sebagai komputer saku, karena ia memang bukan sekedar ponsel.

Tentu saja kehadiran N-Series memicu gadget-gadget lain yang menawarkan kemampuan lebih dalam hal entertainment maupun bisnis. Baik PDA, MP3 Player, kamera digital, camcorder maupun smartphone, semua berlomba dijalur yang sama, yakni konvergensi digital sebagai tuntutan pasar.

Itu sebabnya keterlibatan vendor memory card, menjadi sangat penting. Meski powerful, gadget-gadget tersebut tetap memiliki keterbatasan terutama dalam hal kapasitas. Hal ini tentu memberikan tantangan bagi vendor-vendor memory card untuk terus mengembangkan kartu memori dengan kemampuan maksimal.

Lihat saja langkah yang dilakukan SD Card Association, kelompok dibelakang format SD ini terus melakukan riset dan pengembangan. Hasilnya, pada ajang International Consumer Show (CES) 2009 lalu, SD mengumumkan generasi penerus spesifikasi memory card SDXC (eXtended Capacity). SDXC merupakan memory card pertama yang menghadirkan ruang penyimpanan 2TB setara dengan 2.000 gigabyte, sangat bertolak belakang dengan ukurannya yang mini alias kecil. Soal kecepatan membaca data, memory card teranyar ini mampu membaca dan menulis data hingga 104 MB per detik.

Dengan kapasitas dan kecepatan yang dimilikinya, kehadiran SDXC ini tentunya sangat menguntungkan para penggemar multimedia, karena dengan kapasitasnya yang mencapai 2 TB membuat SDXC dapat dipakai untuk menyimpan berbagai macam file multimedia yang umumnya dikenal memiliki ukuran besar, baik itu file audio, video maupun gambar.

Menurut James Taylor, presiden SD Association, di CES, Las Vegas, peluncuran secara komersial SDXC akan dilakukan pada akhir 2009. Pihaknya optimis produk ini akan segera populer, karena dukungan banyak vendor elektronik terkemuka seperti Panasonic Corp, Toshiba Corp, Nikon Corp dan Canon Inc.

Selain memacu kapasitas memori eksternal, trend konvergensi juga memicu vendor gadget untuk terus meningkatkan kapasitas flash memory atau memori internal. Para analis menilai, di masa depan ponsel atau smartphone yang sudah membenamkan aplikasi multimedia dipastikan menjadi salah satu pemicu maraknya penggunaan flash memory atau hard disk drive (HDD) dengan kapasitas besar.

Namun kehadiran iPod tampaknya sudah mendahului permintaan tersebut. John Errensen, analis dari Gartner Research menyebutkan untuk mendukung beragam aplikasi multimedia, konsumen setidaknya membutuhkan memori flash dengan 10 Gb hingga 12 Gb. Sejak kehadiran iPod, pasar portable music player (PMP) mengalami lonjakan yang siginifikan. Lebih dari 250 juta unit PMP terjual di seluruh dunia pada 2008. iPod sendiri memberikan kontribusi 80% dari pasar flash memory.

Belakangan Apple pun semakin tancap gas. Setelah dua generasi awal yang diluncurkan pada 2005, iPod Nano dan iPod Shuffle yang hanya menawarkan kapasitas 1 Gb dan 4 Gb, pada Juni 2009 lalu Apple meluncurkan dua varian sekaligus, iPod Touch dan iPhone 3G S, sekaligus melipat gandakan kapasitas penyimpanan untuk dua produk andalannya itu.

iPod Touch kini datang dengan opsi 32GB selain model 16GB dan 8GB sedangkan iPhone 3G S tersedia dalam dua versi berbeda yaitu 16GB dan 8GB. Greg Joswiak, VP divisi marketing iPod dan iPhone global Apple menyebutkan untuk sebagian pemakai, tidak ada memori yang cukup. ”Dengan kapasitas sebesar itu, kini pemakai dapat menikmati lebih banyak lagi musik, foto dan video di ponsel paling revolusioner dan alat portabel wi-fi terbaik di dunia”, ujarnya. iPhone 16GB dijual dengan harga $499, sedangkan model 8GB dijual dengan harga $399. iPod Touch 32GB dijual dengan harga $499, 16GB seharga $399 dan 8GB seharga $299.

Menurut Bos Apple, Steve Jobs, pada Juli lalu, Apple mendominasi tiga per empat pangsa pasar produk personal digital music player. Ia bilang, peluncuran kali ini ditujukan untuk meningkatkan penjualan pada musim liburan. Meski demikian, Jobs mengakui, saat ini Apple tengah menghadapi adanya penurunan permintaan konsumen karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Jobs sendiri sangat optimistis akan posisi Apple dalam perekonomian.

Jobs memang tidak sedang membual. Lihat saja iPhone 3G S, yang terbilang fenomenal. Hanya dalam kurun waktu tiga hari, Apple berhasil menjual lebih dari satu juta unit iPhone model teranyar seri 3G S. Hal ini menjadikan debut iPhone 3G S paling sukses diantara peluncuran ponsel pintar lainnya.

iPhone terbaru Apple ini ditawarkan sejak Jumat (19/6) lalu di AS dan tujuh negara lainnya. Sekadar mengingatkan, pada waktu Apple meluncurkan model terbarunya pada tahun lalu, penjualannya juga berhasil menembus satu juta unit dalam waktu tiga hari. Namun, peluncurannya dilakukan secara serentak di 22 negara.

Dibandingkan generasi sebelumnya, iPhone 3GS sudah mengadopsi prosesor yang lebih cepat dan kamera yang lebih baik dibanding 3G. Saat ini iPhone 3G sudah dijajakan dengan harga US$ 99. Sementara 3G S ditawarkan seharga US$ 199 atau US$ 299, tergantung dari kapasitas memorinya.

Thursday, August 6, 2009

Mengkatrol Citra Lewat Costumer Satisfaction Index


Persaingan antar pabrikan otomotif tidak hanya menyangkut penjualan, namun juga citra. Itu sebabnya beragam ajang penghargaan selalu dinanti karena dapat mengkatrol image produk maupun perusahaan. Namun diantara sekian banyak penghargaan kelas dunia, ajang paling bergengsi adalah JD Power. Berbasis di Amerika Serikat, JD Power and Associates adalah salah satu firma layanan pemasaran global dan mendasarkan pengukuran kualitas dan kepuasan yang didapat dari masukan jutaan pelangggan dan pelaku bisnis setiap tahunnya.

Nah, terkait dengan penghargaan yang diberikan oleh JD Power, sepanjang 2009 ini saya mencatat ada dua kejutan menarik. Pertama (di tingkat global), ketika nama Lexus tergusur dari puncak klasemen. Dua merek ternama, Jaguar dan Buick merangsek naik ke puncak dalam penilaian ketahanan kendaraan (reliabilitas). Dua mobil itu meruntuhkan dominasi Lexus selama 14 tahun sebagai kendaraan yang paling sedikit menerima laporan kerusakan dari penggunanya. Kejatuhan merek mewah milik Toyota itu adalah yang pertama kalinya sejak Lexus ikut dalam survei JD Power. Dari penilaian yang diterbitkan Kamis (19/3), Lexus harus rela berada di belakang Jaguar dan Buick, kemudian diikuti oleh Toyota, Mercury, Infiniti dan Acura.

Kejutan kedua (di tingkat Asia Pasifik) adalah unggulnya Honda atas Toyota. Honda berhasil meraih peringkat tertinggi dalam kepuasan pelanggan terhadap layanan purna-jual dealer resmi di Indonesia, berdasarkan Studi JD Power Asia Pacific 2009 Customer Service Index (CSI) SM yang dirilis awal pekan ini.

Studi yang didesain ulang di tahun 2009, mengukur kepuasan pemilik kendaraan baru terhadap proses layanan purna-jual dengan memeriksa kinerja dealer pada lima faktor. Diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya, faktor-faktor tersebut adalah: kualitas servis, pengambilan kendaraan, inisiasi servis, fasilitas servis dan petugas pelayanan servis. Kinerja pelayanan pelanggan dilaporkan sebagai nilai indeks dalam skala 1.000 poin.

Di antara sembilan merek yang diikutsertakan dalam studi tahun 2009 ini, Honda meraih peringkat tertinggi dengan nilai keseluruhan CSI 751 dan memperoleh nilai yang relatif tinggi dalam empat dari lima faktor: pengambilan kendaraan, inisiasi servis, fasilitas servis dan petugas pelayanan servis. Toyota yang memperoleh nilai sangat baik untuk faktor kualitas servis, berada di peringkat kedua dengan nilai CSI 749. Sementara itu, Isuzu menduduki peringkat ketiga dengan nilai 747.

Studi 2009 Indonesia Customer Service Index (CSI), yang memasuki tahun kesembilan, mengukur secara keseluruhan kepuasan pemilik kendaraan yang mengunjungi dealer atau pusat servis resmi untuk perawatan atau perbaikan dalam 12 sampai 24 bulan masa kepemilikan.

Studi ini berdasarkan respon dari 2.673 pemilik kendaraan baru yang membeli kendaraan mereka antara Februari 2007 dan Mei 2008 dan membawa kendaraan mereka untuk servis di dealer atau pusat servis resmi antara Agustus 2008 dan Mei 2009. Kerja lapangan untuk studi ini dilaksanakan antara Februari dan Mei 2009.

Selamat buat Honda Prospek Motor!

Wednesday, August 5, 2009

Nike Pun Bertekuk Lutut


Hengkangnya Christiano Ronaldo ke Real Madrid, jelas diratapi oleh para supporter Manchester United dan juga pelatih Sir Alex Ferguson. Fergy bahkan mengakui bahwa ia akan kesulitan mencari figur pengganti, karena sangat jarang menemukan pemain yang mampu melesakkan 40 gol dalam satu musim.

Tak hanya supporter dan Fergy, bagi Nike, produsen apparel yang selama ini menjadi sponsor MU sekaligus Ronaldo, cabutnya CR seperti tsunami karena secara otomatis menguntungkan rival abadinya, Adidas yang sudah sejak lama menjadi sponsor Real Madrid.

Memang selain manajemen MU, Nike juga sangat berkepentingan untuk mempertahankan Ronnie yang sudah sangat identik dengan klub langganan juara Liga Inggris. Itu sebabnya, jauh sebelum kampanye Florentino Ferez yang ingin mendatangkan CR, perusahaan asal Beaverton, Oregon, AS, itu telah menyodorkan kontrak baru senilai 6 juta pound setahun kepada CR, asal ia tetap berkostum merah United. Namun apa daya, CR sudah menentukan pilihan.

Nike dan MU memang sudah kadung identik. Nike sendiri terus melonjak labanya sejak menjadi sponsor apparel MU pada 2002, menggantikan posisi Umbro. Tahun lalu, sumbangan pendapatan komersial Nike pada MU mencapai 64 juta pound. Nilai yang sangat besar. Sebaliknya, replika kostum United yang diproduksi oleh Nike laris bak kacang goreng, terutama di pasar-pasar baru seperti Thailand, Malaysia, China, Korea Selatan, Singapura dan Indonesia. Tentu saja replika CR7, paling laris diburu penggemar.

Saat meneken mega kontrak pada 2002 menggusur Umbro, Nike menggelontorkan dana tak kurang dari 500 juta dollar AS untuk masa 13 tahun. Namun dengan estimasi populasi penggemar United yang mencapai 50 juta di seatero bumi, dan terus bertambah pesat setiap tahun, hitungan bisnis Nike memang tidak meleset.

Kini dengan tanpa CR, Nike tentu harus menghitung ulang. Bagaimana pun, CR adalah endorser andal yang terbukti tidak hanya sebagai ikon namun juga mampu menambah pundi-pundi pendapatan mereka. Setelah tampilnya United dan Barcelona di final Liga Champion (kedua tim berkostum Nike), kali ini Nike tampaknya harus bertekuk lutut pada Adidas.

Tuesday, August 4, 2009

Carlos Ghosn dan Tantangan Krisis Jilid 2


Nissan memang sebuah fenomena dalam industri otomotif global. Setelah bertahun-tahun mengalami masa-masa sulit, pelan tapi pasti performa Nissan kembali menguat. Suntikan grup otomotif asal Perancis, Renault, membuat Nissan lolos dari lubang kehancuran. Tentu saja kepemimpinan sang CEO, Carlos Ghosn patut diacungi jempol.

Pria asal Brasil ini sangat percaya bahwa kualitas produk adalah hal paling utama. Berbagai terobosan ia lakukan, tidak hanya merevisi atau meng-update namun meredesain dan me-redifined mobil-mobil yang diproduksi oleh Nissan.

Alhasil, berbagai varian seperti Murano, Sentra, Tacoma, maupun Xtrail memberikan kontribusi yang signifikan pada laju penjualan mobil-mobil Nissan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, di Jepang sendiri, sejak beberapa tahun terakhir, Nissan sukses mengungguli Honda yang selama ini bercokol di posisi kedua.

Namun belum lagi menyodok posisi tiga besar dunia, sesuatu yang diidam-idamkan Ghosn, krisis finansial global menghadang. “Industri otomotif global tengah diterpa guncangan hebat, tidak terkecuali Nissan,” ujar Ghosn. Manajemen Nissan mengungkapkan bahwa pihaknya bakal mengalami kerugian pada tahun keuangan yang berakhir Maret 2010 sebesar 265 miliar yen atau US$ 2,9 miliar. Dengan demikian, Nissan menyusul koleganya yang lain, seperti Toyota, Toshiba dan Sony, yang sudah lebih dulu memangkas karyawannya dan membukukan kinerja buruk.

Seperti halnya dengan produsen otomotif Jepang lainnya, Nissan juga harus berupaya keras untuk bertahan di tengah krisis global ini. Apalagi, tingkat penjualan di Amerika Utara yang merupakan pasar terbesar otomotif dunia juga kian melorot. Selain itu, penguatan yen juga turut menggerus pendapatan dari luar negeri jika dikonversikan kembali ke yen.

Sebagai langkah pertama untuk bertahan, Goshn bilang, armada kerja Nissan di seluruh dunia bakal dikurangi sebesar 20.000 orang hingga Maret 2010 menjadi 215.000 pekerja dari sebelumnya 235.000 pekerja. Dari jumlah tersebut, 12.000 karyawan berasal dari Jepang, dan sisanya dari luar negeri.

Bagi Ghosn, keputusan pemangkasan karyawan seperti mengulang langkah sebelumnya. Saat program restrukturisasi digencarkan untuk menyelamatkan Nissan dari jurang kehancuran pada 1999 silam, Ghons yang dijuluki ”The Ice Breaker” juga harus memangkas ribuan karyawan di seluruh dunia, tak terkecuali di Jepang yang terkenal tradisionalis dan mengharamkan PHK. Saat itu, langkah radikalnya berujung pada cap yang tak mengenakkan, Public Enemy No 1. Badan otomotif paling berpengaruh di Jepang, Auto Parts Industries Association (APIA) bahkan sempat memusuhi The Cost Killer itu.

Namun Ghosn tetap jalan terus. Bukan hanya pemangkasan, ia pun menjual unit-unit usaha yang dinilai tidak mendukung langkah strategisnya, termasuk melego Nissan's Aerospace Unit. Hasilnya? Hanya dua tahun sejak menjadi nahkoda, Ghosn sukses membukukan keuntungan $ 2,3 miliar untuk tahun fiskal 2001.

Kini ditengah terpaan krisis ekonomi global, mampukah Ghosn menyelematkan Nissan dari ancaman krisis jilid II?

Monday, August 3, 2009

Demam Smartphone Android


Industri ponsel mengalami triwulan terburuk pada Januari hingga Maret lalu dimana pasar mengerut 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan Nokia juga mengalami rugi triwulanan pertama sebelum pajak.

Nokia, sebagai pembuat empat dari 10 ponsel, telah kehilangan pasarnya terutama produk yang bisa mengakses internet, mengirim email serta mendownload aplikasi pihak ketiga semacam Apple iPhone atau BlackBerry Storm. Platform Android, di lain pihak makin popular dengan setengah lusin handset akan muncul pada tahun ini.

Analis di HSBC menyebut Nokia menguasai 47% pasar smartphone global pada 2007 dan turun menjadi 35% musim panas lalu dan tinggal 31% pada akhir tahun. Segmen smartphone menjadi penting karena satu-satunya segmen yang masih bisa tumbuh. Konsumen saat ini bertahan untuk terus menggunakan ponselnya yang masih ada, atau menukar handsetnya dengan perangkat lebih mutakhir misalnya iPhone.

Tahun ini volume pasar ponsel diperkirakan akan turun sekitar 10% akibat permintaan konsumen yang melemah. Namun pasar smartphone diperkirakan malah naik 10%-20% dipicu oleh munculnya model baru dari vendor utama.

Salah satu vendor yang agresif menggarap pasar smartphone adalah Samsung. Vendor asal Korea itu memperluas portofolio smartphonenya dengan merilis empat model baru di jajaran Omnia. Samsung menawarkan Omnia II, Omnia LITE dan dua Omnia PRO yang semuanya menggunakan software Windows Mobile Microsoft Corp.

Samsung juga merilis model baru Jet yang berbeda dari 150 ponsel yang dikeluarkan dalam setahun. Ponsel layar sentuh itu menggunakan layar generasi ketiga serta prosesor yang telah ditingkatkan untuk menghadirkan akses internet cepat.
Samsung memposisikan ponsel itu untuk memenuhi pasar yang belum terisi, bagi konsumen yang menginginkan fungsionalitas smartphone dengan harga terjangkau. Samsung belum mengeluarkan harga tapi analis memperkirakan tidak akan jauh dari harga model kelas menengah.

Sales and marketing Samsung mengatakan penjualan ponsel akan turun 8% hingga 9% tahun ini di seluruh industri. Lebih rendah dari perkiraan Samsung sebelumnya sebesar 10% dimana ekonomi global mulai mengalami pemulihan. "Di paruh kedua kami melihat tidak ada sesuatu yang bisa menimbulkan lonjakan permintaan. Tapi ada tanda kecil akan ada recovery ekonomi secara umum. Kami harapkan industri ponsel juga akan mengalami pemulihan," jelas Lee Donjoo.

Demam smartphone juga mendorong Palm untuk merilis produk baru. Palm Pre yang dirilis pada Consumer Electronics Show lalu menjadi topik luas dan disebut sebagai ancaman terbesar bagi iPhone. Dari segi estetika dan fitur, Pre dinilai juga memiliki lebih banyak kelebihan.

Beda dengan vendor ponsel lain, Palm belum mengeluarkan ponsel baru sejak Treo yang dirilis pada 2007. Palm Pre didesain ulang secara besar-besaran, dan berubah total dengan menggunakan Linux yang disebut web OS.

Review yang dilakukan banyak pihak memberikan nilai bagus untuk ponsel ini. PC World bahkan menyebut ponsel ini bisa menjadi penantang berat iPhone, yang saat ini belum memiliki pesaing sepadan.

Review keyboard Pre mudah digunakan, dan nyaman di jari. Sementara kekurangan Pre adalah tidak adanya keyboard layar sentuh. Namun hal itu ditutupi oleh fitur menawan yang ditawarkan Palm Pre. Yakni kemampuannya berpindah aplikasi secara mudah dan sederhana saat menjalankan beberapa aplikasi secara sekaligus. Dan untuk menutup aplikasi cukup dilakukan mengusap layar. User juga bisa menjalankan aplikasi di background, semacam instant messenger atau email. Sementara iPhone hal seperti itu tidak mungkin bisa dilakukan.

Menariknya, dua vendor yang terbilang kawakan di industri PC dan notebook, Dell dan Acer juga bersiap memasuki pasar smartphone. Saat berada di Jepang belum lama ini, CEO Dell, Michael Dell, mengatakan perusahaannya sedang membuat smartphone juga perangkat internet mobile. "Kami sudah mencapai kesepakatan dengan banyak operator, tak lama lagi kami akan merilis perangkat mobile internet dengan ukuran lebih kecil atau smartphone masa datang," katanya.

Sebelumnya analis Kaufman Bros, Shaw Wu mengatakan smartphone Dell ditolak oleh operator. Smartphone Dell dinilai tidak akan mampu bersaing dengan handset popular semacam Apple iPhone, RIM Blackberry, Samsung Omnia atau T-Mobile G1. Tanda-tanda Dell sudah siap memasarkan smartphone adalah laporan Commercial Times di Taiwan. Koran itu menyebut Dell telah melakukan order ke pabrik elektronik Hon Hai Precision Industry Co untuk membuat smartphone.

Sementara Acer juga sudah mengambil ancang-ancang. Meski belum secara resmi, konsumen sudah bisa praorder smartphone yang disebut Acer DX900 di website Clove Technology retailer yang bermarkas di Inggris. Handset ini tampak serupa dengan E-Ten Glofiish DX900 karena fitur dan penampilannya yang sama. Tampaknya Acer hanya menempel nama, setelah membeli produsen smartphone E-Ten tahun lalu. Ponsel itu ditawarkan setara dengan US$570.

Acer sudah mengenalkan serangkaian handset high profile di Mobile World Congress di Barcelona pada pertengahan Februari lalu. Dan Acer DX900 menjadi produk paling dijagokan vendor asal Taiwan itu.

Melihat animo pengguna, pasar smartphone kini memang sedang bergairah. Kalangan industri memperkirakan pengiriman ponsel pintar ini ke seluruh dunia sepanjang tahun 2007 hingga 2011 diperkirakan akan meningkat rata-rata 37,7% per tahun. Pada tahun 2011, pengiriman smartphone diperkirakan akan meningkat tajam menjadi 400 juta unit dari hanya 110 juta unit pada tahun 2007.

Smartphone diprediksi akan menguasai 24.2% pasar telepon selular global pada tahun 2011 dan angka ini akan meningkat 30% pada tahun 2012. Menurut para analis industri, perangkat telekomunikasi selular telah menjadi kebutuhan komunikasi penting sehari-hari, dan ponsel akan terus menggabungkan berbagai variasi fitur yang lebih menarik. Meski begitu aroma persaingan terlihat begitu kentara. Tidak saja antar vendor, namun juga antar operating system (OS). Dan OS yang bersiap mengguncang pasar adalah Android.

Sejak diperkenalkan perdana pada 21 Oktober 2008, sistem operasi Android dari Google Inc, Android memang bertumbuh lambat terutama dalam enam bulan pertama. Namun para analis meyakini, penjualan smartphone Android akan melesat menjelang akhir 2009.
Firma riset Strategic Analystic memperkirakan, penjualan global smartphone berbasis Android akan melonjak hingga 900% sepanjang 2009, mengungguli iPhone yang sukses meraih pertumbuhan tertinggi di industri smartphone dalam dua tahun terakhir. Firma itu memperkirakan iPhone OS selama 2009, hanya akan tumbuh sebesar 79% per tahun. Penurunan iPhone dipicu oleh semakin jenuhnya pasar, karena handset besutan Apple itu sudah beredar di sebagian besar negara di dunia.

Sementara smartphone berbasis Android semakin menunjukkan momentumnya, karena keterlibatan sejumlah vendor papan atas. Pada awal kehadirannya, Android baru didukung oleh empat produsen utama dunia. Mereka adalah HTC Corp, Samsung, LG dan Motorola. Namun, belakangan Android sudah mendapatkan dukungan dari Sony Ericsson. Kelima vendor itu diketahui, telah menyiapkan jajaran smartphone berbasis Android yang diperkirakan akan mampu menyodok iPhone, Blackberry dan E-series Nokia. Kita tunggu saja gebrakan mereka.

Pocari Sweat Raja Minuman Isotonik


Di era ’90-an, publik di Indonesia umumnya hanya mengenal sedikit minuman isotonik. Salah satunya adalah Gatorade. Entah karena pertimbangan apa, produk buatan PT Pepsi Cola Beverages itu hengkang dari Indonesia. Belakangan, brand yang telah berusia 40 tahun itu mencoba kembali hadir di Indonesia. Berbagai aktifitas promosi mereka lakukan, termasuk menggencarkan iklan di media televisi, serta road show ke berbagai pusat perbelanjaan guna menjangkau konsumen secara langsung. Untuk memperkuat image, Gatorade juga menggandeng sprinter nasional Suryo Agung Wibowo, peraih medali emas di ajang Sea Games lalu. Pemilihan Agung sebagai endorser produk, memang biasa dilakukan oleh Gatorade. Ronaldinho, Maria Sharapova, Michael Jordan dan Tiger Woods adalah beberapa atlet dunia yang menjadi duta produk Gatorade.

Namun meski telah dijual di 80 negara dan memiliki ekuitas brand yang cukup kuat, tidak mudah bagi Gatorade untuk kembali merebut pangsa pasar. Pasalnya, sejak cabutnya mereka diakhir ’90-an, pasar minuman isotonik kini sudah penuh sesak, baik oleh produk lisensi asing maupun asli domestik. Tecatat sedikitnya 9 produk yang dikemas dalam berbagai jenis, dari sachet, kaleng hingga botol. Mereka adalah Kino Sweat (Grup Kino), Optima Sweat (PT Navika Beverage), Mari Sweat (PT Ulam Tiba Halim), Mizone (PT Tirta Investama, Grup Danone), Viton (PT Tempo Food), Pocari Sweat (PT Amerta Indah Otsuka), Vitazone (PT Tirta Fresindo Jaya, Grup Mayora), Powerade (Coca Cola Group) dan Zporto (Tudung Group).

Selain Mizone, sejauh ini Pocari Sweat terbilang sebagai produk paling populer. Hal yang cukup wajar mengingat pasca hengkangnya Gatorade, Pocari yang diperkenalkan pertama kali pada 1990, secara konsisten mengedukasi masyarakat terutama dalam hal benefit serta differensiasinya terhadap produk lain baik air mineral (Aqua) atau maupun fresh drink (Coca Cola, Sprite, Teh Botol). Hasilnya, dari pasar yang terbilang kabur atau belum terbentuk, potensi bisnis minuman isotonik mencapai Rp 1,2 trilyun pada 2006. Dengan bertambahnya pemain, market size pun semakin membesar dan pasar sasaran juga meluas, tidak hanya dewasa namun juga anak-anak yang dikemas dalam bentuk sachet. Pocari Sweat pun mendulang emas dari hasil kerja keras mereka selama ini. Padahal pada tahun pertama mereka hanya mampu menjual 30.000 botol yang didatangkan langsung dari Korea Selatan. Sementara Gatorade bisa dibilang gigit jari.

Berbagai kalangan menilai, dengan kemasan yang lebih elegan dan pesan-pesan iklan yang lebih mengena terutama untuk kalangan menengah atas, pasar minuman isotonik mulai merangsek dan menggempur pasar minuman energi yang lebih dulu populer. Itu sebabnya, jangan heran bila Extra Joss, sang pemimpin pasar di katagori minuman energi, mulai kebakaran jenggot. Siapa unggul?