Monday, December 7, 2009

Menunggu Booming Ponsel Generasi Ke-4


Pada tahun-tahun mendatang sejumlah operator di dunia sudah bersiap untuk mengimplementasikan teknologi generasi ke-4 (4G) yang dikenal dengan nama HSPA+ dan LTE (Long Term Evolution) . Seperti kita ketahui, tahapan evolusi yang dilalui teknologi GSM untuk data mulai dari GPRS, EDGE, 3G, HSDPA, HSPA+, kemudian LTE.

Sebagai teknologi paling anyar, HSPA+ dan LTE menawarkan kecepatan masing-masing hingga 21 Mbps dan 100 Mbps. Alhasil, pilihan terhadap HSPA+ dan LTE akan membuat industri mobile internet semakin berkembang. Itu sebabnya, seiring dengan meningkat pesatnya jumlah pelanggan mobile broadband, baik di lingkup global maupun di Indonesia, tarif berlangganan internet kecepatan tinggi diprediksi akan semakin murah.

Menurut asosiasi GSM dunia (GSMA) lambat laun, tarif internet mobile broadband bisa turun separuhnya lebih. Hal itu dipicu dengan semakin tingginya penetrasi jaringan internet bergerak yang hingga semester pertama 2009, secara global diselenggarakan oleh 236 operator di 104 negara.

Khusus untuk Indonesia, GSMA memperkirakan pengguna layanan data internet bakal menembus angka 45 juta pelanggan pada 2013 mendatang, seiring dengan penurunan tarif dan kecepatan data yang lebih memadai melalui implementasi teknologi lanjutan dari generasi ketiga seluler (3G), yakni HSPA+ dan LTE.

Salah satu operator yang bersiap untuk melakukan evolusi itu adalah Indosat. Namun operator nomor dua itu lebih memilih mengimplementasikan jaringan 3G kecepatan 21 Mbps dengan teknologi HSPA+ terlebih dahulu, sebelum nantinya beralih ke teknologi LTE yang mengusung kecepatan hingga 100 Mbps.

"Kami tak mau langsung loncat ke LTE karena masih ada banyak kendala dan banyak biaya," kata Teguh Prasetya, Group Head Brand Marketing Indosat, dalam uji coba HSPA+ di kantor pusat Indosat (9/11/2009).

Kendala yang dimaksud Teguh antara lain belum tersedianya frekuensi untuk LTE, interoperabilitas antaroperator telekomunikasi dunia, infrastruktur, hingga keterbatasan handset dan terminal modem untuk pelanggan.

"Itu sebabnya kami akan lebih dulu mengusung HSPA+ sebelum beralih ke LTE agar perpindahannya smooth. Langkah yang kami lakukan sudah tepat karena sesuai evolusi GSM," lanjut dia.

Gusur WiMax
Bila di Indonesia G4 masih terkendala oleh infrastruktur, namun di AS dan Eropa, evolusi ke LTE bisa dipastikan berjalan mulus. Bahkan baru-baru ini TheStreet.com melaporkan Nokia dan Verizon telah bekerjasama untuk membuat ponsel sentuh yang bisa bekerja dengan jaringan supercepat Verizon yang segera dibangun. Verizon Wireless, yang dimiliki secara bersama oleh operator Eropa Vodafone dan Verizon Communications akan mengujicoba 4G tahun ini.

Jaringan 4G atau LTE akan secara agresif berkembang pada 2010. Tapi jubir Nokia membantah Nokia melakukan kerjasama rahasia dengan Verizon. "Sudah diketahui Verizon akan mengembangkan jaringan LTE di AS selama lima tahun ke depan dan Nokia mendukung keputusan itu," katanya. "Kami tidak masuk ke pengembangan perangkat layar sentuh 4G secara ekskluif dengan pihak manapun dan terus mengembangkan sebagai hal normal dalam bisnis."

Nokia mengumumkan mendukung LTE untuk 4G dibandingkan pesaingnya WiMax. Nokia menjajikan sudah menyediakan ponsel yang mendukung LTE pada 2010.

No comments: