Wednesday, July 15, 2009
Nokia Pilih Android Atau Symbian
Tak dapat dipungkiri, sebagai vendor incumbent Nokia kini sedang berjuang untuk membangkitkan kembali peluangnya di pasar smartphone. Nokia sebagai pembuat empat dari 10 ponsel, kali ini mengalami kekalahan telak. Raksasa Finlandia itu telah kehilangan pasarnya terutama produk yang bisa mengakses internet, mengirim email serta mendownload aplikasi pihak ketiga semacam Apple iPhone atau BlackBerry Storm. Platform Android, di lain pihak makin popular dengan setengah lusin handset akan muncul pada tahun ini.
Analis di HSBC menyebut Nokia menguasai 47% pasar smartphone global pada 2007 dan turun menjadi 35% musim panas lalu dan diprediksi tinggal 31% pada akhir 2009.
Segmen smartphone menjadi penting karena satu-satunya segmen yang masih bisa tumbuh. Konsumen saat ini bertahan untuk terus menggunakan ponselnya yang masih ada, atau menukar handsetnya dengan perangkat lebih mutakhir misalnya iPhone.
Setahun lalu Nokia menyediakan agar software Symbian bisa tersedia secara gratis digunakan oleh produsen ponsel dalam usaha melawan ancaman Android dan iPhone.
Tapi respon pada Symbian relatif sepi. Sebaliknya pengguna iPhone telah mendownload jutaan aplikasi hanya dalam sembilan bulan. Sementara Android juga menarik banyak developer untuk menyediakan widget serta aplikasi menarik lainnya.
Firma riset Strategy Analytics, mengungkapkan bahwa setelah iPhone, pertumbuhan Android akan meroket karena OS lansiran Google itu mendapat dukungan besar dari para operator selular, vendor handset, dan pengembang (developer) peranti lunak. Disamping wilayah penjualan smartphone Android semakin luas sehingga memungkinkan lebih banyak orang membeli ponsel cerdas berbasis Android.
Menurut senior analis Strategy Analytics Tom Kang, pada semester kedua 2008, Android hanya dipasarkan di AS. Namun memasuki 2009, Android mulai menyebar ke Eropa dan Asia. ”Karena itu Android diperkirakan bakal mencapai pertumbuhan hingga 900% pada tahun ini”, ujarnya. Dengan perkiraan tersebut, smartphone Android diprediksi akan menjadi papan atas di segmen smartphone dalam dua atau tiga tahun mendatang.
Dari data yang dilansir oleh Gartner Inc, pada 2008 pasar OS smartphone global masih didominasi oleh Symbian dari Symbian Foundation dengan market share 52,4%. Posisi kedua ditempati Blackberry dari RIM (Research in Motion) dengan pangsa pasar 16,6%. Peringkat ketiga diduduki Windows Mobile dari Microsoft Corp, yang menguasai 11,8%. iPhone dari Apple menempati posisi keempat dengan penguasaan 8,2%. Sementara posisi kelima diduduki Linux dengan pangsa pasar global 8,1%.
Jika Android sukses menyodok posisi lima besar, maka akan ada OS yang terpental dari kelompok elite tersebut. Para analis memperkirakan, Linux akan kesulitan bertahan karena penggunaan OS itu di pasar smartphone akhir-akhir ini semakin susut.
Kembali ke Nokia. Serbuan iPhone dan Blackberry memang membuat posisi raksasa Finlandia itu menjadi goyah di pasar smartphone. Meski begitu Nokia membantah bahwa mereka telah berbalik arah dengan mendukung Android.
Juru bicara Nokia Joseph Gallo menandaskan bahwa rumor yang menyebutkan Nokia akan segera melansir smartphone berbasis Android adalah keliru. “Sejauh ini Nokia tetap konsisten mempertahankan Symbian sebagai satu-satunya platform pilihan bagi smartphone Nokia”, ujarnya.
Sebelumnya harian terkemuka Inggris The Guardian dalam laporannya Senin (13/7), menyebutkan bahwa Nokia tengah mempersiapkan smartphone generasi pertama dengan OS Android. Diperkirakan Nokia akan meluncurkan smartphone versi itu pada September mendatang.
Analis dari firma riset Strategy Analytics Bonny Jo menilai bahwa bergabungnya Nokia ke Android memang bukan perkara mudah. Apalagi pada tahun lalu, Nokia sudah mengakuisisi Symbian dan menjadikannya sebagai lembaga nir laba, guna mendukung dan mengembangkan distribusi software.
Namun dengan berkembangnya pasar, terutama dalam dua tahun terakhir, akuisisi atas Symbian membuat ruang gerak Nokia menjadi sempit. Nokia kesulitan meningkatkan kapasitas produksi, terutama dalam mengadopsi standar baru yang dipicu oleh pertumbuhan permintaan global.
Tahun lalu Nokia mengapalkan tak kurang dari 400 juta unit ponsel ke seluruh dunia. Dengan kompetisi yang makin ketat antar vendor handset dan operating system, Joy menyebutkan bahwa tantangan Nokia tidak hanya menyangkut pengembangan produk, namun juga sistem produksi dan jaringan distribusi yang semakin terintegrasi sesuai dengan standar yang berlaku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment