Thursday, July 9, 2009
Mobile Advertising, The Next Big Thing!
Tak ada yang menyanggah bahwa ponsel merupakan medium yang efektif untuk beriklan. Dengan sifatnya yang personal, peluang untuk memasarkan produk secara langsung dapat dilakukan dengan biaya murah, sekaligus efektif karena tepat pada sasaran. Namun sejauh ini pertumbuhan mobile ads masih terbilang rendah. Laporan lembaga survey Informa Telecom & Media, menunjukkan pada 2006 nilai bisnis ini baru mencapai $781 juta diseluruh dunia. Bandingkan dengan nilai iklan internet advertising yang sudah mencapai $24 milyar, dan $40 milyar untuk media-media konvensional.
Sampai saat ini, layanan mobile ads umumnya masih didominasi oleh SMS. Guna menggenjot pendapatan, operator mulai bersiap untuk memperkenalkan layanan yang lebih berkelas, lewat video clips, web pages, download musik dan game. Menurut prediksi Informa Telecom & Media, kombinasi layanan itu diperkirakan dapat mendorong belanja iklan tahunan hingga $11,4 milyar pada 2011. Analisa lain malah memperkirakan pasar akan bertumbuh lebih signifikan, hingga $20 milyar pada tahun itu.
Mengapa mobile ads begitu menjanjikan? Pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab. Dibandingkan dengan lebih dari satu milyar pengguna PC saat ini, jelas populasi pengguna ponsel yang hampir menyentuh 2,7 milyar di seluruh dunia merupakan potensi pasar yang sangat besar. Apalagi angka itu, terus bertumbuh secara signifikan setiap tahun, terutama di negara-negara berkembang. Krisis ekonomi yang melanda dunia, diperkirakan juga tidak terlalu berdampak terhadap pertumbuhan pengguna ponsel. Disisi lain, tentu saja mobilitas sangat mendukung aplikasi mobile ads dibandingkan TV atau komputer.
Selain populasi yang dashyat, kelebihan dari mobile ads adalah tipe marketing yang disebut ”relevance”. Para pengiklan mempercayai, bahwa iklan-iklan tradisional umumnya hanya mencapai separuh dari target audience yang sebenarnya. Pada kasus iklan on-line, ukurannya pun sangat sederhana karena dengan sistem ”pay per click”, pengiklan hanya membayar sesuai jumlah hit. Sehingga efektifitasnya pun diragukan. Sementara bila dibandingkan dengan mobile ads, meski hanya menggunakan SMS, jelas sangat fokus. Dengan mengkaji profil calon konsumen secara cermat, pengiklan dapat secara khusus membuat program-program pemasaran yang lebih kreatif dan sesuai dengan kebiasaan pelanggan yang ingin dibidik.
Meski menjanjikan, berbagai kendala menghadang layanan mobile advertising. Setidaknya terdapat dua kendala utama, yakni SMS Only dan Costumer Privacy. Pada SMS Only, karena sudah teruji dan berbiaya paling murah, para marketer sejauh ini masih tetap mengandalkan SMS untuk meluncurkan program-program mobile ads. Trend ini sepertinya agak bertolak belakang karena sekarang berbagai layanan yang ditawarkan oleh operator lebih bervariasi. Mulai dari download musik, game dan video, microblogging dan surfing lewat ponsel, bahkan membangun jaringan sosial di dunia maya (mobile social networking). Namun pengiklan tampaknya tidak ingin berjudi, karena survey pada akhir 2006 menunjukkan baru sekitar 12% pelanggan ponsel di Amerika dan Eropa yang menggunakan ponsel mereka untuk mengakses internet. Persepsi masyarakat menunjukkan ponsel terlalu kecil untuk menonton TV atau bermain games. Dan penilaian itu, tidak serta merta pupus meski belakangan berbagai gadget baru seperti iPhone memiliki bentuk sedikit lebih besar, dengan layar yang lebih lebar dengan kualitas gambar yang lebih tajam.
Sementara pada kasus costumer privacy, ponsel adalah gadget yang bersifat personal. Itu sebabnya masalah privacy menjadi tidak sesederhana yang kita bayangkan. Dalam hal ini toleransi menjadi kata kunci. Pasalnya, pelanggan akan berteriak, bila iklan mulai membanjir pada layar ponselnya. Alih-alih efektif, malah bisa jadi counter productive.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment