Friday, October 30, 2009

Fenomena Private Brand di Bisnis Kaca Film


Industri otomotif terkenal kompetitif. Dengan penjualan mobil rata-rata mencapai 400 - 500 ribu unit per tahun, Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan. Hal ini menjadi peluang bagi distributor, agen maupun pengecer untuk produk-produk pendukungnya, seperti komponen (spare parts), pelumas, bahan bakar, sampai aksesoris kendaraan bermotor. Industri pendukung lainnya yang juga mampu diserap pasar adalah kaca film. Itu sebabnya, beragam produk kaca film terus menyerbu pasar.

Memang kaca film mobil merupakan salah satu aksesories terpenting yang dipergunakan pada kendaraan bermotor khususnya mobil. Keberadaannya, tidak hanya sekedar melindungi pandangan luar terhadap isi di dalam kendaraan dan tolak panas. Kaca film juga berfungsi sebagai alat pelindung dan pengaman bagi pengemudi dan penumpangnya dari risiko luka yang lebih parah akibat serpihan kaca.

Sampai saat ini, produk-produk kaca film dari AS memang masih menjadi ”top of mind”. Merek-merek seperti V-Kool, Llumar, Solargard, Sungard, 3M dan Johnson, tetap menjadi incaran pembeli. Tampaknya label Made in USA yang dipersepsikan sebagai produk berkualitas, membuat daya tawar merek-merek itu sangat kuat, terutama di segmen mobil premium.

Namun kini pasar semakin berubah. Produk kaca film buatan AS, semakin tergelincir oleh persaingan. Harga yang cukup mahal, berkisar Rp 3,5 – Rp 6 juta (untuk setiap pemasangan satu unit mobil), membuat banyak pengguna mobil berpaling pada produk sejenis namun dengan harga yang terbilang terjangkau. Apalagi tipikal konsumen di Indonesia umumnya tidak banyak yang memiliki pengetahuan akan kaca film.

Nah, kondisi itu dengan jeli dimanfaatkan oleh para pengusaha di bidang ini. Alhasil, konsumen kini semakin akrab dengan merek-merek alternatif seperti AG, Armorcoat, Inovata, Perfection, atau Ntech. Tentu saja kualitas produk masih menjadi jualan mereka, namun ditambah embel-embel harga yang terjangkau. Kaca film merek AG Black misalnya ditawarkan hanya Rp 350.000 per mobil, Bandingkan kaca film merek V-Kool atau 3M yang ditawarkan sekitar Rp 3,9 juta – Rp 5 juta.

Dengan harga yang sangat terjangkau, tentu saja market share produk-produk kaca film alternatif semakin meningkat. Seorang pengusaha yang tidak ingin disebutkan namanya, memperkirakan pangsa pasar kaca film buatan AS kini tidak lebih dari 20%. Selebihnya sudah dikuasai merek-merek alternatif, baik private brand bahkan unbranded. Para pemain unbranded malah disinyalir kerap melakukan pemalsuan terhadap merek-merek top.

Mengejar Kualitas
Mengapa produk kaca film buatan AS kalah bersaing? Menurut Budi Hartono, Presdir PT Perisai Sakti Indonesia, Master Dealer Llumar, sebenarnya konsumen tetap menginginkan prdoduk asal AS yang memang terkenal akan kualitas. Namun hitung-hitungan bisnis berbicara lain. Sebagai contoh, 1 roll produk kaca film buatan negeri Paman Sam rata-rata dibandrol $ 400. Bandingkan dengan produk sejenis buatan Korea yang dapat ditebus seharga $ 160.

”Disisi lain, prinsipal dari AS hanya melihat Indonesia sekedar pasar. Hal itu berdampak pada komitmen kerjasama yang umumnya sekedar pembeli dan penjual”, ungkap Budi. Itu sebabnya, support mereka pun terbilang kecil terutama dari sisi pemasaran. Boleh dibilang semua aktifitas promosi yang dilakukan para distributor kaca film buatan AS, sepenuhnya menjadi tanggung jawab distributor lokal.

Kondisi itu jelas membuat banyak pedagang atau pengusaha, akhirnya lebih senang mengimpor produk dari Korea, Taiwan, India bahkan China. Kemudian mereka melabeli sendiri produk itu dengan merek yang sudah dirancang sebelumnya (private brand). ”Jadi boleh dibilang merek-merek yang belakangan hadir, umumnya adalah private brand”, ujar Budi.

Dengan maraknya private brand, tentu yang menjadi pertanyaan apakah kualitas mereka setara dengan produk-produk branded? Budi menyebutkan bahwa, saat ini memang sulit memastikan kualitas suatu produk. Apalagi semua mengklaim mampu menahan panas hingga 90% misalnya. Meski demikian, jika dibandingkan lima atau enam tahun lalu, kualitas produk-produk private brand belakangan juga semakin meningkat. Hal itu berkat cepatnya negara-negara produsen baru seperti China, India atau Korea dalam mengembangkan riset and development. Sehingga dalam beberapa tahun ke depan, kualitas mereka diperkirakan dapat sejajar dengan produk kaca film buatan Amerika.

No comments: