Wednesday, October 21, 2009

Melongok Proyek Energi Alternatif Terbesar di Dunia


Majalah Forbes belum lama ini menurunkan artikel menarik menyangkut proyek-proyek energi alternative terbesar dan paling prestisius di planet ini, baik yang bersumber dari matahari, angin, panas bumi dan energi gelombang. Inilah sebagian nukilan yang dapat membuat kita terhenyak, karena Indonesia termasuk salah satu diantaranya.

Masdar Inisiatif Energi
Lokasi: Masdar City, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA)
Biaya: $ 15 miliar
Partial Completion Date: 2009
Perkiraan Dampak: Zero emisi bagi sekitar 50.000 orang dan 1.500 bisnis


Pada Februari 2009, Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab, meluncurkan proyek paling ambisius, yakni proyek energi yang berkelanjutan, Masdar Initiative. Tidak tanggung-tanggung, negeri keemiran itu menggelontorkan dana hingga $ 15 miliar. Sebagian diantaranya dialokasikan untuk investasi terkait dengan pembangunan lembaga ilmu pengetahuan dan teknik yang ditujukkan untuk mempelajari teknologi energi bersih dan berkelanjutan. Melalui proyek yang ambisius itu, UEA berambisi menjadikan Masdar City sebagai kota dengan paling bersih di dunia. Masdar Initiative akan mengubah kira-kira empat mil persegi padang gurun kosong topografi dengan nol-emisi, sekaligus bebas dari limbah ruang perkotaan. Beberapa dekade dari sekarang, Inisiatif Masdar kemungkinan akan dikenang sebagai proyek Apollo berikutnya, atau salah satu sejarah yang paling spektakuler ditengah himpitan keuangan karena imbas krisis ekonomi global.

Wind Farm
Lokasi: Amarillo, Texas
Dibangun Oleh: T. Boone Pickens
Perkiraan Pembangkitan Listrik: 4.000 megawatt
Biaya: US $ 6 miliar
Konstruksi Mulai: 2010

Selama puluhan tahun, tidak ada "minyak" yang cukup. Demikian diyakini oleh T. Boone Pickens, warga AS yang pernah menjadi pekerja kasar di ladang minyak dan berbalik menjadi raja minyak Texas. Jadi, ketika Pickens berpihak pada puncak-teori minyak, banyak pihak yang sebelumnya skeptis dengan energi alternatif menjadi bersemangat. Bersama dengan hedge fund, BP Capital, Pickens memutuskan untuk membangun tenaga angin terbesar di dunia untuk menggerakan sektor pertanian dan peternakan di lokasi setempat. Energi alternatif dengan memanfaatkan tenaga angin itu, direncanakan akan beroperasi empat distrik di Texas Amarillo. Pembangkit ini akan memasok energi untuk 2.700 peternakan. Turbin anginnya diproyeksikan mampu menyimpan energi untuk satu juta rumah saat operasionalisasi dimulai beberapa tahun ke depan.


Offshore Wind Farm

Lokasi: London Array Project, Outer Thames Estuary, Inggris (tujuh mil dari Kent Coast)
Dibangun Oleh: Shell Energi Angin, E. ON, energi terbarukan dan Energi DONG
Biaya: 2 miliar pound ($ 4 miliar)
Perkiraan Pembangkitan Listrik: Satu gigawatt
Completion Date: 2010, turbin pertama dibangun 2008

Inggris adalah negara paling utara di Uni Eropa. Sedikit lebih kecil dari Louisiana, negara pulau itu sudah kesulitan untuk ruang untuk membangun pembangkit listrik konvensional. Alhasil, Inggris mulai melirik angin sebagai energi alternatif sekaligus menjadikan negara monarki ini menjadi berbeda dalam pemanfaatan energi alternatif dibanding negara-negara lainnya. London Array direncanakan sebagai proyek angin lepas pantai untuk memasok lebih dari 340 turbin angin di luar Thames Estuary, kira-kira tujuh mil dari lepas pantai Kent Coast.

Floating Wind Turbine
Lokasi: Laut Utara, Kormay, Norwegia
Dibangun Oleh: Sony Ericsson, Norsk Hydro
Perkiraan Pembangkitan Listrik: Lima megawatt
Biaya: 200 juta krone ($ 39 juta)
Completion Date: Satu turbin pada 2009, dengan potensi untuk 200 turbin pada 2014

Laut Utara telah menjadi sumber utama minyak dunia sejak produksi dimulai pada tahun 1970-an. Tapi hanya karena kehabisan minyak tidak berarti energi terbarukan tidak dilirik. Pada tahun 2009, perusahaan raksasa Nokia mulai membangun turbin angin terapung yang merupakan pertama di dunia. Dirancang oleh Norwegia Norsk Hydro, turbin itu akan ditempatkan pada sekitar 50 mil dari daratan di Laut Utara. Jika proyek berhasil, akan secara radikal mengubah masa depan energi angin lepas pantai, yang saat ini terbatas pada perairan yang relatif dangkal.

Wave Energy
Lokasi: Pulau Orkney, Skotlandia
Dibangun Oleh: Skotlandia Power
Perkiraan Pembangkitan Listrik: 750 kilowatt
Completion Date: Sebagian beroperasi pada 2009


Skotlandia terbilang kaya dengan sumber daya energi terbarukan. Negeri itu memasok sekitar 25% dari potensi energi pasang surut dan 10% dari potensi energi gelombang ke seluruh Uni Eropa. Untuk melipatgandakan kedua sumber daya itu, Skotlandia, berencana untuk membangun pembangkit energi gelombang-pertanian terbesar di dunia, yang akan terletak di lepas pantai Pulau Orkney. Dilengkapi dengan empat turbin raksasa seluas hampir 500 meter, gelombang peternakan akan menghasilkan 750 kilowatt. Jika energi ombak terbukti memiliki banyak keuntungan, Skotlandia dapat memproduksi lebih dari 1.300 megawatt pada tahun 2020. Pasokan energi sebanyak itu cukup menerangi kota seukuran Seattle, AS.

Geothermal Power
Lokasi: Sarulla Project, Sumatera Utara, Indonesia
Dibangun Oleh: Ormat Technologies; Itochu (Jepang)
Perkiraan Pembangkitan Listrik: 330-360 megawatt
Biaya: $ 600 juta
Completion Date: 2011

Bali bukan satu-satunya sumber energi terbarukan di Indonesia. Hawa panas dari gunung berapi (beberapa masih aktif), yang merupakan pusat pembakaran ratusan mil di bawah permukaan menjadikan Indonesia kaya dengan energi panas bumi. Diperkirakan Indonesia memiliki sekitar 27.000 megawatt tenaga panas bumi. Beberapa diantaranya sipa untuk dieksplorasi. Salah satunya adalah Sarulla. Pembangkit ini akan menjadi proyek listrik terbesar di dunia untuk katagori panas bumi saat konstruksi berakhir pada 2011. Sarulla saat ini merupakan salah satu PLTU terbesar di Indonesia, dengan empat waduk berbeda.

Green Building
Lokasi: Bahrain World Trade Center
Dibangun Oleh: Atkins Arsitek, Norwin Wind turbine, Denmark
Perkiraan Pembangkitan Listrik: 1.100 untuk 1.300 megawatt jam per tahun
Completion Date: Operasional sebagian April 2008

Beberapa minggu yang lalu, sebanyak 100 kaki-baling-baling luas mulai berputar pada bangunan pencakar langit pertama di dunia dari turbin angin yang terintegrasi. Bahrain baru saja menyelesaikan World Trade Center yang memiliki dua menara berbentuk layar setinggi 54 lantai. Tiga turbin angin besar menggantung dari tiga jembatan pendek yang menghubungkan menara terpisah. Corong menara turbin yang menjorok ke laut, menjadikan pembangkit listrik ini cukup untuk memenuhi sekitar 10% dari total kebutuhan energi.

Solar-Thermal Plant
Lokasi: Mojave Desert, California Selatan
Dibangun Oleh: Solel Solar Systems, Pacific Gas & Electric
Perkiraan Pembangkitan Listrik: 553 megawatt, mungkin akan diperluas hingga 850 Mw
Biaya: $ 2 milyar
Completion Date: 2011


Gurun Mojave di California, adalah identik dengan mantan aktor laga Hoollywood, Arnold Schwarzenegger. Kini lewat keputusan politiknya guna mempercepat 20% pasokan kebutuhan energi terbarukan pada tahun 2010 di negara bagian California, Schwarzenegger telah memberikan kesempatan kepada perusahaan asal Israel Solel Solar Systems. Perusahaan ini siap membangun membangun pembangkit solar-termal yang dapat menghasilkan sebanyak 553 megawatt energi panas matahari tahun 2011 yang akan dipasok untuk Pacific Gas & Electric.

Photovoltaic Solar Park
Lokasi: Mildura, Australia
Dibangun oleh: CLP Group, Solar Systems
Perkiraan Pembangkitan Listrik: 154 megawatt
Biaya: $ 270 million
Completion Date: Sebagian rampung pada 2010, selesai 2013

Dibandingkan wilayah lain di muka bumi, Australia adalah wilayah paling banyak terpapar oleh sengatan matahari. Itu sebabnya dengan potensi yang tak terbatas, Solar Systems, sebuah perusahaan berbasis energi solar di Melbourne, berencana untuk menghasilkan listrik 154 megawatt - daya yang cukup untuk memasok sekitar 45.000 rumah - dari sinar matahari. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2012 nanti. Untuk mewujudkan proyek ambisius itu, Solar Systems telah bermitra dengan pemerintah Australia dan Hong Kong's CLP Group guna membangun pembangkit energi matahari terbesar. Saat proyek tenaga surya sepenuhnya beroperasi, otoritas setempat optimis akan dapat memasok sekitar 1% dari total kebutuhan energi negeri kanguru itu.

No comments: