Monday, August 3, 2009
Pocari Sweat Raja Minuman Isotonik
Di era ’90-an, publik di Indonesia umumnya hanya mengenal sedikit minuman isotonik. Salah satunya adalah Gatorade. Entah karena pertimbangan apa, produk buatan PT Pepsi Cola Beverages itu hengkang dari Indonesia. Belakangan, brand yang telah berusia 40 tahun itu mencoba kembali hadir di Indonesia. Berbagai aktifitas promosi mereka lakukan, termasuk menggencarkan iklan di media televisi, serta road show ke berbagai pusat perbelanjaan guna menjangkau konsumen secara langsung. Untuk memperkuat image, Gatorade juga menggandeng sprinter nasional Suryo Agung Wibowo, peraih medali emas di ajang Sea Games lalu. Pemilihan Agung sebagai endorser produk, memang biasa dilakukan oleh Gatorade. Ronaldinho, Maria Sharapova, Michael Jordan dan Tiger Woods adalah beberapa atlet dunia yang menjadi duta produk Gatorade.
Namun meski telah dijual di 80 negara dan memiliki ekuitas brand yang cukup kuat, tidak mudah bagi Gatorade untuk kembali merebut pangsa pasar. Pasalnya, sejak cabutnya mereka diakhir ’90-an, pasar minuman isotonik kini sudah penuh sesak, baik oleh produk lisensi asing maupun asli domestik. Tecatat sedikitnya 9 produk yang dikemas dalam berbagai jenis, dari sachet, kaleng hingga botol. Mereka adalah Kino Sweat (Grup Kino), Optima Sweat (PT Navika Beverage), Mari Sweat (PT Ulam Tiba Halim), Mizone (PT Tirta Investama, Grup Danone), Viton (PT Tempo Food), Pocari Sweat (PT Amerta Indah Otsuka), Vitazone (PT Tirta Fresindo Jaya, Grup Mayora), Powerade (Coca Cola Group) dan Zporto (Tudung Group).
Selain Mizone, sejauh ini Pocari Sweat terbilang sebagai produk paling populer. Hal yang cukup wajar mengingat pasca hengkangnya Gatorade, Pocari yang diperkenalkan pertama kali pada 1990, secara konsisten mengedukasi masyarakat terutama dalam hal benefit serta differensiasinya terhadap produk lain baik air mineral (Aqua) atau maupun fresh drink (Coca Cola, Sprite, Teh Botol). Hasilnya, dari pasar yang terbilang kabur atau belum terbentuk, potensi bisnis minuman isotonik mencapai Rp 1,2 trilyun pada 2006. Dengan bertambahnya pemain, market size pun semakin membesar dan pasar sasaran juga meluas, tidak hanya dewasa namun juga anak-anak yang dikemas dalam bentuk sachet. Pocari Sweat pun mendulang emas dari hasil kerja keras mereka selama ini. Padahal pada tahun pertama mereka hanya mampu menjual 30.000 botol yang didatangkan langsung dari Korea Selatan. Sementara Gatorade bisa dibilang gigit jari.
Berbagai kalangan menilai, dengan kemasan yang lebih elegan dan pesan-pesan iklan yang lebih mengena terutama untuk kalangan menengah atas, pasar minuman isotonik mulai merangsek dan menggempur pasar minuman energi yang lebih dulu populer. Itu sebabnya, jangan heran bila Extra Joss, sang pemimpin pasar di katagori minuman energi, mulai kebakaran jenggot. Siapa unggul?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment