Thursday, August 27, 2009

Wabah Migrasi Ke TV Digital


Meningkatnya penjualan TV berlayar lebar seperti LCD atau plasma di pasar global, rupanya sejalan dengan keinginan banyak negara yang tengah berupaya melakukan migrasi tayangan TV dari analog ke digital. Sekedar diketahui, dengan format layar lebar yakni 16:9, menonton tayangan TV layar lebar setara dengan menyaksikan film di bioskop. Gambar yang ditampilkan juga lebih jernih dan tajam, karena resolusinya mencapai 1920 x 1080. Apalagi rata-rata tekonologi yang beredar di pasaran, tidak lagi sekedar mencangkokkan teknologi SD (Standard Definition) atau ED (Enhanced Definition), namun sudah mengusung HD (High Definition) yang merupakan standar tertinggi tertinggi teknologi TV digital.

Bagi broadcaster, TV digital memang menawarkan sejumlah keunggulan yang tidak bisa didapati pada tayangan analog. Selain gambar yang tajam, TV jenis ini juga memiliki kualitas suara yang lebih baik dan tentu saja content yang beragam. Jika menggunakan sinyal analog, broadcaster hanya dapat mentransmisikan satu content pada satu channel saja. Namun dengan TV digital, mereka dapat menyiarkan beragam channel pada saat bersamaan. Pengalaman di berbagai negara menunjukkan, banyak broadcaster meluncurkan tiga bahkan empat channel digital secara terpisah, masing-masing berisi program yang sesuai dengan komunitas yang dibidik. Dan jika bandwith masih mencukupi, mereka juga menyiarkan channel dalam format HD.

TV digital memang tengah mewabah. Warga AS misalnya, setelah menunggu sekian lama, akhirnya dapat menikmati tayangan TV digital secara penuh di seantero negeri itu mulai 17 Februari 2009. Sebelumnya Badan Komunikasi Federal (FCC) AS, telah melakukan uji coba sejak 8 September 2008 di kawasan Wilmington, negara bagian North Carolina.

Menurut Chairman FCC Kevin J. Martin, sebanyak 90 persen penyelenggara TV di AS saat ini sudah beralih dari analog ke digital. Sebelumnya untuk mensukseskan program ’digitalisasi’ ini, FCC juga telah menunjuk NTIA (National Telecommunications and Information Administration) guna membagikan kupon senilai $40 kepada setiap keluarga. Melalui kupon telah dibagikan yang dibagikan sejak 1 Januari 2008 hingga 1 Maret 2009, mereka dapat memperoleh converter box digital.

Dengan merambah AS, maka negeri itu menambah jajaran negara yang sudah mengadopsi tayangan TV digital menyusul Meksiko dan Kanada untuk kawasan Amerika Utara. Di Asia langkah Jepang yang telah meluncurkan layanan TV digital sejak tahun 2000, segera diikuti oleh berbagai negara lain seperti, Hong Kong China, Israel, Philipina, Malaysia dan Singapura. Sementara Di Eropa, dengan standar DVB-H.yang merupakan standar TV digital di kawasan itu, hampir semua negara-negara di Eropa telah meluncurkan layanan sejenis.

Bagaimana dengan Indonesia? Lagi-lagi industri selular menjadi pionir. Kali Indosat menjadi operator pertama yang menawarkan layanan TV digital. Mulai Juni 2009, pelanggan Indosat dapat menikmati siaran-siaran televisi digital lewat ponsel. Lewat Konsorsium Tren Mobile TV, operator terbesar kedua di Indonesia ini, memperkenalkan layanan Mobile TV dengan format DVB-H (Digital Video Broadcasting-Handheld). Indosat mengkalim layanan televisi di layar ponsel dalam formatd digital merupakan yang pertama di Indonesia.

"Kami mengharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dari siaran TV di mana saja dan kapan saja melalui ponsel mereka, dengan kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik," ungkap Suharso, Group Head Value Added Service Marketing Indosat.

Saat ini, lanjut Suharso, siaran TV digital dapat dinikmati secara gratis hingga akhir Desember 2009. Layanan ini juga baru dapat diakses melalui berbagai jenis ponsel dengan jenis dan tipe tertentu, dari merk Nokia, LG, Samsung, Philips, Gigabyte (G-smart), Sagem, dan ZTE.

Akses layanan siaran TV Digital ini dapat dilakukan antara lain oleh pengguna handset yang didukung layanan DVB-H, seperti N77 atau N96, cukup dengan mengaktifkan aplikasi DVB-H dari handset dan otomatis handset akan melakukan pencarian frekuensi mobile TV.

Sedangkan untuk pengguna laptop atau handset yang mendukung WIFI, cukup dengan cara mengaktifkan WIFI-nya dan melakukan searching hotspot Indosatnet, kemudian melakukan koneksi ke hotspot tersebut.

"Selain dapat dinikmati melalui jaringan frekuensi radio kanal 24 (ultra high frequency), siaran TV digital ini juga dapat dinikmati melalui jaringan hotspot/Wi-fi IndosatNet di berbagai lokasi umum seperti di mal, restoran, dan pertokoan," katanya.

Keunggulan dari siaran TV digital, menurut Suharso, terdapat pada kualitas gambar dan suara yang lebih tajam dan jernih, jika dibandingkan dengan siaran TV berbasis analog. Tren Mobile TV telah menyediakan 10 channel yang dapat dinikmati oleh masyarakat melalui layanan TV digital ini.

No comments: