Friday, August 7, 2009

Berpacu Dengan Kapasitas


Saat Nokia meluncurkan varian N-Series yang diposisikan sebagai ponsel multimedia, pengguna pun dimanjakan dengan beragam aplikasi yang sebelumnya harus dilakukan dengan gadget terpisah. Berbagai aplikasi seperti video recording, fotographi, musik, game, internet dan telepon, dikemas jadi satu. Sehingga menjadikan N-Series sebagai gadget yang powerfull. Tidak salah dengan kemampuannya itu, N-Series sebenarnya lebih cocok disebut sebagai komputer saku, karena ia memang bukan sekedar ponsel.

Tentu saja kehadiran N-Series memicu gadget-gadget lain yang menawarkan kemampuan lebih dalam hal entertainment maupun bisnis. Baik PDA, MP3 Player, kamera digital, camcorder maupun smartphone, semua berlomba dijalur yang sama, yakni konvergensi digital sebagai tuntutan pasar.

Itu sebabnya keterlibatan vendor memory card, menjadi sangat penting. Meski powerful, gadget-gadget tersebut tetap memiliki keterbatasan terutama dalam hal kapasitas. Hal ini tentu memberikan tantangan bagi vendor-vendor memory card untuk terus mengembangkan kartu memori dengan kemampuan maksimal.

Lihat saja langkah yang dilakukan SD Card Association, kelompok dibelakang format SD ini terus melakukan riset dan pengembangan. Hasilnya, pada ajang International Consumer Show (CES) 2009 lalu, SD mengumumkan generasi penerus spesifikasi memory card SDXC (eXtended Capacity). SDXC merupakan memory card pertama yang menghadirkan ruang penyimpanan 2TB setara dengan 2.000 gigabyte, sangat bertolak belakang dengan ukurannya yang mini alias kecil. Soal kecepatan membaca data, memory card teranyar ini mampu membaca dan menulis data hingga 104 MB per detik.

Dengan kapasitas dan kecepatan yang dimilikinya, kehadiran SDXC ini tentunya sangat menguntungkan para penggemar multimedia, karena dengan kapasitasnya yang mencapai 2 TB membuat SDXC dapat dipakai untuk menyimpan berbagai macam file multimedia yang umumnya dikenal memiliki ukuran besar, baik itu file audio, video maupun gambar.

Menurut James Taylor, presiden SD Association, di CES, Las Vegas, peluncuran secara komersial SDXC akan dilakukan pada akhir 2009. Pihaknya optimis produk ini akan segera populer, karena dukungan banyak vendor elektronik terkemuka seperti Panasonic Corp, Toshiba Corp, Nikon Corp dan Canon Inc.

Selain memacu kapasitas memori eksternal, trend konvergensi juga memicu vendor gadget untuk terus meningkatkan kapasitas flash memory atau memori internal. Para analis menilai, di masa depan ponsel atau smartphone yang sudah membenamkan aplikasi multimedia dipastikan menjadi salah satu pemicu maraknya penggunaan flash memory atau hard disk drive (HDD) dengan kapasitas besar.

Namun kehadiran iPod tampaknya sudah mendahului permintaan tersebut. John Errensen, analis dari Gartner Research menyebutkan untuk mendukung beragam aplikasi multimedia, konsumen setidaknya membutuhkan memori flash dengan 10 Gb hingga 12 Gb. Sejak kehadiran iPod, pasar portable music player (PMP) mengalami lonjakan yang siginifikan. Lebih dari 250 juta unit PMP terjual di seluruh dunia pada 2008. iPod sendiri memberikan kontribusi 80% dari pasar flash memory.

Belakangan Apple pun semakin tancap gas. Setelah dua generasi awal yang diluncurkan pada 2005, iPod Nano dan iPod Shuffle yang hanya menawarkan kapasitas 1 Gb dan 4 Gb, pada Juni 2009 lalu Apple meluncurkan dua varian sekaligus, iPod Touch dan iPhone 3G S, sekaligus melipat gandakan kapasitas penyimpanan untuk dua produk andalannya itu.

iPod Touch kini datang dengan opsi 32GB selain model 16GB dan 8GB sedangkan iPhone 3G S tersedia dalam dua versi berbeda yaitu 16GB dan 8GB. Greg Joswiak, VP divisi marketing iPod dan iPhone global Apple menyebutkan untuk sebagian pemakai, tidak ada memori yang cukup. ”Dengan kapasitas sebesar itu, kini pemakai dapat menikmati lebih banyak lagi musik, foto dan video di ponsel paling revolusioner dan alat portabel wi-fi terbaik di dunia”, ujarnya. iPhone 16GB dijual dengan harga $499, sedangkan model 8GB dijual dengan harga $399. iPod Touch 32GB dijual dengan harga $499, 16GB seharga $399 dan 8GB seharga $299.

Menurut Bos Apple, Steve Jobs, pada Juli lalu, Apple mendominasi tiga per empat pangsa pasar produk personal digital music player. Ia bilang, peluncuran kali ini ditujukan untuk meningkatkan penjualan pada musim liburan. Meski demikian, Jobs mengakui, saat ini Apple tengah menghadapi adanya penurunan permintaan konsumen karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Jobs sendiri sangat optimistis akan posisi Apple dalam perekonomian.

Jobs memang tidak sedang membual. Lihat saja iPhone 3G S, yang terbilang fenomenal. Hanya dalam kurun waktu tiga hari, Apple berhasil menjual lebih dari satu juta unit iPhone model teranyar seri 3G S. Hal ini menjadikan debut iPhone 3G S paling sukses diantara peluncuran ponsel pintar lainnya.

iPhone terbaru Apple ini ditawarkan sejak Jumat (19/6) lalu di AS dan tujuh negara lainnya. Sekadar mengingatkan, pada waktu Apple meluncurkan model terbarunya pada tahun lalu, penjualannya juga berhasil menembus satu juta unit dalam waktu tiga hari. Namun, peluncurannya dilakukan secara serentak di 22 negara.

Dibandingkan generasi sebelumnya, iPhone 3GS sudah mengadopsi prosesor yang lebih cepat dan kamera yang lebih baik dibanding 3G. Saat ini iPhone 3G sudah dijajakan dengan harga US$ 99. Sementara 3G S ditawarkan seharga US$ 199 atau US$ 299, tergantung dari kapasitas memorinya.

No comments: