Wednesday, November 18, 2009

Pasar Apartemen Masih Memikat


Meski penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) tidak segera direspons oleh perbankan dengan menurunkan bunga kredit konsumsi, namun daya serap konsumen terhadap kehadiran hunian baru seakan tak pernah padam.

Tengok saja hasil penjualan Agung Podomoro Grup yang kemarin (11/11) melakukan topping off di dua tower apartemennya, Central Park Residences, di superblok Podomoro City, Jakarta Barat. Dengan 344 unit apartemen di masing-masing tower, kini 70% di antaranya sudah laku terjual.

"Melihat perkembangan tersebut, kami yakin hingga akhir tahun ini seluruh unit yang berjumlah 688 bisa laku semua," kata Matius Jusuf, Marketing Director Podomoro City optimistis.

Matius berkeyakinan, dengan laju inflasi yang bergerak di kisaran 6%, pasar properti bisa tumbuh hingga 12% saat ini. "Apalagi konsumen kelas apartemen dan residensial sepertinya mulai tidak lagi menghiraukan gerak suku bunga karena karakter beli secara cash," imbuh Alvin Andronicus, General Manager Pemasaran Podomoro City.

Alvin menjelaskan, dari total penjualan yang telah berhasil dibukukan Podomoro City, hanya 30% saja yang menggunakan fasilitas kredit dari perbankan. Sementara sisanya, lebih senang menggunakan fasilitas cicilan kontan sesuai skim yang disediakan developer.

Karenanya, Podomoro City juga tak terlalu agresif menggandeng kerjasama dengan perbankan. "Kami hanya memiliki kerjasama dengan BII, CIMB-Niaga, dan Permata Bank," kata Alvin.

Menurut Alvin, skim pembayaran secara kontan yang disediakan oleh pihaknya sengaja dijadikan daya tarik sendiri untuk menarik minat pasar dan menyiasati kemungkinan over supply.

Selain memberikan potongan harga, beberapa skim pembayaran juga membebaskan konsumen dari uang muka, dan memberi keringanan dengan persentase di atas bunga deposito.

"Kultur masyarakat yang gemar membeli produk diskon itu yang kami manfaatkan dengan meningkatkan daya tarik pembayaran," tandas Alvin. "Yang penting konsumen yakin bahwa pembangunan berjalan sesuai jadwal tak boleh meleset sedikit pun," timpal Halim Kumala Project Director Central Park Residence.

Rp 1,1 Triliun

Sebelumnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memimpin kredit sindikasi Rp 1,1 triliun untuk membiayai pembangunan proyek mal dan apartemen Central Park, yang dikelola oleh PT Tiara Metropolitan Jaya.

Mal dan apartemen yang berlokasi di Jakarta Barat ini dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp 2,74 triliun, dimana 59,88 persen (Rp 1,64 triliun) didanai oleh self-financing, dan 40,12 persen (Rp 1,1 triliun) berasal dari pinjaman.

Untuk memenuhi kebutuhan pinjaman tersebut, BNI mengucurkan Rp 500 miliar, BII sebesar Rp 300 miliar dan CIMB Niaga sebesar Rp 300 miliar. Direktur Korporasi BNI, Krishna Suparto, mengatakan fasilitas kredit ini merupakan salah satu bentuk dukungan perbankan terhadap perkembangan industri properti di Indonesia.

"Bank juga menilai bahwa sektor properti tetap memiliki prospek bisnis yang sangat baik, terutama untuk pusat perbelanjaan atau mal dan apartemen sebagai hunian di pusat
kota," kata Krishna dalam penandatanganan perjanjian kredit di Gedung BNI Pusat, Jakarta, (07/08/2009). Fasilitas pinjaman berupa kredit modal kerja non-permanen ini memiliki jangka waktu kredit 5 tahun (termasuk grace periode 1 tahun).

No comments: