Friday, September 11, 2009

IPTV Mesin Uang Masa Depan Telkom


Apa yang akan menjadi cash cow Telkom di masa depan? VP Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, tak ragu menyebut IPTV sebagai salah satu revenue generator perusahaan pelat merah itu. Karenanya pasca keluarnya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 30/PER/ M.KOMINFO/8/2009 tentang Penyelenggaran Layanan Internet Protocol TV (IPTV) pada 19 Agustus lalu, pihaknya mengaku lega.

“Telkom telah siap menggelar layanan ini. Kami sudah melakukan uji coba di lima kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar dengan hasil yang memuaskan,” ungkapnya.

Eddy mengharapkan, IPTV mampu meningkatkan pendapatan dari telepon kabelnya yang cenderung menurun. “Adanya IPTV akan membuat 8,7 juta pelanggan telepon kabel memiliki layanan yang lebih bervariasi seperti IPTV dan akses internet,” jelasnya.

Meski telah siap untuk menggelar layanan ini, Edi menyebutkan bahwa pihaknya tidak akan terburu-buru. ”Bagaimana pun IPTV adalah layanan baru yang memerlukan edukasi kepada calon pelanggan”, katanya. Untuk itu jelang peluncuran yang diperkirakan pada pertengahan tahun depan, pihaknya tengah menyusun sejumlah program, termasuk menyangkut segmen pasar, dukungan infrastuktur, content serta marketing gimmick yang dapat menyedot animo calon pelanggan.

Soal edukasi, Edi memang benar. ”Perlu waktu untuk memberikan pemahaman yang memadai tentang IPTV”, ujar pria ramah ini. Meski begitu, ia sangat yakin bahwa layanan IPTV akan dapat segera diterima pasar, mengingat masyarakat Indonesia pada umumnya cepat merespon produk atau jasa, apalagi jika itu sudah menyangkut gaya hidup (life style). ”Terutama kalangan menengah atas yang cenderung haus akan tayangan informasi dan hiburan alternatif, dan memiliki purchasing power yang memadai”, tambahnya.

Memang harus diakui, bagi sebagian masyarakat kita, IPTV mungkin masih kedengaran aneh. Kok TV ada internetnya? begitu komentar pada umumnya. Sebagai informasi, IPTV adalah teknologi yang menyediakan layanan konvergen dalam bentuk siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafik, dan data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan protokol internet yang dijamin kualitas layanannya, keamanannya, kehandalannya, sehingga mampu memberikan layanan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif dan real time dengan menggunakan televisi standar.

Masuknya Telkom ke layanan IPTV adalah langkah tepat. Sebab di berbagai belahan dunia lain, terutama di Eropa, IPTV terus berevolusi secara cepat. Data yang dilansir oleh ABI Researh menunjukkan Swedia, Finlandia, Italia, Jerman, Spanyol adalah negara-negara dengan pertumbuhan pelanggan IPTV paling cepat, sehingga menempatkan Eropa sebagai basis pasar IPTV global hingga 50%.

Di kawasan Amerika Utara, dua raksasa telekomunikasi Verizon dan AT&T sudah melayani 1,2 juta pelanggan. Sementara di Asia yang merupakan 1/3 dari pasar IPTV dunia, NTT (Nippon Telephone and Telegraph) meraih sekitar 4,2 juta pelanggan di Jepang, disusul Chunghwa Telecom di Hongkong 1,02 juta pelanggan dan China Telecom untuk pasar China sebanyak 930 ribu pelanggan. Alhasil, sampai dengan akhir 2007, total pelanggan IPTV di seluruh dunia sudah mencapai 13,4 juta pelanggan. Sementara dari sisi pendapatan, naik 93.5 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi US$ 4.5 miliar

Kedepan, IPTV dipastikan akan terus booming. Menurut analisa lembaga riset terkemuka AS, Gartner, jumlah pelanggan IPTV diperkirakan naik 64 persen menjadi 19,6 juta pada tahun 2008. Sementara di 2010, diprediksi lebih dari 48 juta rumah tangga di seluruh dunia akan ikut menggunakan IPTV.

Dari deretan angka-angka tersebut jelas menunjukkan bahwa IPTV adalah virus yang tengah mewabah. Pemicunya apalagi kalau bukan internet. Di Jepang misalnya, layanan IPTV sangat mudah diterima karena pelanggan layanan broadband internet disana sudah menjangkau 28,73 juta pengguna. Bisnis IPTV pun tambah menggeliat sejak 2007 seiring munculnya situs-situs video sharing seperti YouTube atau MetaCafe, situs jejaring sosial seperti Plurk, Meebo, MySpace dan Facebook. Munculnya beberapa layanan baru oleh broadcaster kelas kakap seperti Hulu dari NBC dan News Corp milik Rupert Murdoch, semakin mendorong pertumbuhan IPTV lebih massif.

Nah, jika di banyak negara, IPTV sudah melesat duluan, kita tunggu layanan hiburan masa depan ini dari Telkom.

No comments: