Wednesday, September 23, 2009

Diperlukan Iklan Yang Lebih ‘Safety’


Jika Anda perhatikan, ada yang berbeda dari tayangan iklan Vario CBS Techno, skuter matic terbaru keluaran AHM (Astra Honda Motor). Tak sekedar menekankan pada unsur desain dan akselerasi, AHM juga menyelipkan fitur keselamatan comby brake yang dapat membantu fungsi pengereman lebih sempurna. Tampaknya, ditengah ’pemujaan’ terhadap performa dan gaya yang selama ini menjadi ’berhala’ paling ampuh untuk menarik pengguna motor, AHM tidak saja mencoba keluar dari gaya iklan konvensional, namun juga mengingatkan pengguna akan pentingnya kesadaran atas safety riding.

Terlepas dari perdebatan soal efektifnya si comby brake, setidaknya AHM mencoba menjadi trend setter terkait dengan isu safety riding yang saat ini terasa semakin krusial, mengingat tingginya kecelakaan lalu lintas yang didominasi oleh pengguna sepeda motor. Gaya iklan AHM itu sekaligus juga dapat mengingatkan kepada vendor otomotif lain yang selama ini masih mengandalkan pola-pola klasik, yang cenderung tidak mengindahkan aspek safety riding.

Tak usah jauh-jauh. Tengok saja iklanYamaha Jupiter MX ala YMKI (Yamaha Motor Kencana Indonesia). Menggunakan pelawak Komeng dan juara dunia MotoGP Valentino Rossi, iklan itu banyak dikritik sejumlah penggiat safety riding. Karena saking cepatnya si Jupiter MX itu, sampai-sampai jembatan pun runtuh dan baju dan celana Komeng pun sobek, mirip pengemis yang awut-awutan tak berbentuk.

Iklan lain yang juga jelas-jelas tidak mengindahkan aspek safety riding adalah iklan versi print dari produsen oli Castrol. Tengok saja, dua pengendara sepeda motor sport masing-masing membawa boncenger. Pada motor sport yang pertama terlihat boncenger asyik memeluk pundak rider-nya, sedangkan di motor lainnya, sang boncenger duduk menyilangkan kaki tanpa berpegangan dengan sang rider. Selain cara berboncengan yang seakan mengabaikan aspek keselamatan, iklan itu juga menampilkan rider yang tidak mengenakan jaket. Bahkan, hanya menggunakan kaos singlet yang menonjolkan kekekaran otot sang rider. Padahal, motor sport bisa dipacu di atas 80 km.

Bagi para penggiat safety riding, iklan Castrol itu dinilai cuma sekedar gaya. Karena ingin menampilkan performa, justru terjebak dan tidak peduli dengan keselamatan berkendara. Lebih parahnya, iklan itu juga tidak sejalan dengan kampanye agar para rider melengkapi diri dengan alat perlindungan diri (APD), mulai dari sepatu, jaket, sarung tangan, hingga helm yang dapat membantu mengurangi resiko kecelakaan.

Ironisnya, iklan Castrol ini ternyata kontras dengan iklan milik oli Federal. Dalam iklan di media cetak itu, Federal terlihat lebih santun. Selain menampilkan kemasan oli, juga divisualkan tiga rider dan sepeda motornya lengkap atribut lengkap APD.

Pertanyaannya, mengapa Castrol sebagai produsen oli yang cukup terkenal itu tidak menampilkan sosok pengendara yang peduli pada safety riding? Padahal, pesan iklan bisa mempengaruhi persepsi khayak luas. Tentu bakalan runyam, jika persepsi yang dibangun membuat masyarakat justru tidak aware terhadap safety riding. Padahal persepsi yang harus dibangun adalah pentingnya APD dan perilaku berkendara yang bersahabat dan bertanggung jawab di jalan. Karena dengan memperbaiki perilaku, momok tingginya kecelakaan sepeda motor dapat ditekan.

No comments: