Sunday, September 27, 2009

Bukan Tugas ATPM Semata


Empat hari menjelang lebaran (16/9) lalu, saya diminta menjadi moderator pada diskusi yang diselenggaran Ceras (Center for Safety Riding Study) di Hotel Sofyan, Tebet. Diskusi yang memilih tajuk ”Peran ATPM Dalam Menghadapi Ledakan Pemudik Sepeda Motor”, menghadirkan Ketua AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) Gunadi Sindhuwinata, Edo Rusyanto (Chairman Ceras) dan Kasat PJR Polda Metro Jaya Iptu Ipung Kurnia.

Dalam diskusi itu, Edo memperkirakan lonjakan angka kecelakaan yang semakin meningkat terutama yang melibatkan pemudik sepeda motor. Perkiraan Edo didasari pertimbangan yang sederhana saja, yakni jumlah pemudik sepeda motor pada 2009 yang melonjak menjadi 2,6 juta dibandingkan pada 2008 sebanyak 2,2 juta. Sementara manajemen transportasi, serta fasilitas dan infrastrukur jalan tidak mengalami peningkatan.

Dan kekhawatiran itu kini terbukti. Hingga hari ke-13, Minggu (27/9), dari 1.437 kasus kecelakaan, sekitar 70,79% atau sebanyak 1.372 kasus merupakan kecelakaan yang melibatkan pengendara sepeda motor. Jumlah korban tewas mencapai 593 jiwa atau setara dengan 45 jiwa per hari. Memilukan.

Dibandingkan 2008, kasus selama 13 hari tahun ini, meningkat sekitar 5%. Data tersebut masih sementara, jika diakumulasikan kasus kecelakaan sepanjang H+7 atau Minggu (27/9), boleh jadi jumlah korban jiwa bakal melampaui 600 orang. Tahun lalu, korban jiwa 633, sedangkan korban luka berat dan luka ringan masing-masing 780 orang dan 1.336 orang.

Gunadi Sindhuwinata mengakui bahwa pilihan mudik dengan sepeda motor adalah buah dari keterpaksaan. Mengingat sepeda motor kini menjelma menjadi sarana transportasi utama karena sistem transportasi belum bagus. Alasan itu melengkapi pertimbangan lain yakni mudik dengan motor tidak menguras kantong. Untuk menekan angka kecelakaan, pihaknya mendorong para ATPM untuk menggelar mudik bersama sebagai bentuk moral obligation. Selain membangun posko-posko di sejumlah tempat di jalur mudik, ATPM juga aktif memberikan pengawalan berkoordinasi dengan kepolisian.

Namun Gunadi tidak setuju jika jika sepeda motor dituding sebagai biang keladi kemacetan dan penyebab kecelakaan. ”Jika manajemen lalu lintas ditingkatkan dan infrastruktur terus diperbaiki maka hal itu dapat menekan tingkat kecelakaan lalu lintas terutama pengguna sepeda motor”, papar pria yang juga Presiden Direktur PT Indomobil Sukses International Tbk itu.

Terlepas dari polemik itu, Edo yang juga pengurus Road Safety Association (RSA) menilai, keselamatan di jalan merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah dan masyarakat. “Kalau transportasi nyaman dan aman serta terjangkau, secara alamiah manusia memilih moda transportasi tersebut untuk bepergian. Tidak akan memaksakan diri naik motor ratusan kilometer,” katanya.

Guna pencegahan kecelakaan, imbuh Edo, butuh sosialisasi soal pentingnya keselamatan kepada pengguna jalan, seperti kepada bikers via komunitas/klub motor dan kantong-kantong masyarakat pemudik. “Dilakukan secara berkesinambungan mulai saat ini, jangan menunggu besok atau jelang Lebaran,” papar dia.

Karena itu, lanjutnya, sudah saatnya dikampanyekan secara terus menerus tentang berkendara yang bertanggungjawab (responsible riding). Termasuk menerapkan pengawalan oleh kepolisian untuk rombongan arus mudik dan arus balik. ”ATPM bisa diajak kerjasama untuk mengkoordinasikan hal tersebut,” ujar Edo.

No comments: