Monday, September 14, 2009

Astra Internasional dan Tantangan PR di Era Digital


Sebagai salah satu perusahaan publik terkemuka, Astra Internasional (AI) kerap menjadi rujukan bagi banyak perusahaan di Indonesia. Menurut GM Corporate Communication PT Astra Internasional Tbk, Yulian Warman setelah tata kelola yang baik (Good Corporate Governance), salah satu tantangan ke depan bagi AI adalah meningkatkan kinerja PR di era digital.

Melihat perkembangan di era digital sekarang ini, Yulian menandaskan bahwa kecepatan dalam memberikan serta merespon informasi merupakan poin paling kritikal, karena saat ini stakeholder tidak lagi dibatasi oleh waktu, jarak dan tempat. Di samping itu, berbagai media dot com atau online tumbuh bagaikan bagaikan jamur di seluruh dunia, termasuk di dalam negeri sendiri, sehingga menambah dampak yang signifikan terhadap suatu arus publikasi.

Yulian mencontohkan, saat jaringan televisi dan dot com secara cepat menyampaikan perusahaan sangat terkenal dan relatif tua, Lehman Brothers, yang berusia di atas 150 tahun collaps. Dalam bilangan detik atau menit informasi itu sampai ke seluruh dunia dan demikian pula pengaruhnya ke bursa saham di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Demikian pula, krisis flu babi yang berawal dari Meksiko direspon dengan cepat melalui berbagai peraturan oleh beberapa negara di bidang ke imigrasian. Informasi tersebut tidak bisa ditahan dan datangnya begitu cepat.

Di Indonesia sendiri, Yulian mencontohkan kasus Prita yang mengguncang sempat mencoreng kredibilitas RS sekelas Omni Internasional, hanya karena keluhan yang disampaikan lewat email. Kepedulian dan dukungan masyarakat luas, membuat Omni terjepit sehingga berdampak terhadap citra perusahaan.

Nah, melihat perkembangan yang begitu cepat, dalam dua tahun terakhir AI mencoba merumuskan beberapa poin penting dalam aktivitas, meskipun hal ini sudah mereka pantau dalam lima tahun terakhir. Para karyawan di bidang PR, diarahkan untuk mengenal lebih jauh tentang dampak dan pengaruh media digital, di antaranya dengan menunjuk person in charge (PIC) yang bertanggung jawab, seperti penggunaan mailing list untuk mempercepat delivery informasi ke stakeholder, termasuk ke media massa, yang dulunya menggunakan mesin fax untuk keperluan berkomunikasi dengan stakeholder. Selain itu, PIC ini juga menginventarisir berbagai media digital yang lebih dekat hubungannya dengan bisnis grup perusahaan.

Sejak setahun lalu, AI juga menambah wawasan karyawan untuk lebih mendalami perkembangan digital PR ini dan bahkan dalam forum komunikasi yang telah diadakan sejak tahun lalu dengan mengundang beberapa pakar dan praktisi, termasuk yang ada kaitannya dengan cyber crime. Tahun ini Yulian berencana memperkuatnya dengan mengundang pakar lain di bidang digital PR ini yang menekankan pentingnya PR di era digital.

Bagi Yulian, tantangan PR di era digital juga karena dunia maya itu memiliki karakteritik tersendiri dimana orang cenderung memanfaatkan celah yang ada untuk kepentingannya. Sebagai contoh, pada 2008 pihaknya menemukan sebuah media online yang meng-copy informasi di website Astra untuk hal-hal yang tidak pada tempatnya sehingga kalau dibiarkan akan membingungkan stakeholder. Usut punya usut, situs yang mirip dengan AI itu berbasis di Hong Kong dan menjual alat-alat di bidang perkapalan. Agar tidak merugikan AI, ia merespon dengan cepat ke situs tersebut dan menyatakan keberatan. Akhirnya informasi tersebut langsung dihilangkan.

Di samping itu ada pula pihak lain memanfaatkan domain yang mirip dengan domain AI, yakni www.astra.co.id. Kalau hal ini dibiarkan akan membingungkan stakeholder, sehingga perlu waktu yang cepat menjelaskan ke pihak pengelola online tersebut.

Menurut Yulian, esensi lain yang tidak kalah penting bagi aktifitas PR di era digital adalah bagaimana membangun komunitas. Dengan mengetahui dan memahami komunitas, maka hal itu akan sangat membantu anak-anak perusahaan yang ada dalam Grup Astra untuk mengetahui lebih jauh suara komunitas di masing-masing produk mereka. Oleh sebab itu, beberapa perusahan yang telah menyadari pentingnya komunitas ini telah membuat aktivitas sendiri dalam program tahunannya. Sebut saja PT Astra Honda Motor dan PT Toyota Astra Motor. Mereka telah lama menyadari pentingnya komunitas produk mereka.

Yulian yang asli Bukit Tinggi menandaskan bahwa peran komunitas tersebut benar-benar dirasakan bagi perusahaan untuk mendengar suara konsumen atau pengguna produk secara langsung, sehingga dapat direspon secara cepat pula.

No comments: