Tuesday, June 30, 2009

Komunitas, Pasar Yang Tak Ada Habisnya


Bagi perusahaan, keberadaan komunitas tak lagi dipandang sebelah mata. Lihat saja strategi yang dilakukan Astra Honda Motor (AHM). Untuk mempopulerkan Honda CS-1, AHM meluncurkan program “Convoy Seru Honda CS-1”. Lewat event yang mulai digelar Mei lalu, peserta bersama 9 orang teman sekantor bisa makan siang ramai-ramai secara gratis sekaligus konvoi dan menjajal kehebatan Honda CS-1,

Dalam program itu, AHM memang melakukan aksi jemput bola. Setelah proses registrasi, tim AHM akan menghubungi para peserta yang terpilih. Di hari dan tempat yang sudah disepakati, peserta bakal dijemput oleh tim dari Honda. Mereka bisa langsung mencoba Honda CS-1 untuk konvoi bareng dan menikmati jalanan perkotaan menuju ke restoran favorit buat makan siang bersama-sama. Setelah kenyang, bareng-bareng lagi konvoi naik Honda CS-1 untuk kembali ke tempat awal bertemu.

Dari diskusi saya dengan Direktur Marketing AHM Julius Aslan, program konvoi dengan CS1 ditujukan untuk memberikan pengalaman kepada para calon konsumen. Mengingat CS1 merupakan salah satu varian baru di segmen bebek sport.

Program jemput bola juga dilakukan oleh Poligon. Dibandingkan dengan produsen sepeda lain, Poligon dikenal paling getol dalam menggarap komunitas. Lewat kampanye “Bersepeda Lebih Asyik Beramai-Ramai”, Polygon secara serius membangun komunitas pelanggannya sejak tahun 2004.

Alhasil, anggota formalnya kini mencapai 10 ribuan dan selama setahun setidaknya lebih dari 52 kali ia menyeponsori kegiatan bersepada. Itu artinya tiap minggu Polygon menggelar acara sepeda sehat.

Orientasi Polygon yang menyikapi konsumen sebagai member terlihat betul dari upayanya memasilitasi kegiatan para membernya. Upaya itu bermacam-macam bentuknya: dari kegiatan gathering, mensponsori beragam kegiatan lomba bersepeda; memberikan dukungan acara bersepeda berupa uang, barang-barang pendukung event, merchandise, dan sebagainya.

Lain lagi cara Starbucks dalam mengapresiasi pelanggannya. Jaringan kedai kopi asal AS itu, membuat sebuah blog: My Starbucks Idea. Di blog ini siapapun pelanggan boleh menyumbang ide, memberikan vote kepada ide dari para pelanggan lain; berdiskusi dengan orang dalam Starbucks maupun pelanggan lain mengenai ide yang diusulkan; dan tentu mereka berhak “menagih janji” kepada Starbucks atas diimplementasikannya ide-ide yang sudah mereka usulkan.

Apa yang dilakukan Honda, Poligon dan Starbucks adalah upaya membangun ”moment of truth” yang merupakan pintu masuk untuk mengambil heart pelanggan. Lewat kekuatan “word of mouth”, strategi yang dilakukan ketiganya akan berdampak pada semakin loyalnya komunitas yang dituju. Nah, dalam situasi pasar yang melesu karena hantaman krisis, menggarap komunitas mungkin sudah seharusnya menjadi prioritas perusahaan. Bila berhasil, ibaratnya sekali tepuk, produsen akan mampu menggaet tak cuma satu, tapi puluhan, ratusan, bahkan ribuan. Apalagi biaya akuisisinya, juga tak semahal seperti menggarap mass market. Namun agar tak salah langkah, perusahaan harus menjadi bagian dari komunitas itu. Dengan begitu ia bisa menyelami sekaligus men-deliver apa yang menjadi kebutuhan mereka.



No comments: