Tuesday, June 9, 2009

Survival of The Fittest


Ramalan bahwa dunia akan memasuki resesi sudah diyakini sejak awal. Tapi, resesi yang datang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, membuat banyak perusahaan tak siap. Gelombang pemutusan hubungan kerja pun akhirnya tak terelakkan.

Di Jepang saat ini bisa dikatakan secara teknis sudah memasuki resesi, menyusul laju pertumbuhan ekonomi yang mengalami kemunduran alias minus 0,4% pada akhir 2008. Alhasil, PHK yang sebelumnya bukan merupakan tradisi perusahaan Jepang, kini terpaksa harus ditempuh bila tidak ingin kinerjanya rontok. Produsen otomotif ternama Toyota, misalnya memecat 3.000 orang karyawannya setelah pendapatannya anjlok lebih dari 50%, suatu angka yang nyaris tak dipercayai bakal terjadi.

Keputusan yang sama juga dilakukan oleh Panasonic. Tidak tanggung-tanggung perusahaan yang didirikan oleh Konosuke Matsushita ini harus memberhentikan 15.000 karyawan dan menutup 27 pabrik di seluruh dunia. Perampingan itu sendiri bakal selesai pada Maret 2010. Panasonic harus mengambil keputusan drastis karena pada tahun fiskal yang berlangsung sampai Maret 2009 nanti, mereka memprediksi akan menanggung rugi bersih hingga US$4,2 milyar.

Pengumuman Panasonic keluar hanya beberapa hari setelah NEC dan Hitachi memastikan bakal memangkas 27.000 pegawai. Sebelumnya raksasa elektronik lainnya, Sony Corp, juga sudah mengurangi 16.000 pegawainya bulan lalu.

Kondisi yang sama juga menimpa industri telekomunikasi. Akhir tahun lalu vendor dan operator telekomunikasi global sudah mengumumkan rencana untuk mengurangi karyawan dalam jumlah yang cukup besar sebagai salah satu cara agar survive.

Nokia Siemens Network akhir tahun lalu berniat mengurangi sekitar 2000 karyawan. Disusul Ericsson yang siap melepas tak kurang dari 11.000 karyawan. Alcatel Lucent bahkan sudah siap merelakan 6.000 karyawannya untuk hengkang. Motorola baru saja mengumumkan untuk mengurangi lagi sekitar 4.000 karyawan. Bahkan vendor ponsel Nokia yang jadi pemimpin pasar harus mengurangi sekitar 400 karyawan.

Operator telekomunikasi juga kena imbas pengurangan karyawan. British Telecom, bersiap memangkas sekitar 11.000 karyawan. Telecom Italia bakal melakukan lay off sekitar 5.000 karyawan sampai tahun 2010. Telstra Australia siap-siap melepas 1.500 pekerja dan Vodafone akan memecat 950 pekerja.

Jelas, dampak krisis kali ini bukan main-main. Perusahaan-perusahaan yang tergolong raksasa harus mengambil keputusan drastis bila tidak ingin tercecer dalam iklim kompetisi global yang semakin ketat. Mereka rupanya belajar dari pengalaman perusahaan-perusahaan yang sebelumnya berjaya namun akhirnya meredup seperti Atari, Chesebrough-Pond’s, Data General, Flour dan National Semiconductor. Padahal dalam buku In Search of Excellence yang terbit dua puluh tahun lalu, keempatnya adalah pemimpin pasar dibidangnya masing-masing.

No comments: