Thursday, September 2, 2010

Ujian Bisnis Malaysia di Indonesia


Pidato Presiden SBY (1/9)/10) ihwal hubungan Indonesia dan Malaysia yang semakin menegang akhir-akhir ini, ternyata juga mengungkapkan sisi lain yakni menyangkut nilai bisnis yang tidak kecil. Sby bilang, total nilai perdagangan diantara kedua negara, saat ini berkisar US$ 11,4 milyar.

Yang menarik, perusahaan-perusahaan asal Malaysia terus berlomba-lomba menanamkan investasi di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, dalam lima tahun terakhir, investasi mereka terus melonjak mencapai US$1,2 milyar, tersebar di 285 proyek. Sayangnya, entah karena kebijakan proteksionis pemerintah Malaysia atau karena alasan lainnya, investasi perusahaan-perusahaan Indonesia di negeri jiran itu hanya sebesar US$ 534 juta.

Meski banyak kalangan bisnis meyakini perteruan tersebut akan segera berakhir, namun yang pasti citra perusahaan Malaysia juga tengah diuji. Sebab bagaimana pun, sentimen nasionalisme terkadang dapat berdampak buruk, apalagi jika itu juga disangkutkan dengan iklim kompetisi di mana perusahaan-perusahaan Malaysia merupakan pemain yang dominan.

Beberapa kelompok yang terkenal "keras", bahkan sudah memperluas obyek aksi unjuk rasa, tak hanya di Kedubes Malaysia di Kuningan, namun juga di depan kantor perusahaan asal Malaysia. Sejumlah massa dari Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera), misalnya menggeruduk dua perusahaan besar Malaysia di Jakarta. Kantor perusahaan minyak Malaysia, Petronas di Jalan Sudirman dan kantor Bank CIMB di Jalan Gatot Subroto.

Alhasil, perusahaan-perusahaan Malaysia lainnya sudah pasang kuda-kuda. Divisi corporate communication, tentu saja paling sibuk. Mereka banyak menghubungi media, menjelaskan duduk perkara. Intinya, meski asal Malaysia mereka membayar pajak, melakukan investasi yang tak sedikit untuk kemajuan negeri ini. Harapannya, unjuk rasa tidak terus melebar hingga menimbulkan antipati atau yang lebih parah berbuntut pada kampanye anti produk Malaysia.

Terlepas dari langkah persuasi dan kampanye yang intensif ke pada media-media massa, saya meyakini sentimen terhadap Malaysia masih akan terus menghangat setidaknya hingga beberapa bulan ke depan. Apalagi jika tidak ada langkah kongkret, untuk meredam ketidakpercayaan publik.

Walhasil, bagi perusahaan-perusahaan asal Malaysia, rasanya lebih bijak untuk tidak melakuan show-off. Promosi yang terlalu gencar, bahkan dengan embel-embel menyertakan tagline berbau Malaysia, seperti yang dilakukan BII yang menyeratakan Maybank, bisa jadi malah akan counter productive.

Semakin Menggurita
Fakta bahwa perusahaan asal Malaysia semakin dominan di Indonesia memang tak terbantahkan. Krisis moneter yang membuat ekonomi Indonesia terpuruk menjadi jalan masuk bagi imperium bisnis Malaysia. Saat banyak perusahaan Indonesia dijual murah, bak burung Nazar memburu mangsa, mereka dengan sigap mengambil kesempatan. Tak tanggung-tanggung, jaringan bisnis Malaysia kini telah tersebar dan merambah ke berbagai sektor bisnis strategis di Indonesia, mulai dari sektor telekomunikasi, perminyakan, perkebunan, perbankan, penerbangan, otomotif, jalan tol, hingga MLM (multi level marketing). Mereka pun bukan pemain kacangan, karena kerap menentukan peta pasar, seperti industri CPO, selular dan penerbangan.

Nama-nama perusahaan itu antara lain adalah XL Axiata, Petronas, CIMB Niaga, BII Maybank, ICB Bumiputra, Air Asia, Sime Darby, PLUS Express Way, Proton dan lainnya.
Mereka memanfaatkan pasar Indonesia yang sangat besar. Jumlah penduduk 237 juta jiwa merupakan target besar untuk menjaring keuntungan dari negeri ini, ketimbang jumlah penduduk Malaysia yang hanya 27 juta jiwa.

Berikut ini sejumlah profil singkat ekspansi grup bisnis Malaysia di Indonesia.

1. XL Axiata Tbk
XL Axiata yang dikenal dengan XL adalah salah satu operator seluler terbesar ketiga di Indonesia setelah PT Telkomsel dan PT Indosat. Bahkan, dalam bulan Ramadan ini, XL merupakan salah satu operator yang sangat agresif melakukan ekspansi, termasuk menjaring pelanggan baru. Kepemilikan saham XL saat ini mayoritas dipegang oleh raksasa telekomunikasi Malaysia, yakni Axiata Group Berhad (“Axiata Group”) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (dahulu Indocel Holding Sdn Bhd) (66,7%) dan sisanya Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd. (13,3%) serta publik (20%).

2. CIMB Niaga
CIMB Niaga adalah salah satu bank papan atas dan berada di urutan ke lima bank terbesar di Indonesia. CIMB Niaga yang merupakan penggabungan Bank Lippo dan Bank Niaga dikendalikan oleh perbankan asal Malaysia. Pemegang sahamnya adalah CIMB Group Sdn Bhd sebesar 56,1%, Santubong Ventures Sdn Bhd 16,65%, Greatville Pte Ltd 2,58%. Publik memiliki saham sekitar 24 persen.

3. Air Asia
Air Asia adalah salah satu maskapai penerbangan asal Malaysia. Maskapai yang mengklaim sebagai salah satu penerbangan murah ini melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia dengan membuka rute-rute penerbangan ke sejumlah jalur gemuk di Indonesia.

4. Petronas
Petronas adalah perusahaan migas raksasa asal Malaysia yang melakukan ekspansi di Indonesia. Petronas bukan hanya ikut melakukan eksplorasi untuk menyedot minyak dan gas Indonesia, tetapi Petronas juga membuka jaringan yang melayani penjualan bahan bakar minyak melalui pembukaan sejumlah SPBU.

5. Sime Darby
Sime Darby adalah grup bisnis perkebunan besar asal Malaysia hasil merger dari Kumpulan Guthrie, Golden Hope dan Sime Darby. Sebelum merger, Kumpulan Guthrie telah membeli ratusan ribu hektare perkebunan di Sumatra milik Grup Salim setelah diambilalih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bagian dari penyelesaian utang Grup Salim.

6. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
BII adalah salah satu bank papan atas di Indonesia. Bank ini semula milik Grup Sinar Mas, belakangan diambilalih BPPN dan dilepas kepada konsorsium Sorak pada Desember 2003. Pada 30 September 2008, 55,51 persen saham Sorak diambilalih oleh Mayban Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Malayan Banking Berhad (Maybank). Maybank adalah salah satu grup bisnis perbankan besar di Malaysia.

7. Kumpulan Guthrie Berhad
Kumpulan Guthrie merupakan salah satu grup bisnis perkebunan besar asal Malaysia. Grup bisnis ini telah membeli ratusan ribu hektare perkebunan di Sumatra milik Grup Salim setelah diambilalih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bagian dari penyelesaian utang Grup Salim.

8. Hai-O Marketing
Sukses berbisnis di negara asalnya Malaysia, HAI-0 Marketing Sdn Bhd Malaysia melakukan ekspansi bisnisnya ke Indonesia dengan mendirikan PT HAI -0 Indonesia. CEO Group Hai- O Tan Sri Osman S Cassim, menyatakan, di negara asalnya, tahun lalu HAI-0 Marketing Sdn Bhd Malaysia berhasil meraup omzet hingga 60 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp 180 Miliar.Menurut Tan Sri Osman, perusahaan yang memasarkan produk- pro-duk kesehatan dengan sistim Multi Level Marketing (MLM) ini hadir di Indonesia dengan menawarkan beberapa produk, antara lain minyak pelumas HAI O JTX 900, sistim penyaring-an air dengan teknologi Nano, pakaian dalam pembentuk tubuh wanita, minuman kopi ginseng, serta berbagai minuman suplemen lainnya.

9. Proton
Sejak 15 tahun terakhir, Proton telah mencoba peruntungan di pasar otomotif nasional. Saat pertama kali masuk ke Indonesia lewat Proton Saga, merek ini harus rela dulu dijadikan taxi. Kini, meski belum masuk 5 besar, Proton tetap eksis dan memperlebar varian dari small sedan, city car hingga MVP. Varian Proton Exora yang memiliki desain mirip Kijang Innova cukup diminati pasar. Sedan hatchbacknya, Proton Gen-2, juga cukup banyak lalu lalang di jalan-jalan ibu kota.

2 comments:

Mafa said...

Malaysia best...

Unknown said...

Ada 7 tahun saya jadi tki di singapura akhirnya impian saya tercapai untuk pulang ke indonesia,terima kasih MBAH SERO atas bantuannya,saya bisa berkumpul kembali dengan keluarga di kampung,karna melalui jalan togel sekarang saya bisa sukses,ini semua berkat bantuan MBAH SERO yang memberikan angka 4d bocoran singapura,alhamdulillah dapat 250 juta,saya sangat bersyukur kebun orang tua yang dulunya di gadai buat biaya saya untuk berangkat kesingapura,kini sudah saya tebus kembali,tanpa bantuan beliau mungkin belum bisa saya pulang kampung,terima kasih banyak MBAH SERO jasa-jasamu tidak akan saya lupakan,bagi saudarah2 di indonesia maupun di luar negeri butuh bantuan,apalagi yang terlilit hutang silahkan tlpn atau sms di nomor 082 370 357 999 atas nama MBAH SERO,beliau seorang paranormal yang bisa di percaya,karna sudah memberkan hasil,ingat kesempatan tidak akan datang untuk kedua kali,jadi giliran anda untuk membuktikannya,inilah kisah nyata dari saya ibu irma tki singapura..