Tuesday, September 21, 2010

Steve Jobs, Kejarlah Aku Hingga Ke Apple Store


Sukses yang diraih Apple Store, membuat vendor lain merasa tertantang untuk membangun pasar aplikasi yang jauh lebih baik. Mampukah mereka menyalip Apple?

Apple memang fenomena di jagat industri digital. Sejak Steve Jobs kembali ke pucuk pimpinan pada 1997, saham Apple terus meroket dari hanya $3 menjadi $247. Faktanya, Apple kini bagaikan alam raya yang terus berkembang. Tak tanggung-tanggung, ada lebih dari 85 juta iPhone dan iPod Touch, naik luar biasa sejak Juli 2007 yang nol unit.

Para pengguna iPhone telah mengunduh 4 milyar aplikasi dari AppStore , dan lebih dari 10 milyar lagu, 33 juta film, dan 250 juta acara TV dari iTunes. Menurut firma riset IDC, para pemilik iPhone yang jumlahnya hanya 2,2% dari total konsumen ponsel di seluruh dunia, ternyata menghabiskan 64% total waktu mobile browsing.

Firma riset lain, Net Application menyebutkan, kehadiran iPad yang diluncurkan pada awal tahun ini semakin membuat pengguna ketagihan dengan berbagai aktifitas dan konten digital. Hingga Juni 2010, Apple mengklaim telah menjual 2 juta unit iPad hanya di pasar AS saja. Disisi lain, sebanyak 8.500 aplikasi iPad yang dihadirkan di AppStore telah diunduh lebih dari 35 juta kali. Apple sendiri menyiapkan tak kurang dari 185 ribu aplikasi yang tersedia di AppStore. Dan jumlahnya terus bertambah setiap bulannya.

Net Application juga mengungkapkan lebih dari 125 ribu pengembang kini membuat aplikasi untuk produk-produk Apple. Hebatnya, Jobs tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk membayar aplikasi itu. Mereka menantangani kontrak untuk mematuhi syarta-syarat yang ditetapkan Apple, dengan harapan pengguna akan membeli aplikasi mereka atau melihat iklan di aplikasi tersebut.

Tentu saja, kesuksesan yang diraih Apple dengan AppStore-nya, membuat vendor lain merasa tertantang. Microsoft, Nokia, RIM (Research In Motion), dan Google pun kini melaju di jalur yang sama. Tak terkecuali dua vendor Asia, LG dan Samsung yang mencoba peruntungan serupa.

Super Apps BlackBerry
BlackBerry yang terus menjadi pilihan para pecandu email dan messenger, memastikan toko aplikasi yang mereka kembangkan jauh lebih baik dibandingkan milik Apple.
Pada ajang WES (World Enterprise Symposium) yang berlangsung pada April 2010 di Orlando, AS, Bos RIM Mike Lazaridis mengklaim bahwa aplikasi yang ditawarkan BlackBerry berbeda dengan smartphone lainnya. Sebab mereka mengusung konsep 'Super Apps'. Apa itu?

'Super Apps' adalah bagaimana membuat pengembang aplikasi dapat berkreasi lebih bebas dalam membuat sebuah software mobile yang bisa berinteraksi alias berintegerasi dengan aplikasi lainnya.

"Efisensi artinya bagaimana membuat BlackBerry menjadi sebuah solusi mobile dan investasi yang efektif bagi user. Sebab, aplikasi di perangkat ini saling bekerja sama," ujar Mike. Pentolan RIM ini pun percaya bahwa para pengguna BlackBerry nantinya akan semakin ketergantungan dengan beragam aplikasi yang ditawarkan Blackberry Apps World lantaran kegunaan yang ditawarkannya tersebut.

Mike mengungkapkan, sejak kemunculannya pada Maret 2009 lalu, BlackBerry Apps World hingga kini telah memiliki 6.500 aplikasi yang bisa diunduh. Jumlah itu sudah termasuk yang berbayar atau yang cuma-cuma alias gratis.

Alan Brenner, Senior Vice President BlackBerry Platform, RIM mengatakan, ada sekitar 20 juta pengguna BlackBerry Apps World yang aktif dan tersebar di 52 negara di berbagai belahan dunia.

"Sekarang sudah tersedia dalam 6 bahasa dan didownload satu juta kalo per hari. Kita akan terus melakukan ekspansi ke negara-negara lain. Tapi nanti kita akan lihat kemungkinannya kemana," pungkasnya.

Google Chrome Web Store
Chrome Web Store kabarnya segera siap diluncurkan Oktober 2010. Hal ini mengindikasikan kehadiran perangkat dengan OS Chrome dijadwalkan hadir pada waktu yang kurang lebih sama.

Chrome Web Store adalah toko online untuk aplikasi web milik Google. Namanya mulai diperbincangkan sejak diumumkan Google pada konferensi I/O 19 Mei 2010. Kehadiran toko online ini nantinya akan bersaing dengan App Store Apple dan Android Market yang juga masih milik Google.

Google memang tidak menyebutkan tanggal pasti diluncurkannya toko aplikasi online ini. Namun sebagian besar presentasi yang didiskusikan selama konferensi I/O Google mengindikasikan Chrome Web Store akan siap pada Oktober 2010.

Itu artinya, berbagai gadget berbasis Chrome akan mulai marak bermunculan di bulan yang sama. Kabar baiknya lagi, Google sepertinya berencana mengambil untung dari para pengembang aplikasi hanya sebesar lima persen.

Ini tentu sebuah kabar menyenangkan mengingat toko aplikasi rata-rata akan mengambil keuntungan hingga 30 persen dari penjualan aplikasi di tokonya. Sayangnya, Google masih bungkam soal ini.

Meski demikian, bocoran menyebutkan toko virtual ini memungkinkan pengguna memasang aplikasi langsung pada browser, termasuk game dengan grafis 3D. Berbeda dengan Android Market yang juga dikembangkan Google, aplikasi yang tersedia di Chrome Web Store adalah aplikasi untuk web browser. Menurut Google, aplikasi yang ada di situ di bangun dengan teknologi dan piranti web standar. Artinya, aplikasi itu bisa bekerja pada semua browser modern yang mendukung standar itu.

Sedangkan jika diakses dari browser Google Chrome, aplikasi yang diinstal dari toko itu akan mencakup juga shortcut langsung dari desktop. Google juga mengatakan ada beberapa fitur khusus lain untuk pengguna browsernya.

Beberapa aplikasi yang akan tersedia termasuk game. Bahkan, Google dilaporkan sudah mendemokan game seperti Plant vs Zombie dan LEGO Star Wars yang bisa berjalan lancar di browser. LEGO Star Wars merupakan game dengan grafis 3D.

Nokia Ovy Store
Memang terkesan agak lambat setelah Apple merajai pasar aplikasi, diikuti BlackBerry yang mengekor diposisi kedua. Seperti diketahui, Nokia baru pada akhir Mei 2009, mengumumkan toko online Ovy Store. Namun, para analis menilai peluang Nokia untuk meraih jutaan download sangat terbuka lebar karena toko online-nya bisa diakses oleh 70 juta pengguna ponsel Nokia dari 50 tipe di berbagai negara yang sudah tersedia layanan Ovy Store.

Agar bisa mengakses Ovy Store dari ponsel Nokia,pengguna harus mengunduh mobile client di ponsel Nokia, terkecuali N-series dan ponsel cerdas lain seperti E63. Konten yang dapat diunduh juga beragam, seperti aplikasi, games, video, personalizing, podcast, productivity tool, web and location-based service yang terbagi dalam empat katagori. Selain bisa diunduh dari ponsel, Ovy Store juga bisa diakses lewat PC atau notebook. Kemudian, konten yang telah diunduh bisa ditransfer ke ponsel.

Untuk mengejar ketinggalan dengan toko milik Apple dan BlackBerry, baru-baru ini Nokia juga telah mempermak tampilan Ovy Store. Sebelumnya, Nokia memang terlihat kurang puas dengan kinerja Ovi Store, terlebih jika dibandingkan dengan App Store. Pasalnya, App Store lebih laku karena memiliki jutaan pengunduh aplikasi per hari, dengan pengguna aktif tercatat sekitar 80 juta orang pada akhir 2009.

Dengan tampilan itu, desain baru OVI Store ini terlihat lebih simpel dari versi terdahulu. Perubahan yang paling mendasar adalah sistem rating lima bintang. Menurut blog Nokia, hal ini ditujukan untuk mempermudah pengguna dalam mengunduh aplikasi favorit pilihan mereka.

Selain itu masih ada sistem quick review, yang muncul saat pengguna melakukan mouse-hover, ke sebuah ikon aplikasi. Kini pengguna pun dapat mengunduh sebuah aplikasi sebelum mereka melakukan review. Secara umum, tampilan baru OVI Store ini makin membuat toko aplikasi Nokia tersebut lebih siap untuk bersaing dengan App Store, App World ataupun Android Market.

Samsung App Store
Dibanding App Store, toko aplikasi Samsung diklaim bakal tiga kali lipat lebih besar untuk menampung lebih banyak aplikasi. Samsung pun telah menyiapkan toko tersebut di pasar Eropa, Asia dan Amerika Latin.

Tampaknya Samsung benar-benar serius untuk mendukung kehadiran Samsung Wave, ponsel pertama mereka dengan sistem operasi Bada. Toko aplikasi Samsung yang berukuran lebih besar dari App Store pun disiapkan untuk menampung aplikasi-aplikasi bagi perangkat berbasis Bada. "Peluncuran toko aplikasi ini juga bakal mendongkrak penjualan ponsel pintar Samsung," ujar juru bicara Samsung Kan Hyun Kwon.

Kwon meyakini hadirnya toko aplikasi Samsung bakal memungkinkan pengguna untuk lebih mengeksplorasi fitur-fitur terbaru OS Bada. "Hal ini akan membuat produk smartphone kami lebih produktif, menghibur, dan lebih berguna," tambah Kwon.

Dia melanjutkan, di masa depan Samsung akan meneruskan penawaran aplikasi yang lebih sempurna bagi semua produk smartphone mereka. "Kami juga akan menawarkan produk-produk terbaru, yang sesuai dengan semua jenis kebutuhan dan gaya hidup konsumen," tegasnya.

LG Super Store
Vendor terbesar kedua di Korea ini juga serius dalam membangun toko aplikasi. Namun berbeda dengan Samsung yang membidik tiga pasar sekaligus, LG mengawali layanan yang diperkenalkan pertama kali pada 14 Juli 2009, dengan memfokuskan pada pasar Asia terlebih dahulu, yakni Singapura dan Australia, baru kemudian pasar dunia.

Di dalam toko aplikasi milik LG, tersedia sekitar 1.500 aplikasi termasuk sekitar 100-an aplikasi gratis. Semuanya dapat diakses lewat 15 bahasa. LG menarrgetkan hingga akhir 2010, jumlah aplikasi yag terpajang di tokonya dapat membengkak hingga 4.000 jenis.

No comments: