Monday, September 27, 2010

Catatan F1: Beda Alonso dan Heidfield


Menarik menyaksikan gelaran Formula 1 di Singapura (26/9). Seperti yang kita saksikan, GP yang berlangsung di Marina Bay dan digelar ditengah guyuran lampu terang benderang itu, sukses menempatkan Fernando Alonso sebagai kampiun. Pebalap Spanyol itu, tak mampu dikejar dua pebalap Red Bull, Sebastian Vettel dan Mark Webber.

Dewi Fortuna tampaknya memang tengah menaungi pebalap Ferari itu. Pasalnya, dua pekan silam, Alonso juga sukses keluar sebagai jawara GP Monza, Italia. "Itu adalah momen paling krusial sepanjang musim ini," girang prinsipal Ferrari, Stefano Domenicali, mengomentari kemenangan Alonso.

Dengan dua kemenangan beruntun, Alonso kini menempati peringkat kedua klasemen pembalap dengan nilai 191. Ia cuma defisit 11 angka dari Mark Webber yang masih kokoh di puncak. Alonso hanya perlu memenangkan satu seri lagi, untuk memuncaki posisi klasemen.

Raihan sensasional Alonso itu, tak terlepas dari kegagalan yang dialami oleh Lewis Hamilton yang urung menuntaskan lomba karena mengalami kerusakan suspensi, saat mobil yang ditungganginya bertabrakan dengan Webber di lap ke 36.

Hingga akhir musim, masih ada empat seri lagi yang harus dilakoni. Dua pekan ke depan, lomba akan berlangsung di Suzuka, Jepang. Dengan modal kemenangan di dua seri terakhir, tentu saja tim kuda jingkrak dijagokan untuk kembali berjaya. Meski diunggulkan, Domenicali meminta Alonso dan Ferrari tidak terlena dengan kemenangan itu dan tetap tenang.

Berbeda dengan Alonso yang kini semakin diunggulkan meraih gelar juara F1 2010, pebalap veteran Nick Heidfeld juga harus memendam kecewaan. Heidfeld yang sebelumnya menjadi pembalap tes dan reserve bagi Mercedes dan pembalap tes Pirelli, terpaksa jadi penonton setelah di lap 41, mobilnya bersenggolan dengan Michael Schumacher yang memaksa pebalap berusia 33 tahun harus menuntaskan balapan.

Insiden yang dialami oleh Heidfeld itu, mengulang kejadian yang sama tahun lalu, saat mobilnya ditabrak oleh Adrian Sutil. Heidfeld yang membalap untuk tim BMW, bahkan menyebut Adrian Sutil melakukan tindakan bodoh karena menabrak mobilnya.

Tentu saja ini adalah debut yang mengecewakan bagi Heidfeld. Padahal, Peter Sauber, pemilik tim Sauber berharap banyak dari Heidfeld untuk mengangkat kembali prestasi timnya, karena pebalap sebelumnya Pedro De La Rossa dinilai tak mampu bersaing dengan para pebalap lainnya.

Sebelumnya, peter menyebutkan bahwa dengan mendatangkan Nick Heidfeld, pihaknya akan memiliki pembalap yang sudah mereka kenal dengan sangat baik dan bakal membantu untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh mobil Sauber. Itu pula alasan kenapa mereka terpaksa menggusur Pedro. Sesuai kontrak, Heidfeld akan membela Sauber dalam lima balapan sisa akhir musim, termasuk GP Singapura yang dilangsungkan kemarin.

Dengan empat musim tersisa, keputusan tim Sauber merekrut Heidfeld, sepertinya hanya akan berbuah kekecewaan. Meski memiliki jam yang terbang tinggi (10 tahun musim balapan), Heidfeld dinilai tak memiliki fighting spirit seperti Alonso atau Hamilton yang memiliki fighting spirit luar biasa.

Apakah gayanya yang kalem dan tidak meledak-ledak, membuatnya juga terbawa ke lintasan. Entahlah? Yang pasti, dibalik agresifitas, ketenangan juga menjadi faktor kunci untuk mengunci kemenangan. Itulah yang diperlihatkan oleh Alonso saat ia menjadi kampiun di GP Singapura, meski dibuntuti ketat oleh Vettel.

Mampukah Alonso menjadi juara dunia F1 2010? Kita tunggu nanti hingga sirkuit di Interlagos, Brasil, November nanti.

No comments: