Tuesday, October 26, 2010
Fighting Brand Bukan Sekedar Pelengkap
Belum lama ini Toyota Astra Motor (TAM) dan Astra Daihatsu Motor (ADM), secara hampir bersamaan meluncurkan varian facelift terbaru mereka, yakni Rush dan Terios. Peluncuran dua SUV di kelas medium itu, semakin memberikan pilihan bagi konsumen untuk memiliki salah satu diantaranya dengan tampilan yang lebih sporty, namun dengan kenaikan harga yang terbilang tidak signifikan dibandingkan fitur yang diusung.
Rush versi penyegaran misalnya, menawarkan beberapa tambahan fitur baru, antara lain steering switch, corner sensor, dan electric power steering (EPS). Untuk entry level, New Rush G M/T ditawarkan hanya dengan harga Rp 191,7 juta dan yang tertinggi tipe S A/T dibanderol Rp 214,8 juta.
Joko Trisanyoto, Direktur Pemasaran TAM, bilang sepanjang Januari-September 2010, penjualan Rush mencapai 14.000-an unit. Berarti, rata-rata penjualan bulanan adalah sekitar 1.500 unit. Dengan peluncuran New Rush itu, pihaknya berharap dapat mempertahankan pangsa pasar di atas 50 persen.
Sementara Direktur Marketing ADM Amelia Tjandra, menyebutkan pengembangan produk merupakan strategi yang mutlak ditempuh ADM guna merespon permintaan pasar. “Tidak hanya sebatas penyegaran wajah, namun juga peningkatan kualitas pembakaran emisi yang lebih baik”, ujar Amelia.
Itu sebabnya di New Terios ini, konsumen semakin dimanjakan dengan penghematan BBM hingga mencapai 6% dibandingkan seri sebelumnya, yaitu rata-rata sekitar 1 liter untuk jarak tempuh 11,7 Km dengan kondisi jalan sehari-hari, empat penumpang dan AC single.
“Dengan semakin iritnya bahan bakar itu, maka Terios baru ini akan menjadi value maker, karena mobil ini terbukti memiliki value for money sangat tinggi di kelasnya,” tambah Amelia Tjandra.
Disruptive Inovation
Model kendaraan sport utility-vehicle (SUV) memang semakin digemari. Banyaknya merek dan varian produk yang meramaikan segmen ini mengindi-kasikan pangsa kendaraan jenis SUV terus tumbuh. Kini hampir semua ATPM memiliki jagoan, bahkan beberapa diantaranyan memiliki dua varian. Honda (CRV), Toyota (Fortuner, Rush), Nissan (X-trail), Daihatsu (Terios), Suzuki (SX X-Over), Hyundai (Santa Fe), Ford (Everest, Escape), Chevrolet (Captiva), Kia (Sportage), Mitsubishi (Pajero Sport, Grandis), BMW (X5, X3) dan lainnya.
Itu sebabnya peluncuran Rush dan Terios dalam waktu yang hampir bersamaan dapat dimaklumi, mengingat persaingan di segmen SUV terutama kelas medium cenderung semakin ketat.
Mengutip data Gaikindo, hingga Agustus 2010 total penjualan mobil di segmen ini mencapai 23.080 unit, atau 5,21% dari total pangsa pasar seluruh penjualan otomotif nasional yang mencapai 443.120 unit. Itu berarti terjadi penurunan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2009 yang mencapai 24.830 unit.
Repotnya, hampir seluruh pemain di SUV medium ini mengalami penurunan penjualan, tak terkecuali Daihatsu Terios, dari 11.491 unit tahun 2009 menjadi 10.122 unit. Hanya Toyota Rush yang tumbuh 4%, yakni dari 11.553 unit (2009) menjadi 12.061 unit.
Melihat kecenderungan tersebut, Astra International Tbk, yang menjadi induk dari TAM dan ADM, berusaha untuk terus menekan para pesaingnya sekaligus memperlebar gerak bagi dua produk andalannya itu.
Khusus untuk Daihatsu Terios, meski diposisikan sebagai fighting brand, produk ini berpeluang untuk terus meningkatkan pangsa pasar sekaligus melindungi posisi “saudarnya”, yakni Toyota Rush yang merupakan market leader. Dengan strategi disruptive inovation, Terios mampu yang mengacaukan fokus pesaing untuk kepentingan group. Pilihan harga yang terjangkau, fitur dan kualitas setara Toyota, merupakan value for money sangat menggoda konsumen. Apalagi harga jual kembalinya (resale value) juga tetap tingi. So, siapa bilang fighting brand cuma jadi pelengkap?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment