Wednesday, November 9, 2011

Dari Voice Recognizition, Voice Command Hingga Voice Control


Menyaksikan orang berponsel-ria atau bahkan sibuk mengirim SMS saat berkendara, tentu bukan hal yang asing lagi. Terutama di Indonesia, dimana aturan berkendara dilanggar tanpa ada punishment yang tegas. Berbagai survey (kecuali di Indonesia), memang menunjukkan ponsel adalah benda utama pemicu kecelakaan fatal. Itu sebabnya, otoritas lalu lintas di berbagai negara maju, telah mengeluarkan aturan larangan berponsel saat mengendarai mobil. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, jelas adalah filosophi yang mendasari aturan ini.

Namun repotnya, ponsel kini bukan lagi satu-satunya gadget favorit. Belakangan, seiring dengan trend konvergensi antar device, semakin jamak ditemukan perangkat komunikasi berbaur dengan pernak-pernik lain yang tergolong in-car entertainment. Alhasil, selain ponsel, tablet PC dan aksesoris pendukungnya, mobil-mobil yang tergolong smart car, juga dijejali dengan perangkat navigasi, hiburan dan game, seperti GPS, MP3, portable media player, hingga X-Box dan PS3!

Sebagai sarana entertainment, keberadaan gadget-gadget dan aksesorisnya tentu sah-sah saja. Namun membayangkan kerepotan yang harus dilakoni sang driver ketika menggunakan device itu dalam waktu bersamaan, aturang yang melarang penggunaan gadget saat berkendara, mungkin tidak efektif lagi alias kurang menggigit. Itu sebabnya, pendekatan teknologi tampaknya tidak bisa ditawar lagi.

Seperti gayung bersambut, sejumlah kalangan melirik voice control. Mirip dengan fitur voice call pada ponsel, teknologi yang diusung oleh Toyota ini, dinilai cukup efektif untuk mengurangi kerepotan tadi sekaligus mencegah resiko kecelakaan.

Menurut National Manager for Patnership Toyota Jim Pisz, voice control adalah teknologi masa depan yang dapat mengontrol penggunaan gadget di dalam mobil, baik sebagai perangkat komunikasi, navigasi, entertainment bahkan security. “Cukup dengan suara, perangkat tadi dapat beroperasi sesuai keinginan pengendara, tanpa harus repot menekan keypad, remote control, sentuhan langsung atau touch screen pada gadget bersangkutan”, ujar Jim.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, Toyota belum lama ini telah menjajaki kerjasama dengan VoiceBox, perusahaan spesialis voice-search untuk mengembangkan prototipe voice control dalam waktu tiga tahun ke depan. VoiceBox yang berbasis di Bellevue, AS, dikenal menawarkan lompatan teknologi seperti yang kita saksikan dalam film Knight Rider, yakni pengendara dapat langsung “berbicara” dengan mobil , ketimbang harus merekam dahulu sebagai suatu perintah.

Voice Command

Diluar voice control, publik sejauh ini telah mengenal teknologi yang sudah kita kenal, yakni voice command. Pengguna mobil di Indonesia, khususnya pemilik Ford Fiesta, bahkan sudah menikmati fitur ini. Sebelumnya, teknologi voice command sudah dibenamkan lebih dahulu pada mobil-mobil papan atas, seperti Honda Acurra atau Lexus, dimana fitur ini sangat membantu arah dan tujuan yang dikehendaki oleh pengendara.

Namun banyak kalangan menilai, voice command malah membuat frustasi, karena terbatasnya kalimat perintah atau penerimaan yang buruk karena perbedaan aksen atau kata-kata yang memiliki arti sama. Melihat kebutuhan yang semakin tinggi, teknologi voice control yang menawarkan kemudahan dan kenyamanan, tampaknya lebih memiliki prospek cerah dibandingkan voice command.

Meski begitu, VoiceBox harus bersaing ketat dengan OnStar. Anak perusahaan General Motors ini, selama lebih dari 14 tahun telah menggeluti teknologi voice recognizition untuk industri mobil. Saat ini jumlah pelanggan mereka telah mencapai lebih dari lima juta dengan hardware yang telah diset sebagai peralatan standar mobil-mobil produksi GM, termasuk airbags calls. Dengan sistem ini, pengemudi hanya perlu menekan tombol dan berbicara dengan petugas keamanan untuk melaporkan kecelakaan. Teknologi ini juga memungkinkan pengemudi dapat membuka pintu lewat perintah suara, agar dapat segera keluar dari kendaraan sesaat setelah terjadi tabrakan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, seperti terbakarnya mobil.

Selain OnStar, tiga perusahaan lain masing-masing IBM, Microsoft dan ScanSoft juga ikut meramaikan pengembangan teknologi voice recognizition. Microsoft misalnya, telah menjualnya satu paket dengan Windows Operating System. Namun teknologi yang dikembangkan raksasa peranti lunak komputer ini, masih sebatas perintah ketimbang “percakapan”. Pada 2006 lalu, Microsoft telah menggandeng produsen mobil asal Italia, Fiat untuk menjadikan Alfa Romeo sebagai mobil pertama yang menawarkan fitur voice command untuk ponsel dan digital music player. Microsoft sendiri menargetkan sekitar 21 model mobil akan menggunakan sistem yang telah dilengkapi dengan Windows Mobile Automotive Technology.

No comments: