Monday, August 23, 2010

Nokia Pun Ditinggal Para Distributornya


Booming Blackberry dan ponsel qwerty pada tahun ini benar-benar menjungkir balikkan peta pasar. Merek-merek seperti Nexian, K-Touch, T-phone, HT Mobile, Mito, Dezzo, D-One dan seabrek merek lainnnya, mampu menggusur pemain besar seperti Nokia dan Sony Ericsson yang sebelumnya sudah malang melintang di Indonesia. Repotnya, bagi Nokia atau Sony Ericsson, mereka tak hanya kehilangan market share yang signifikan, namun juga ditinggalkan para distributor yang sebelumnya terbilang loyal.

Tengok saja, Oke Shop. Gerai yang dimiliki oleh Trikomsel, kini lebih banyak menjual Blackberry di segmen smartphone, ketimbang seri E63 milik Nokia. Begitu pun dengan ponsel low end, yang lebih banyak didominasi oleh ponsel merek lokal. Padahal selama lebih dari 10 tahun, Trikomsel yang dikomandani oleh Sugiono Wiyono, menjadi ujung tombak Nokia di pasar ritel ponsel nasional.

Kondisi yang sama juga terjadi Global Teleshop (GT). Gerai yang dimiliki oleh Cipta Multi Usaha Perkasa ini (CMUP), sekarang lebih banyak mengandalkan penjualan Blackberry. Padahal, seperti halnya Trikomsel, CMUP yang dimiliki oleh Hermes Thamrin, adalah salah satu dari empat distributor yang telah berjasa membesarkan Nokia dalam merebut pasar Indonesia.

Bahkan untuk menandakan keseriusan memasarkan Blackberry, tak tanggung-tanggung GT menggaet Choki Sitohang sebagai brand ambassador. GT juga tetap mengandalkan pola bundling dengan operator seperti Telkomsel dan bank papan atas dengan bunga 0%.

Selain merebut pasar smartphone, GT yang telah mereposisi dari single brand ke multy brand juga memperkuat pijakan dipasar low end. Selain menjual brand lain, GT sejak beberapa waktu lalu memasarkan merek sendiri, yakni G-Mobile, yang langsung didatangkan dari China. GT, tampaknya tak ingin kue merek lokal hanya dikuasai pemain lain, seperti Sarindo yang memasarkan sendiri merek D-One.

Jelas, tekanan buat Nokia bukan hanya dari aspek produk yang mulai kehilangan pamor, namun juga dari sisi dealership. Bagi pemain seperti Sugiono atau Hermes Thamrin, kemana arah angin bertiup, kesanalah langkah harus dituju. Kalau sekarang adalah eranya Blackberry, kenapa pula harus loyal terhadap Nokia? Begitu kira-kira isi kepala Sugiono dan Hermes.

No comments: