Tuesday, August 24, 2010
Aceh, A Mild dan Kampanye Go A Head
Awal bulan ini saya berkesempatan mengunjungi Banda Aceh. Berbeda dengan kota-kota besar lain seperti Jakarta, Medan atau Bandung yang menawarkan kehidupan khas metropolis, suasana menjelang malam di kota itu terasa mengasyikkan. Natural tanpa polesan kosmetik. Jauh dari kesan hingar bingar.
Deretan kedai kopi yang bertebaran di seeantero kota, mengundang selera untuk menikmati segelas minuman penghangat yang oleh masyarakat Aceh, populer dengan sebutan kopi Sareng. Suasana bertambah mengasyikkan, karena lewat laptop atau smartphone, selancar ke dunia maya bukan lagi hambatan. Karena rata-rata kedai-kedai tersebut sudah dilengkapi dengan perangkat WiFi atau sinyal 3G milik operator selular.
Memang pasca tsunami, Aceh kini semakin bergerak menuju pemulihan. Meski belum sepenuhnya lepas dari trauma konflik sekaligus bencana, setidaknya kondisi keamanan yang semakin kondusif, membuat masyarakat Aceh optimis akan masa depan bumi serambi Mekah itu. Dan seperti kota-kota lainnya, ritel dan jasa perdagangan, adalah dua bidang yang paling mencolok dalam menghela lokomotif ekonomi.
Tanda-tanda geliat ekonomi ini, bisa dilihat dari semakin bertebarannya billboard dari yang berukuran sedang hingga raksasa. Meski jauh dari kesan estetis, papan iklan modern itu, suka tidak suka kini menjadi penghias sekaligus penanda kota. Apalagi letaknya, umumnya berada ditempat-tempat startegis. bahkan di jalan-jalan prototol sekalipun kokh berdiri.
Seperti halnya kota lain, rokok adalah brand yang paling dominan. Merek-merk papan atas seperti A Mild, Gudang Garam, Jarum Super atau Dji Sam Soe, saling berlomba memanfaatkan setiap jengkal wilayah yang dianggap paling potensial diakses warga. Begitu pun merek-merek gurem, seperti Nu Mild, yang mencoba peruntungan mengambil market share di kota-kota sedang, seperti Banda Aceh.
Salah satu billboard yang cukup menyita perhatian saya adalah A Mild. Dari sisi tag line, yakni “Go A Head”, sebenarnya tak ada yang berbeda dari billboard yang terletak di jantung kota, dekat kawasan Masjid Baiturahman. Namun yang menarik, gambar yang ditampilkan berbeda dengan billboard A Mild pada umumnya. Sebanyak 36 penyelam membentuk posisi membentuk hurup kalimat “Go Head”.
Apakah tag line itu punya dampak terhadap spirit baru masyarakat Aceh. Entahlah. Yang pasti, lewat positioning baru itu, A Mild terus menancapkan pengaruh di benak konsumen. Positifnya, lewat kampanye Go A Head, brand yang sudah berusia lebih dari dua dekade itu, ingin agar masyarakat terus meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri. Dengan kepercayaan diri, tantangan seberat apa pun dapat ditaklukkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment