Friday, June 25, 2010

Mampukah Droid X Mengangkat Kembali Pamor Motorola?


Tak ada yang membantah bahwa Motorola adalah vendor ponsel besar. Bersama dengan Ericsson dan Siemens, sejak beberapa dekade, vendor yang berbasis di Virginia ini, adalah pemasok jutaan ponsel, terutama pada saat generasi analog berkibar di era '70 hingga '80-an.

Namun pamor Motorola mulai meredup. Tren migrasi ponsel dari analog ke digital pada di awal '90-an, memunculkan banyak pemain baru yang siap menantang dominasi tiga besar itu. Nokia, yang secara cerdik mengubah tampilan produk menjadi lebih fashionable dan user friendly, dengan cepat diterima pasar. Begitu pun pemain seperti Samsung atau LG yang sebelumnya dikenal sebagai anak bawang. Pada akhirnya, agresifitas Nokia sukses mendongkel Motorola di puncak market share pada akhir 2000, dibuntuti ketat oleh duo Korea itu.

Beruntung dibandingkan dengan Ericsson, Siemens atau Alcatel yang akhirnya memutuskan untuk keluar gelanggang, Motorola masih bisa bertahan. Meski dari perolehan market share, kini Motorola harus terlempar dari posisi lima besar dunia. Strategi fokus ke pasar domestik dengan menggandeng operator, seperti Verizon dan Sprint, membuat nyawa Motorola tertolong. Sejumlah produk yang mereka lemparkan ke pasar, seperti varian ROKR, lumayan antusias diterima pasar.

Droid X
Kini di era mobile broadband, Motorola mencoba peruntungan dengan mengeluarkan jagoan barunya di ranah ponsel Android. Droid X, demikian nama produk ini, digadang-gadang telah digenjot oleh vendor asal Amerika Serikat itu sampai limitnya.

"Motorola telah mendesain Droid X agar inovasi Android di dalamnya bisa dieksplorasi sampai batasnya, sehingga membuat Anda (pengguna-red.) dapat melakukan hal lebih dengan perangkat genggam Anda," ujar co-CEO Motorola, Sanjay Jha.

Di AS, Motorola menggandeng Verizon Wireless untuk memasarkan Droid X. Ponsel ini memiliki layar 4,3 inch, kamera 8 megapiksel, dan 720p HD camcorder. Sementara 'otaknya' mengandalkan prosesor 1 GHz.

"Kami mencoba menerobos batasan yang ada, sehingga pengguna dapat mengeksplorasi internet dari yang pernah dirasakan sebelumnya, entah itu dari genggaman atau di rumah," lanjut Sanjay. Kelebihan Droid X lainnya adalah, sudah mengusung sistem operasi Android 2.2 Froyo. Selain itu, produk ini juga dikatakan sudah bisa menjalankan Adobe Flash Player 10.1. Sementara harga yang dibanderol untuk Droid X mencapai US$ 199,9. Namun untuk itu pengguna harus diikat dengan paket layanan data Verizon selama 2 tahun.

Mampukah Drod X mencuri perhatian pasar, sekaligus mengembalikan kembali kejayaan Motorola?

No comments: