Wednesday, March 23, 2011
Tingkatkan Revenue Dengan Bundling
Bisnis penyediaan layanan telekomunikasi kini tengah berada pada persimpangan jalan. Tekanan persaingan yang begitu sengit, membuat bundling menjadi jurus ampuh untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan bisnis.
Persaingan yang timbul sebagai akibat banyaknya operator penyedia layanan telekomunikasi yang melibatkan diri dengan penawaran tarif yang murah kepada konsumennya, mengarahkan para operator penyedia layanan telekomunikasi tersebut berjuang mencari alternatif pengganti revenue dari core business yang mulai tergerus untuk mempertahankan kelangsungan bisnis mereka.
Strategi bundling menjadi salah satu pilihan bagi para operator untuk mendongkrak pertumbuhan pelanggan. Tengok saja Telkomsel yang agresif menggarap pasar lewat strategi ini.
Menurut GM Device Bundling Management Telkomsel Heru Sukendro, fenomena bundling yang dilakukan operator ini merupakan dampak dari perubahan perilaku dan berevolusinya kebutuhan pelanggan. Ragam komunikasi sudah mulai bergeser dari sekedar voice dan SMS mengarah kepada berjejaring social, chatting maupun menerima email melalui ponsel. Bahkan jika memungkinkan semua kegiatan dapat dilakukan lewat ponsel seperti transaksi perbankan.
Untuk memenangkan persaingan dalam perang bundling ini, menurut Sukendro adalah harus mampu memahami psikologi pelanggan karena strategi bundling bermain pada ranah psikologi untuk memenuhi kepuasan pelanggan. “Kuncinya adalah bagaimana mengemas produk dan layanan yang diberikan sehingga mampu memberikan kenyamanan untuk membuat konsumen merasa comfort dan confident”, ujar Heru.
Dalam mengembangkan produk bundling imbuh Heru, Telkomsel mengembangkan sebuah ekosistem baru dengan mengoptimalisasi mitra-mitra principal atau penyedia device untuk meningkatkan efisiensi dengan memanfaatkan networking dan SDM yang dimiliki oleh penyedia handset sehingga awareness terhadap brand dapat meningkat.
Setidaknya ada dua dampak positif dari program penjualan ponsel plus kartu perdana semacam itu. Pertama, masa pakai kartu layanan oleh konsumen akan lebih lama karena dalam paket bundling, hampir semua operator mengunci kartu yang sudah ada dalam ponsel bersangkutan. Dengan begitu masa pemakaian pelanggan bisa lebih lama. Manfaat kedua adalah memudahkan operator untuk mendongkrak pelanggan dengan memanfaatkan jaringan distribusi produsen maupun distributor ponsel.
Strategi bundling ponsel diprediksikan masih akan marak, kondisi ini terlihat dari masih banyaknya produsen yang menawarkan program bundling kepada para operator telekomunikasi selular. Selain itu beberapa karakter market di daerah masih ada yang sensitif dengan persaingan harga dan tarif.
“Dari sisi kesiapan produk, kami mencoba melakukan integrasi semua produk dan layanan yang ada dengan berkolaborasi lintas bagian, baik eksternal maupun internal, serta kolaborasi dengan other line of business”, ujar Sukendro.
Kolaborasi dengan other line of business diantaranya adalah dengan perbankan, industri otomotif, maskapai penerbangan, manufaktur dan lain sebagainya. Kolaborasi ini tentu diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Dengan perbankan misalnya, kerjasama yang dilakukan berupa kemudahan pembelian device bundling dengan pola pembayaran installment atau pun up front fee. Dengan kerjasama ini pihak bank mendapatkan keuntungan berupa nasabah baru yang melakukan pinjaman. Sedangkan dari Telkomsel mendapatkan keuntungan dimuka dengan sistem up front fee.
Raja Bundling
Strategi bundling telah dijalankan oleh Telkomsel sejak tahun 2006 ketika layanan broadband mulai diluncurkan. Hingga saat ini terdapat puluhan produk dan layanan bundling yang telah diluncurkan oleh Telkomsel dan menuai sukses. Keberhasilan ini tak terlepas dari kepekaan Telkomsel memahami kebutuhan pasar dan tren yang sedang berlangsung di masyarakat. ''Jadi kita melakukan analisa, melihat kebutuhan pasar, mengukur kemampuan ke dalam, sebelum meluncurkan program,'' ungkap Heru.
Sukses bundling ala Telkomsel kini banyak ditiru oleh operator lain. Meski demikian, ragam layanan bundling dan pola diferensiasi produk, membuat Telkomsel tetap terdepan. Ambil contoh, bundling iPhone, dimana hanya Telkomsel yang ditunjuk sebagai satu-satunya provider penyedia gadget ini di pasar Indonesia.
Dengan banyaknya produk bundling, tak salah banyak pihak melabeli Telkomsel sebagai Raja Bundling. Heru sendiri menargetkan dapat meraih 1 juta pelanggan baru pada 2011, dari berbagai program bundling yang digelar sepanjang tahun ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment