Sejak perekonomian India berkembang dengan rata-rata pertumbuhan 6 - 8 persen per tahun, semakin banyak perempuan yang kini mudah ditemukan bekerja di berbagai kantor pemerintah maupun swasta. Namun dampaknya, pekerja wanita rentan dengan kejahatan seksual yang kini merebak di banyak kota besar di negeri hindustan itu.
Untuk mengurangi resiko itu, belum lama telah diluncurkan sebuah inisiatif teknologi baru yang bertujuan untuk melindungi kaum perempuan terhadap kekerasan seksual. Aplikasi yang memanfaatkan ponsel itu diberi nama fight back.
Salah seorang pekerja yang telah memanfaatkan aplikasi tersebut adalah Cheena Sikka, seorang wanita modern dan profesional. Cheena tipikal pekerja keras dan sehingga kerap pulang larut malam, sehingga taxi merupakan sarana transpotasi favoritnya.
Sepanjang perjalanan pulang, Cheena mengaku tidak ada masalah. Namun, kekhawatiran muncul ketika lima sampai 10 menit saat dia berjalan sendiri untuk mencapai pintu rumah.
"Ini gelap dan banyak orang berada di sekitar saya. Anda tidak dapat merasa aman dengan orang-orang asing itu. Saya pun tidak terlalu nyaman berjalan sendirian," kata Sikka.
Untuk mengatasi resiko itu, Cheena akhirnya memanfaatkan aplikasi fight back yang ditanam pada smartphone nya. Sebelum taksi mulai bergerak, Cheena mulai mengaktifkan aplikasi pelacakan lokasi melalui GPS ini.
"Saat Anda merasa tidak nyaman, Anda benar-benar tidak perlu melakukan apa pun selain hanya menekan satu tombol," kata Sikka Jagdish Mitra, CEO Canvasm Technologies, vendor yang mengembangkan Fight Back.
Ketika pengguna menekan tombol panik, pengguna memiliki beberapa detik untuk membatalkan keputusannya. Jika dia tidak, sebuah lokasi khusus berisi peringatan dikirim keluar melalui pesan teks, email, dan di Facebook, dimana setiap teman dan keluarga yang telah dipilih masuk ke dalam daftar, langsung mendapatkan informasi secara real time.
Data dari pengguna disusun menjadi sebuah peta interaktif. Mitra mengatakan perusahaannya terus memperbarahui peta digital, namun peta tersebut tidak berfungsi sebagai pusat pemantauan publik.
Membuat Kota Lebih Aman
Kehadiran aplikasi fight back sedikit banyak dapat mengurangi resiko kekerasan seksual terhadap wanita yang cenderung terus meningkat di India. Banyak kalangan menilai, jalan-jalan yang temaram bahkan tanpa cahaya, banyak tersebar kota besar di India, termasuk ibu koat New Delhi saat malam, menjadi pemicu terjadinya kejahatan terhadap perempuan.
Data resmi pada 2010 yang dikeluarkan biro statistik nasional menunjukkan, telah terjadi lebih dari 400 serangan seksual di berbagai kota besar India, terutama New Delhi. Banyaknya jumlah kasus dilaporkan tersebut, telah menyebabkan organisasi dan media massa India menjuluki New Delhi dengan label sebagai "Ibu Kota Perkosaan".
"Aplikasi ini punya peranan penting untuk membantu dan melindungi wanita", kata Kalpana Viswanath, peneliti Jagori, salah satu organisasi advokasi wanita di India. Jagori memang getol dalam mendorong pejabat dan pengelola kota untuk fokus pada pembangunan berbagai fasilitas kota yang lebih aman bagi perempuan. Penelitiannya mencakup rekomendasi pada pencahayaan yang lebih baik, trotoar luas, zonasi lebih bijaksana - dan apa yang dia sebut sebagai pendekatan "holistik" dalam merancang kehidupan kota yang lebih sekaligus aman bagi wanita.
Pembuat fight back mengatakan para pejabat senior polisi di Delhi dan kota-kota India lainnya telah menyatakan minat pada aplikasi itu. Mereka berencana menjalin kerjasama formal ke sistem yang mereka bangun. Proses persetujuan dan pelaksanaannya akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.